Happy Reading Minna!
Sambil merapatkan jaket dan mengencangkan syal, Kita berjalan menyusuri trotoar kota dengan berbekal daftar barang dari ibu-nya. Ia melihat lihat kearah jalanan yang lumayan sepi, mungkin orang orang memilih berdiam diri di dalam rumah, tanpa harus menikmati diraih-nya salju yang begitu lebat malam ini. Kita mengeluarkan daftar barang yang dicatat di secarik kertas, membaca-nya kembali, semisal ada barang yang lupa dicatat. Tetapi sudah lengkap barang yang dibutuhkan di dalam catatan.
Kita menganguk pelan dan memasukkan-nya kembali kedalam saku jaket.
Ia berjalan melewati beberapa gundukan salju yang semakin tinggi di pinggiran trotoar. Dan beberapa para pekerja jalan membersihkan salju, banyak diantaranya hanya memakai baju untuk bertugas dan menambahkan jaket. Kita menyapa mereka dengan senyum ramah, dan dibalas senyuman ramah pula dari para pekerja pekerja itu.
Kita kembali berjalan melewati beberapa toko yang mulai tutup, dan mungkin mini market yang dituju Kita masih buka, walaupun salju turun semakin lebat.
Malam semakin larut dan salju masih menurunkan bunga-nya dengan perlahan dan lembut jatuh di setiap tempat. Seperti perasaan seseorang yang sedingin salju saat mengungkapkan, namun lembut dihati saat mulai salju berjatuhan. Tetapi ada rubah yang kedinginan merasakan sakit di relung hati-nya yang dalam. Ia bersembunyi di balik pohon, seakan dirinya baik baik saja saat ditanyai oleh sang pohon.
Kita menghela nafas-nya senang. Karena mini market yang ia tuju, masih terbuka lebar, menerima setiap orang yang ingin masuk kedalam. Ia segera melangkah masuk kedalam mini market itu.
"Oyasumi Kita-kun, bagaimana kabarmu? Akhir akhir ini kau jarang ke tempatku"
Seseorang menyapa Kita di meja kasir, ia tersenyum begitu hangat menyambut kedatangan Kita. Kita membungkukkan tubuh-nya dan membalas senyum laki laki tua itu.
"Oyasumi, Hazegawa-san akhir akhir ini ada ujian mendadak di kelas 3, jadi saya tidak ada waktu untuk keluar dari rumah, kecuali mama menyuruhku" Jawab Kita, sambil menyelipkan senyum diakhir kata.
Laki laki bernama Hazegawa itu tertawa dan mangut mangut ke arah Kita.
"Berbelanjalah, aku memberimu diskon karena hari natal dan tahun baru sudah dekat."
"Terima kasih Hazegawa-san"
Kita berbalik badan dan berjalan memasuki tempat tempat yang berisi beberapa barang yang dibutuhkan oleh ibu-nya. Sesekali melirik harga dan menjumlahkan, menghitung-nya dan menggabungkan-nya dengan diskon yang disediakan. Kali Kita dengan tepat menghitung seluruh jumlah barang, dengan keranjang penuh, Kita berjalan ke meja kasir dan membayar-nya.
"Jangan bilang kau menghitung-nya sebelum kau berikan ke kasir?" Tanya laki laki itu "Aku tahu sifatmu anak muda"
"Ah, kau benar Hazegawa-san, aku menghitung-nya agar uang ku bisa pas saat membayar" jawab kita sambil menggaruk tengkuk-nya yang tidak gatal. Laki laki tua itu hanya menggeleng dan tersenyum kearah Kita.
Setelah mendapat belanjaan-nya, Kita segera keluar dari mini market dan berjalan melalui jalanan yang ia pakai tadi.
Saat dijalan, Kita tiba tiba berhenti saat melihat sebuah palang menutupi jalan yang ia pakai tadi. Ia menoleh mencoba mencari pekerja yang ia sapa tadi sudah tidak ada di tempat.
"Jalan-nya ditutup? Apa aku pakai jalan pintas"
Kita ingat jalan pintas yang ia pakai untuk bisa langsung menuju rumah, ia tinggal belok ke kanan, melewati restoran terkenal disana dan setelah itu belok ke kiri.
Tanpa basa basi lagi Kita langsung berjalan melalui trotoar yang sudah bersih dari gundukan salju, mungkin sebelum pergi, para pekerja tadi sudah lebih dulu membersihkan-nya.
Dari kejauhan, Kita dapat melihat baliho yang bertuliskan nama restoran beberapa meter dari tempat ia berjalan.
'Aku tinggal belok ke kiri dan menunggu sambutan dari mama di depan rumah'
Kita mempercepat jalan-nya, dan sedikit melambat saat menatap ke arah kaca restoran.
Kedua bola mata Kita membulat.
Nafas-nya berseru begitu cepat, merasakan dingin-nya salju yang begitu menusuk kulit. Bukan kulit saja, tetapi hati.
Kita menatap tidak percaya ke arah sosok orang yang kembali menatap-nya dengan tatapan mengejek. Yaitu Sakusa. Tangan-nya terhenti saat mengusap ujung bibir Atsumu. Dan membalas tatapan rendah dari Kita.
Kaki Kita terasa berat dan kaku. Syal yang menutupi mulut-nya tidak begitu mempan menahan dingin-nya salju yang menusuk tiap jengkal tubuh-nya.
Kita tidak mengerti perasaan apa ini.
Dadanya begitu sesak.
Namun tidak bisa diukirkan.
Sakusa melanjutkan aktivitas-nya dalam membersihkan bibir Atsumu, setelah-nya ia mencium tipis pipi Atsumu dan memasang smirk kearah Kita.
Kita dapat melihat wajah memerah Atsumu yang dilakukan oleh Sakusa.
Entah apa itu yang menarik kaki-nya untuk segera pergi dari tempat itu, Kita memalingkan wajah dan berlari meninggalkan restoran yang membuat mata-nya sembab.
Baru kali ini. Kita menangis demi seseorang yang tiba tiba muncul di hati-nya.
Ia berlari mengarungi salju dengan berderai air mata.
"It's hurt tsum"
Jangan Lupa Tinggalkan Vote! Arigatou^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Changes 1 - ||AtsuKita||
FanficMungkin kalian pernah merasakan cinta lokasi? Dan pandangan pertama itu membawa sebongkah cinta yang menyakitkan, mengaliri nadi dan perasaan, mereka menyusunnya bagi puzzle di dalam relung hati. Namun, musim dingin penghancur segalanya. Karena musi...