twelve

211 19 3
                                    


Winter kini terbaring dikasurnya. tidak sepenuhnya terbaring, karna kasurnya dinaikkan sehingga winter berbaring setengah duduk disana.

matanya memandang ke samping menuju keluar gedung. kini dia sudah pindah ruangan, tidak lagi di UGD. melainkan diruang rawat vip yang tersedia dirumah sakit milik ayah giselle.

pemandangannya indah sekali dan terasa memuakkan bagi winter. karna sudah seminggu dia disini, tapi masih belum diperbolehkan pulang.

dari arah pintu datanglah jaemin sendirian masuk ke ruangan winter.

"bosen ya?" tanya jaemin begitu sampai didekat winter.

winter hanya menoleh, matanya menutup mencium aroma parfum yang menguar dari tubuh jaemin. winter suka itu.

winter mengangguk menjawab pertanyaan jaemin.

"uohh, kasian sayangnya jaemin, sini peluk dulu sini, sayang sayang" jaemin memeluk tubuh winter sambil mempoutkan wajahnya setengah aegyo didepan winter.

winterpun tertawa melihat tingkah jaemin. winter membalas pelukan jaemin, nyaman sekali.

untuk beberapa saat mereka berpelukan.

"winter, tau nggak sih aku tuh sayang banget sama kamu?" ucap jaemin sambil melepas pelukannya dari winter.
"tau" jawab winter singkat.
"pacaran yuk" jaemin menaik turunkan alisnya untuk merayu winter.
"enggak mauuu..." winter mendorong jaemin menjauh.
"kita tuh udah dijodohin loh, katanya kamu udah jatuh cinta sama aku dari lama, tapi kenapa? kenapa why? kenapa kamu nggak mau pacaran sama aku? hemm?" jaemin sedikit geregetan dengan penolakan yang terus dilakukan winter.

"ya karna kita bakal nikah kak jaem, kita pasti nikah, makanya aku nggak mau pacaran sama kak jaem" jawaban winter membuat jaemin speechles.

"ya terus kenapa gitu nggak pacaran? kamu latian jadi istriku dong" mata jaemin berkedip beberapa kali menyatakan kebingungannya.
winter tertawa melihat ekpresi yang dikeluarkan jaemin.

"kenapa?? kenapa ketawa" jaemin makin bingung melihat winter yang tertawa lebar hingga gummy smilenya terlihat jelas. jaemin jadi ikutan senyum, winter tidak murung lagi akibat kebadutan dirinya.

"aku nggak mau kita putus kak jaem, aku takut kita yang remaja ini menjalin hubungan, terus aku yang belum dewasa ini nyakitin kak jaem, terus kita putus. terus nanti kita jauh, aku nggak mau kaya gitu kak" ucap winter seketika setelah tawanya berhenti.

jaemin memajukan bibirnya kecewa.
"jadi aku ditolak lagi nih?" jaemin menatap memelas pada winter.

winte yang melihat wajah jaemin yang lucu itu langsung memalingkan pandangannya.
"iya, aku tolak kak jaemin, aku lebih suma dipanggil jomblo, biar bisa godain cowo depan komplek" canda winter pada jaemin.

lalu muncul sosok doyoung dengan kemeja birunya sambil membawa bungkusan ditangannya masuk ke ruangan winter.

mereka mengobrol dengan akrab. hangat sekali persaudaraan ini. orang tua hanya menjaga winter selama 5 hari. lalu mereka pergi lagi ke belanda karna urusan bisnis yang belum selesai. winter sedikit kecewa, tapi winter memakluminya, karna kamar yang ditiduri winter juga gila-gilaan mahalnya.

....

giselle saat ini sedang makan. tentu saja disuapi oleh mas jihoon, panda giselle yang imut tapi maskulin.

"udah" tolak giselle sambil menutup mulutnya agar sendok yang berisi makanan itu tidak masuk ke mulutnya.

"satu lagi..." ucap jihoon pelan.
giselle hanya menggeleng.
"biar cepet sembuh, gue aduin emak lo nih" ancam jihoon.
"aduin aja, nggak takut" giselle melewekan lidahnya pada jihoon untuk mengejek.

THE MOUNTAIN (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang