"Trisha?" ucap Dira sesaat setelah menyibak pintu rumahnya. Sahabatnya itu tidak memberi kabar terlebih dahulu, kalau ia akan datang.
Trisha tampak memaksakan senyumnya di depan Dira meski hatinya sedang tidak keruan. Namun kemudian, senyum Trisha perlahan surut saat mendapati Jesslyn juga ikut muncul dari balik pintu, tatapan mereka beradu.
"Elo di sini juga, Jess?" tanya Trisha berusaha sewajar mungkin.
Jesslyn hanya mengangguk datar.
"Ayo masuk, Tris," ucap Dira akhirnya. "Langsung ke kamar aja, yuk." Dira membimbing kedua sahabatnya.
Ketiganya kini sudah menghuni kamar Dira yang didominasi warna putih.
Trisha merasa ini waktu yang tidak tepat untuk berbagi perasaan tidak keruan yang ia rasakan saat ini pada Dira, tentu saja itu karena ada Jesslyn.
"Dari mana?" tanya Jesslyn lagi-lagi dengan intonasi datar.
"Eem ... dari rumah," jawab Trisha canggung.
Dira mengerti gelagat tidak nyaman Trisha. Kemudian, ia berusaha mencairkan suasana. "Eh, pada mau makan apa, nih? Kita pesan makanan, yuk."
"Aku enggak lapar, Ra," tolak Trisha.
"Nyemil-nyemil, kan, bisa." Dira tersenyum ceria seperti biasa. "Elo mau makan apa, Jess?"
"Apa aja."
"Kita pesan Piza aja gimana?"
"Boleh." Masih Jesslyn yang menimpali.
"Oke, gue pesenin sekarang." Dira mulai mengulir layar ponselnya. "Kalian mau toping apa?"
"Daging, " sahut Jesslyn.
"Elo Tris?"
"Apa aja, Ra."
"Oke, kita pesen toping daging dan sayur aja." Dira meng-klik pesanan pizanya. Jarinya masih menari di atas layar.
Sementara Jesslyn dan Trisha masih hening, seperti dua orang asing yang baru saja bertemu. Trisha menyelipkan anak rambut ke belakang telinga--menghalau rasa tidak nyaman.
"Beres, tinggal tunggu piza delivery-nya dateng." Dira menoleh ke arah dua sahabatnya yang tampak canggung satu sama lain itu. Satu embusan napas kemudian lolos. "Guys, ayolah, kenapa kalian kek awkward gini, sih?"
Trisha seketika menoleh sesaat ke arah Jesslyn dengan senyum samar, kemudian kembali menatap Dira. "Awkward gimana?" elaknya.
"Oke ...." Jesslyn mengambil ancang-ancang. "Sekarang gue mau nanya ke elo, Tris."
Sudah Trisha duga. Jesslyn pasti akan mencecarnya.
"Elo staycation berdua sama Ervan, sementara kalian bilang kalau kalian staycation bareng kita? Apa maksudnya, Tris? Apa biar elo dapet izin?"
Kali ini Trisha tidak bisa menghindari pertanyaan sarkasnya.
"Tris?" panggil Jesslyn ketika Trisha masih terdiam.
"Jess--"
"Lo diem dulu, Ra!" potong Jesslyn langsung yang membuat Dira bungkam seketika.
"Gue ... gue minta maaf."
"Terus?" Jesslyn melipat kedua tangan di perut. Style khasnya saat mencecar lawan bicara. Gadis berwajah oriental itu tampak menuntut penjelasan lebih.
"Gue nggak bermaksud melibatkan kalian, tapi ...."
"Tapi apa? Apa berbohong itu ide dari pacarmu, hum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jagat Raya Trisha (Completed)
RomanceAwalnya Ervan berniat untuk mempermainkan gadis bernama Trisha Putri Admaja, menghancurkan masa depannya, lalu ia tinggalkan begitu saja. Persis seperti perlakuan yang didapat kakak perempuannya dulu. Dendam serta kebencian mengalir deras di dalam d...