Part 25

506 40 0
                                    

***
Jam menunjukkan pukul 1 malam, tapi di salah satu kamar ada seseorang yang terusik dalam tidurnya. Tubuhnya menggigil dan keringat mulai bercucuran dari dahinya, padahal AC di kamarnya bersuhu normal.

"Eunghh dinginn" gumamnya dengan tubuh yang menggigil. Dia langsung beringsut di bawah selimut sampai menutupi semua badannya.

"Shhh dinginn bangettt..abangg kakakk dinginn hiks hikss."

"Aku butuh kaliann hikss ini dingin bangett hikss."

Disisi lain dikamar Jeonghan, ia terbangun karena perasaannya nggak enak kayak terjadi sesuatu dengan salah satu adeknya. Ia langsung keluar kamar dan menuju kamar adek-adeknya. Pertama ia pergi ke kamar adek bungsunya.

Setelah berada tepat di depan kamar adek bungsunya, ia langsung memilih membuka pintu kamar tersebut dan yang ia lihat adeknya tidur dengan damainya, membuat ia yakin bahwa adek bungsunya tidak apa-apa. Setelah itu ia pergi kekamar adeknya yang lain, sampai terakhir yang belum ia cek kamar Wonwoo.

Cklekk

Saat pertama kali membuka pintu, Jeonghan melihat pemilik kamar tersebut meringkuk didalam selimut, ia langsung menghampirinya dan menyibak selimut itu. Tetapi setelah itu ia terbelalak kaget saat mendapati adeknya itu berkeringat dan menggigil.

"Astaga Wonu kamu berkeringat kayak gini kok ditutup selimut sihh badannya, nanti panas loh."

"K-kakak hiks hiks tapi ini d-dinginn bangett hikss, Wonu ng-nggak hiks ta-tahan." isak Wonwoo lalu memeluk erat kakaknya yang duduk di sisi kasurnya, mencari kehangatan disana.

"Ya ampun dek, badan kamu panas banget padahal tadi udah minum obat penurun panas, tapi kok ini malah naik panasnya." ucapnya dan membalas pelukan itu dengan sesekali mengusap keringat di dahi adeknya.

"Kita ke rumah sakit ya takutnya nanti ada apa-apa, ini badan kamu panas banget loh dek terus kamu juga pucet banget."

"Ng-nggak mau kak, disini aja nggak mau ke rumah sakit. Malam ini kakak temeni Wonu tidur ya...terus jangan tinggalin Wonu sendiri, hngg?" ucap Wonwoo sembari mendongakkan kepalanya menatap kakaknya dengan tatapan memohon dan juga sendu.

Jeonghan yang melihat itu langsung mengangguk dan berbaring disamping Wonwoo lalu membawa adeknya ke dalam pelukannya, tanpa sadar air matanya turun begitu saja karena nggak tega melihat wajah adeknya yang begitu pucat dengan tubuhnya masih sedikit menggigil. Wonwoo yang merasa tubuh kakaknya sedikit gemetar sontak mendongakkan kepalanya.

"Kakak hiks jangan nangis hiks maafin Wonu dah buat kakak khawatir." ucapnya sembari mengusap air mata kakaknya dengan tangan gemetar.

"Hiks hiks kamu jangan sakit, kakak nggak tega lihat kamu kayak gini."

"Wonu juga nggak mau sakit kak, tapi Wonu nggak bisa apa-apa hiks, jadi ya gini hiks hiks..." ujarnya lalu membenamkan wajahnya di ceruk leher Jeonghan tanpa melanjutkan perkataannya.

Jeonghan diam, yang ia lakukan sekarang hanya mengusap rambut adeknya berharap dia bisa tidur lagi karena ini masih larut malam. Beberapa saat kemudian ia mendengar dengkuran halus dan nafas yang teratur dari adeknya, ia tersenyum tipis dan menghela nafas lega karena adeknya bisa kembali tertidur.

Jeonghan memutuskan terus disamping adeknya, takut kalau nanti dia terbangun dari tidurnya dan mencarinya saat melihat sosok yang dicarinya tidak ada di sampingnya.

"Get well soon, sayang."

Jeonghan mendekatkan wajahnya dan mengecup pipi Wonwoo lalu ikut menuju alam bawah sadarnya, dengan aroma khas Wonwoo yang membuatnya tambah mengantuk dan cepat terlelap.

HIDDEN DISEASE | SVT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang