thirteen

252 19 0
                                    


Beomgyu melihat ryujin sedang bermain bola basket didepannya.
badan kecil ryujin sangat lincah menggiring bola, tapi ryujin tidak bisa memasukan bola itu ke keranjang. butiran keringat melelh di pelipis ryujin yang kelelahan.

"aaaghhh! ini gimana sih! gue ngga bisa" keluh ryujin. air mata ryujin berkumpul diujung mata hendak terjatuh.

"siniin bolanya" beomgyu berlari kearah ryujin yang putus asa.

ryujin pun memberikan bola itu kepada beomgyu. setelah menerima bola dari ryujin, beomgyu langsung mencoba memasukkan bola dalam keranjang. ternyata dia juga gagal.

"yah! hampir aja!" sesal beomgyu.
"alah nggak ganteng" ejek ryujin.
"ini tuh gara-gara angin! makanya tembakannya meleset" beomgyu mulai mengarang cerita untuk menutupi kegagalannya.
"kalo ngga bisa tuh ya ngga bisa aja, jangan nyalahin angin dong" ryujin berlari mengambil bola yang menggelinding jauh.

beomgyu menatap hangat ryujin yang tersenyum lebar memeluk bola basketnya.

"gyu! sini deh" pinta ryujin.
beomgyu pun mendekat pada ryujin. beomgyu langsung menahan bibir ryujin yang hampir mengatakan sesuatu.
ryujin pun terdiam, merasakan jari panjang beomgyu menempel di bibirnya.
ryujin menatap balik beomgyu yang juga menatapnya dengan pandangan teduh.

mata mereka saling bertaut. tanpa mengatakan hal apapun, mereka diam saling memandang dibawah sinar matahari yang mulai tenggelam.

"I just really miss you, shin ryujin" beomgyu memeluk ryujin dengan erat. air mata beomgyu turun membasahi pipinya sendiri.

beomgyu meraung sambil mengatakan bahwa dia sangat merindukan ryujin.
"I just... really.... re.. really miss you, ryujin" ucap baeomgyu disela tangisnya yang terdengar sangat sedih.

ryujin menepuk-nepuk punggung bidang beomgyu. ryujin mengembangkan senyum indahnya sambil menciumi pipi beomgyu sesekali.

"gue juga kangen banget sama lo gyu, asal lo tau, gue ngga pernah sedikit pun pergi dari lo" tangan kiri ryujin meremas kuat pinggang beomgyu untuk melampiaskan emosinya.

"aku nggak mau bangun ryu, aku nggak mau bangun, aku mau disini aja sama kamu. jangan usir aku please..." ucapan beomgyu yang memilukan membuat ryujin merasa bersalah.

beomgyu menundukkan badannya hingga dia bisa meletakkan kepalanya di bahu ryujin. ryujin pun mengelus lembut kepala beomgyu.

"kamu harus inget, kamu pacar pertamaku gyu, kamu tetep nerima aku apa adanya bahkan saat nyawaku pun udah nggak ada. aku sayang banget sama kamu, aku bakal selalu ada disisi kamu. nungguin kamu disini"

"kita ngga harus sama-sama terus gyu, kamu punya kehidupan, dan kamu harus lanjutin itu. makan yang enak, tidur yang nyenyak dan jangan lupa belajar basket ya. aku pengen liat kamu masukin bola ke keranjang" ryujin melepaskan pelukan beomgyu.

mata dan hidung beomgyu memerah sebab menangis.
ryujin mencium kening beomgyu.
"hidup yang baik ya sayang" pesan singkat ryujin sambil mengacak rambut tebal beomgyu.
"sininya belom di kecup huhu...." beomgyu menunjuk pipinya sendiri sambil menangis.
"jangan bertingkah deh!" ryujin berlari kembali ke lapangan. meninggalkan beomgyu yang menangis sesegukan dipojok lapangan.

beomgyu melihat dari jauh ryujin yang memainkan bola. badannya lincah loncat kesana kemari.

"ryujin!" panggil beomgyu.

ryujin pun menoleh, lalu melambaikan tangannya pada beomgyu.

bayangan ryujin memudar.
"makan yang enak sayang!! emmmuuachh!" teriak ryujin sambil melangkan flyng kiss pada beomgyu.

THE MOUNTAIN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang