Arcade Game

302 51 4
                                    

Happy reading
<3
-------------------------------

Sunoo sedang bersiap-siap untuk jalan-jalan di luar. Jungwon membuka pintu kamar Sunoo secara tiba-tiba, Sunoo sempat kaget tapi menahan untuk tidak terlonjak

"Lo mau keluar?" Tanya Jungwon menyender di pintu, menyilangkan tangannya. "Kalau iya kenapa? Masalah buat lo?" Ucap Sunoo sewot

"Oh" setelah menjawab dengan singkat, dia langsung pergi dari kamar Sunoo. "Apaan dah? Ga jelas banget jadi manusia"

Ga usah berlama-lama untuk bersiap, Sunoo langsung keluar, dan mengunci kamar. Ia sangat takut kamarnya dibongkar oleh Marina atau duplikatnya, Jungwon.

Sunoo menuruni satu-persatu tangga. Lisha, serta Marina duduk di ruang keluarga, menonton acara di televisi. Cukup akur untuk kali ini

"Mamah" panggil Sunoo, Marina dan Lisha menengok bersamaan. "Gw ga manggil lo, ga usah nengok" Marina langsung membuang arah pandangnya kembali ke televisi

"Kenapa, Noo? Rapi banget, harum lagi. Mau kemana nih??" Tanya Lisha, "mau keluar untuk jalan-jalan" jawab Sunoo. "Mamah mau ikut? Mau ya? Temenin Sunoo, nanti kalau Sunoo hilang gimana?"

"Lo lebih baik hilang, daripada ada di sini" sahut Jungwon menduduki sofa di sebelah Marina. "Lo ga diajak, ga usah nyahut" balas Sunoo dengan nada ketus

"Jangan berantem terus. Yaudah Noo, kalau gitu mamah siap-siap dulu" Lisha bangkit setelah tersenyum kecil untuk Sunoo. "Heh anak har*m" panggil Marina tertuju untuk Sunoo, Sunoo sama sekali gak gubris. Lagian dia bukan anak har*m

"Sunoo, budeg kamu?" Nyolot Marina. "Paan sih njing? Manggil tukang sayur lo? Aneh bener hidup lo, dek" oceh Sunoo, "DEK?" Kaget Marina berteriak

"Mah, biarin aja lah. Mamah juga gitu, cari perkara terus" sahut Jungwon. "Ga jauh beda sama lo, Won" balas Sunoo. Jungwon diam, begitu juga Marina

Sunoo lebih memilih menunggu Lisha bersiap-siap. Sekali melirik tajam kearah Mak Lampir itu, "Apa? Mau ditonjok?" Ancam Marina. "Bocah monyet anying" gumam Sunoo sangat kecil

"Ayo Sunoo! Mamah udah siap!!" Panggil Lisha, Sunoo bangkit langsung mengajak Lisha cepat-cepat keluar. "Aduhh sabar, Noo..!"

Rumah itu akan hening, atau sebaliknya?? Daripada memikirkan ini, alangkah baiknya kita ikutin Sunoo sama Lisha jalan aja

"Ini kita mau kemana sih, Noo?" Tanya Lisha kepada Sunoo di dalam Taxi. "Kita mau ke Arcade Game!" Semangat Sunoo menjawab pertanyaan Lisha

"Mamah ga jago main gituan Sunoo" ucap Lisha dengan nada sedikit khawatir, "Ga masalah kok! Kan untuk seru-seruan aja, Mah! Biar Mamah sedikit fresh juga" Lisha bersyukur memiliki dua anak yang pengertian, walau yang satu kehilangan dirinya sendiri

Sambil nunggu sampai, mereka diem-dieman liat jalan. Menikmati pemandangan yang akan berlalu lewat secara cepat dari pandangan mereka. Pada akhirnya sampai di tempat arcade game

"Makasih ya, Pak. Ayo mah turun" ucap Sunoo sangat bersemangat setelah membayar Taxi, dengan segera mereka turun.

"Mah, ayo cepatt!" Buru Sunoo tak sabar, loncat-loncat kecil menunjuk bangunan game arcade itu, Lisha serasa melihat masa kecil Sunoo lagi. Perasaan yang membuatnya flashback ke masa lalu

"Iya, ayo!" Balas Lisha, mereka langsung memasukinya, cukup ramai di dalamnya. "Gimana kalau kita main air hockey dulu?" Tawar Lisha

"Wih, boleh tuh! Entar yaa, aku beli koin dulu, tunggu di sini bentarrr aja" Sunoo langsung lari, biar cepet. "Heh, ga usah lari!" tegur Lisha sambil berkacak pinggang, tetap aja Sunoo lari. "Bener-bener ini bocah"

Saudara DadakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang