Happy reading
<3
-------------------------------"Panggilan untuk murid kelas 11 bernama Yang Jungwon dipersilahkan ke ruang guru, sekarang. Terima kasih"
Pemberitahuan itu terdengar jelas di pendengaran seluruh warga sekolah
"Sengaja bikin gw malu ternyata" gumam Jungwon yang lagi berada di kelas
*BRAKKK
Jungwon menggebrak meja sambil berdiri
"Eh ayam!!" Gebrakan Jungwon mengagetkan seluruh ruangan. Jungwon berjalan keluar untuk ke ruang guru, saat masuk ke ruang guru, dia menatap adek kelas itu benci.
"Ada apa lagi kali ini?" Angkuh Jungwon duduk
"Jungwon! Saya belum menyuruh kamu duduk, ga sopan sekali kamu? Ini sifat asli kamu ya?"
"Ssstttt udah!" Sela Jungwon, menaruh telunjuk di bibirnya sendiri menandakan suruh diam"Poin saya dipanggil apa? Jangan melenceng membahas sifat asli, atau palsu saya. Lagian kenapa kenal sama sifat baik saya aja?" Lanjut Jungwon
"Jungwon!" Bentak guru itu
"Apa!" Balas jungwon kesal"Hufft...sudahlah! Saya sudah memikirkan bahwa kamu yang bersalah di sini, saatnya minta maaf"
"Ngapain? Dia yang salah, bukan saya. Lagian saya emang ga salah, sekalian noh di hukum anaknya"
"Tau apa kamu tentang hukum? Keadilan berjalan di sekolah ini!" Marah ibu dari adek kelas itu"Harusnya saya yang nanya, emang tau apa anda tentang hukum dan keadilan?? Saya memang kurang tau tentang hukum, tapi saya tau betul bagaimana hukum itu berjalan saat ini. Hancur, anda tau? Keadilan apa nya? Jelas saya ga mendapatkan itu"
"Kamu emang ga pantes dapet kaya gitu!"
"Berisik, Buk! Tinggal minta maaf, ribet amat"
"Kurang ajar! Kamu yang salah, kamu yang harus minta maaf, jangan menguras emosi saya""Hahaha, kalau saya kuras duit ibu, mau gak?"
"Gila kamu? Ga mampu, kah?"
"Mampu, bahkan beli tas ibu ini juga mampu"
"Sekarang, minta maaf dengan anak saya""Minta maaf dulu dengan kakak saya"
"Emang anak saya ngelakuin apa sih?"
"Dia ngomongin Kakak saya Yatim, dan ada ember berisi air di atas pintu kelas, kakak saya kena jebakan itu, pelaku nya anak ibu sendiri! Kurang jelas?"Jungwon menatap langit-langit ruangan, menghembuskan nafas untuk lebih tenang
"Mana ada! Kamu jangan fitnah, kak!"
"Fitnah? Kepala mu fitnah. Kamu pikir pengelakan bisa nyelesain masalah, dek? Ngaku aja sekarang"
"Ga! Gw ga salah" ucap nya sambil berdiri, lalu pergi"See? Intinya, anak ibu harus minta maaf dengan kakak saya! Kalau anak ibu terus-terusan kabur dari masalah, saya ga bisa nerima hal kaya gini, permisi"
Jungwon membungkuk, lalu pergi"Udah ngelakuin, ngelak lagi" Gumam Jungwon kesal, berbelok kembali ke kelas. Semua pandangan mengarah pada nya yang berjalan tegak
"Ga usah liatin saya, saya bukan artis" temen sekelasnya langsung buang muka, ada yang nundukJungwon kemasin barang-barang
"Dongpyo, nitip absen lagi" ucap nya sambil berjalan keluar
"Besok Mak nya Sunoo ama bapak gw nikah. Akhirnya punya mamah juga, hufftt. Gw sedikit takut untuk kedepannya...gw ga bisa menjamin semua baik-baik aja." Jungwon beralih menatap jalanan
Selama perjalanan dia hanya seperti itu, hingga pulang hanya diam dengan tatapan kosong
"Jungwon pulang" ucapnya sambil membuka pintu
"Haloo Jungwon" sapa Mamah Sunoo. Jungwon membalas dengan tersenyum kecil
"Kenapa? Lagi sedih?" Jungwon mengangguk
"Kenapa sedih? Mau cerita sama tante?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Dadakan
Fanfiction❝ Jangan pernah melupakan aku, Kak. Benang yang terputus akan bisa tersambung kembali karena adanya ikatan ❞ End. ©imoloo