"kak, jadi ikut kan?" tanya seorang remaja laki-laki pada kakaknya yang sedang rebahan dikasur.
"jadi, lumayankan bisa foto-foto disana" jawab sang kakak yang senyum-senyum menatap handphone.
"cihh, sok seleb, followers beli jangan sok keras" ejek sang adik.
"kai!! mending lu keluar dari kamar gue sekarang sebelum gue jedotin muka lu ke tembok" usir sang kakak.
"enggak ah, disini enak, banyak makanan, mana wifi nya kenceng lagi" tolak anak laki-laki yang bernama kai itu.
"kaiii!! keluar ngga! terlanjur sakit ati ya gue lu katain beli followers, gue emang cantik anjir, makanya gue terkenal" ucap sang kakak.
"idih, iyain dah, umur kaga ada yang tau" kai makin meledek sang kakak yang gampang emosi itu.
sang kakak bangkit, lalu memukulkan bantal pada sang adik.
"keluar ngga lu!!! gue jedotin beneran ya lama-lama" teriak sang kakak.kai hanya tertawa cekikikan sambil berlarian menghindari pukulan sang kakak. dalam sekejap mata, kamar yang tadinya bersih dan rapih berubah jadi kamar yang habis terkena badai.
"kaiii!!, lu berenti atau gue matiin beneran lu!" teriak sang kakak menggema diseluruh penjuru kamar.
"aaaaa takuttt!!! ada ningning ngamookkk!!" kai tetap lanjut berlari, begitupun mulutnya yang tetap lanjut meledeki ningning, kakaknya.
ningning dan kai adalah saudara kandung, kembar lebih tepatnya, ningning lahir 2 hari lebih awal dari kai, inilah sebabnya kai sering tidak sopan pada kakaknya. menurut kai, mereka itu seumuran hanya saja ningning malah keluar duluan. kai merasa terkhianati.
ningning mengambil dompetnya yang tergeletak diatas meja, tanpa ragu ningning melempar dompet tersebut ke arah kai, dan telat sasaran. dompet terbang itu mendarat dikepala kai.
dompet itu cukup besar, dan terdapat hiasan besi bertuliskan 'Dior' didepannya. hiasan itu melukai kepala kai. kai langsung memegangi bagian atas telinganya yang terasa sakit.
ningning yang melihat hal itupun langsung panik, dia berlari kearah kai, melihat kai yang berdarah ningning langsung berteriak sambil menangis.
beberapa saat kemudian...
"ayah capek-capek pulang kerja, kalian bukannya nyambut, cium tangan, eh malah berantem, kalian ngga malu apa? kalian itu udah gede" ucap sang ayah penuh penekanan.
suasana hening beberapa saat. kai dan ningning cukup takut dengan sang ayah. apalagi kalau sudah disidang begini.
"ningning! kamu itu yang lebih tua seharusnya ngalah dong sama adeknya. kenapa kamu pukul adek kamu?" tanya sang ayah dengan tidak santai.
"ning..ning... ngga sengaja pa... hikss" jawab ningning sambil menangis.
kai menatap sang kakak sedih, ini juga salahnya, meskipun kai sering jailin ningning, rasanya kai ngga tega liat ningning nangis.
"kai yang mulai duluan pah" ucap kai menginterupsi.
"kai yang gangguan kakak, kai tadi berantakin kamar kakak, terus kakak ngga sengaja lempar kai pake dompetnya karna kai ngga bisa diem" ucap kai pelan sambil menatap sang ayah. jujur kai juga takut dipukul sebenarnya.
"kalian emang sama aja! kalian itu anak nakal, ngga bisa diatur, ngga bisa sehariii aja bikin tenang! dasar! kalian emang sama aja kaya mama kalian, susah diatur!" teriak sang ayah pada kai dan ningning.
kai menunduk, sedangkan ningning semakin menangis. kai berusaha menenangkan kakaknya, kai memegangi tangan ningning untuk saling menguatkan.
"APAA!! kenapa kamu bawa-bawa saya! jelas-jelas mereka juga anak kamu!" teriak sang mama yang baru pulanh dari kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MOUNTAIN (TAMAT)
Fanfictionkisah petualang anak remaja yang mendaki mendaki sebuah gunung, lalu peristiwa tak terduga terjadi pada mereka. base berdasarkan mimpi writer-nim.