Happy reading
<3
-------------------------------Setelah kejadian kemarin, Lisha selalu di hantui buruknya masa lalu yang ia jalani. Beliau menjadi suka berdiam diri tanpa sering ngomong seperti sebelumnya. Seperti sekarang, Lisha memotong cabai tapi dengan pandangan kosong ke depan
"Mah, hati-hati pisau itu bisa ngelukain tangan" ucap Jungwon memegang lengan Lisha. Lisha tersentak setelah merasakan sentuhan kulit dingin Jungwon
Lisha beralih menatap Jungwon, pandangan nya masih sama kosong
"Mamah sakit? Semenjak kejadian kemarin, mamah jadi beda gini. Mamah kenapa? Ada yang salah?"
Jungwon menatap mata Lisha khawatir"Panggilan itu, panggilan untukku yang gagal abadi karena kesalahan ku sendiri" pandangan Lisha menjadi kabur, karena air mata memenuhi pandangannya
"Mah, kok nangis..? Mamah kenapa?" Lisha langsung memeluk Jungwon, Jungwon membalas pelukan itu, walau perasaan bingung masih mendominasi
"Maafin mamah, nak" Suara bergetar itu membuat Jungwon Déjà vu kembali.
"Maafin mamah, nak..maafin" Suara yang entah dari mana menyelip Suara Lisha yang mengucapkan maaf berulang kali, Suara itu bergema
"Dari mana suara asing itu? Kenapa menyelip tangisan mamah? Dan suara itu hampir mirip dengan suara mamah" Bingungnya, sebuah memori lama tiba-tiba terlintas hanya sekejap.
Kata maaf yang bergema mulai kembali terdengar, tapi di tambah dengan tangisan bayi yang menyerang pendengaran nya. Jungwon menutup telinga nya, rasanya sakit
Lisha menatap Jungwon, beliau panik melepas pelukan nya
"Ju–Jungwon! Kamu kenapa, nak?"
"Agh! Berisik, jangan meminta maaf berulang kali! Hentikan tangisan bayi itu!! Ku mohon, itu berisik"
Teriak Jungwon. Dia berteriak kesakitan berulang kali"Ini kenapa?" Panik Ayah nya masuk ke dapur, bersama Sunoo di sebelahnya
"Jungwon, lo kenapa?" Sehabis Sunoo bertanya, Jungwon langsung diam, tangannya bergetar
"Kamu kenapa..?""Tangisan bayi, dan ucapan kata maaf terdengar di telinga ku. Aku ga tau itu dari mana, suara nya mirip dengan suara mamah" Jelas Jungwon. Lisha terdiam kaku, dia tau yang di maksud Jungwon
"Maaf.." batin Lisha sambil menunduk
"Lo sekarang udah gapapa, kan?"
"Udah. Tapi bayi itu—"
"Jangan di pikirkan!" potong Sunoo cepat"Apa yang terjadi dengan ku.." gumam Jungwon
"Sudahlah, mending lo duduk, mamah juga istirahat. Biar Sunoo yang masak" ucap Sunoo mengambil alih pisau dan mulai memotong cabai yang tadi
"Kenapa masih di sini? Ayo, jangan berkumpul di sini. Biarkan aku masak dengan tenang, ya" ucapnya lagi. Ayah, dan Jungwon pergi, kecuali mamah nya
"Sunoo, mamah merasa bersalah"
"Mah, udah. Semua akan ketahuan pada masanya"
"Mamah khawatir tentang itu, Sunoo"
"Itu masa lalu, mah. Lebih baik kita menyerah, jangan menyembunyikan terlalu lama""Sunoo, mamah tetap khawatir"
"Kita bisa apa? Bahkan aku pun tak tau apa-apa. Aku tau, nanti aku juga bakal di salahin, padahal kejadian itu saat aku masih kecil dan ga tau apa-apa""Udah yaa, mamah istirahat di kamar. Nanti kalau makanan nya udah matang, aku bakal anter ke kamar" Lanjutnya kembali fokus. Lisha pergi dari dapur
"Aku pun ga tau, ini kesalahanku atau bukan. Gimana pun itu bakal ketahuan, kapan pun waktunya" ucap nya sambil mengiris bawang.
Dia lanjutkan memasaknya hingga selesai, menaruh dengan lihai di piring makan. Berjalan semangat membawa tiga piring makan menggunakan nampan. Memasuki kamar nya untuk memberi Jungwon, dan berjalan ke kamar orangtuanya
"Makanan nya sudah siap, silahkan dinikmati" ala-ala pelayanan kerajaan, dia membungkuk dengan Elegan, memutar tangan kanan nya dua kali, dan menaruh di dada setelahnya, kaki kanan yang di silangkan ke belakang kaki kiri. Tangan kirinya memegang nampan, lalu berjalan keluar
"Waktunya makan" riangnya menuruni tangga
*tokk
*tokkk
*tok"Eh? Siapa yang berkunjung di siang hari gini?" Bingung nya berjalan ke pintu utama, lalu membukanya. Senyum nya langsung pudar saat tau itu siapa. Muka nya menjadi datar, mata nya menjadi tajam
"Kenapa kau ke sini lagi?"
"Minggir, aku ingin bertemu Jungwon"
"Nyonya Marina yang terhormat, berbalik lah dan berjalan keluar sebelum aku memaksa mu untuk keluar dari sini" ancam Sunoo"Oh ya? Kau berani rupanya?"
"Why not, bit*h?" Senyum remeh Sunoo
"Anak pelakor jangan bergaya!"
"It's you! Kamu pelakor nya""I don't fu*king care, bye" Marina pergi menaiki tangga, memasuki kamarnya dan Jungwon
"Cape emang ngadepin manusia kaya dia, makan aja deh gw" Sunoo berjalan ke dapur dan makan sendiriMari kita ke sisi Marina
"Jungwon lagi makan?"
"Eh, mamah? Iya lagi makan"
"Masak sendiri ya? Keliatan enak" senyumnya
"Enggak, Sunoo yang masak" balas Jungwon.Marina mengambil piring itu, dan makanan nya di buang ke tempat sampah kecil di kamar
"Mah! Kok dibuang sih?"
"Itu ada racun nya! Kamu hati-hati kalau dia yang masak. Percaya sama mamah" tekan Marina
"Gak! Itu ga ada racunnya, mamah kenapa sih?"
"Mamah tuh ngelindungi kamu, Jungwon!""Ya gak di buang, mah! Itu sama aja ga ngehargai"
"Dia aja ga ngerhagai mamah, Jungwon!"
"Mamah juga gak ngerhagai Mamah Lisha"
"Jungwon, jangan nge bela dia. Dan jangan panggil dia mamah, mamah kamu cuma di depan kamu ini!""Mamah jangan egois mah" ucap Jungwon
"Ga perduli, intinya cuma Mamah Marina yang mamah kamu, Lisha bukan mamah kamu""Sejak kapan saya bukan mamah nya?"
"Oh, hay Lisha. Kenyataannya hanya aku mamahnya""Perlu kau ketahui, aku memiliki ikatan yang lebih kuat dengan Jungwon dari ikatan mu dan Jungwon" bisik Lisha, lalu tersenyum licik
"Tapi aku tak yakin dia akan mengakui itu nanti"
"Bagaimana pun, aku akan menang, Marina" Lisha menepuk bahu Marina, dan menatap Jungwon"Jungwon, sini ke kamar mamah" ajak Lisha tersenyum, Jungwon mengangguk
"Jungwon tinggal ya" ucap Jungwon ke Marina. Mereka keluar, tersisa hanya Marina"Lisha sialan! Gimana pun, tetap aku yang menang. Kau boleh tersenyum kemenangan saat ini, tapi tidak dengan nanti. Jungwon akan jijik mengakui dirimu sebagai mamah nya, dan akan lebih memilih aku" smirk nya lalu keluar dari kamar
"Aku akan terseret juga nanti nya" ucap Sunoo yang dari tadi udah dengar semuanya
"Aku akan menyalahkan mamah, dan mendiang ayah jika aku terseret. Aku ga peduli status yang ku salahin itu siapa, tentunya mereka tetap salah, bahkan Jungwon dan aku hanya beda setahun."
Gumam SunooTbc.
Kira-Kira ada apa sih? Penasaran ya?
Btw, Jungwon kecepetan sekolah yaa, makanya sekolahnya samaan gitohh
Jaga kesehatan papay
( ◜‿◝ )♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Dadakan
Fanfiction❝ Jangan pernah melupakan aku, Kak. Benang yang terputus akan bisa tersambung kembali karena adanya ikatan ❞ End. ©imoloo