๑chXXII🏍️

6.7K 535 4
                                    

~ NG ~

Pukul 11.38 siang

Menunggu jeno cuti dari pekerjaannya membuat nana semakin hari semakin merasa bosan! Padahal jeno baru besok cutinya, tapi nana sudah tidak sabar. Karena hari-harinya diisi dengan hanya beristirahat, nonton tv, makan dan tidur. Tidak ada teman yang bisa diajak berbicara, kecuali debaynya.

Mau nelepon suaminya tapi takut ganggu.

Berbaring menyamping sambil memandang langit-langit ruang tamu dengan pandangan bingung, sesekali hembusan nafas berat ia keluarkan, dan gerak-gerak gak nyaman karna pegal. Terlalu lama rebahan juga itu tidak baik.

"Aish apa yang harus kulakukan?" Gumamnya, lalu bangun dan duduk menyandar. Memikirkan cara supaya ia tidak merasa bosan.

Mengambil handphone disaku celana saku over size nya, nana membuka aplikasi driver. Ya, ia ingin pergi keluar rumah dengan memesan taxi. Jangan salah, nana sudah banyak belajar bermain ponsel, bahkan sekarang ia juga bisa menggunakan laptopnya jeno.

"Minno-ya kita keluar yuk? Nanti beli es krim juga, kamu setuju kan sayang?" Tanya nana pada baby-nya, yang tentu mendapatkan tendangan ringan.

Mengusap-ngusap perutnya dan tersenyum, nana bangkit dari sofa dengan pelan sambil menopang pinggangnya. "Huhh~ kamu makin bertambah berat," ia menghela nafas lega "-sabar ya taxinya akan segera tiba, nanti kamu jangan bilang-bilang sama appa ya kalau buna pergi keluar, oke ?"

Kalau sampai bilang-bilang sudah pasti nana tidak akan diizinkan. Sebelum itu nana pergi kekamar untuk mengambil coatnya, bukan kamar yang diatas kok, yang lain yang berada dibawah juga ada beberapa bajunya yang disimpan.

.
.
.

Blam

Setelah masuk dan duduk, nana menutup pintu mobil taxinya dan meminta pada supirnya agar diantarkan ketempat tujuan.

"Ahjussi, tolong antarkan ke taman yang dekat kota ya.." Pinta nana pada namja paruh baya itu, yang usianya 45 tahunan.

Paman supirnya melihat kaca yang diatas untuk melihat penumpangnya, itu kaca apa sih mna nya?

"Siap mbak.., eh tuan maksudnya, ahh maafkan saya, saya tidak menyadarinya" kata supirnya, ia salah mengira kalau jaemin itu perempuan.

"Haha tidak apa-apa paman, tidak perlu formal padaku, santai saja" balas nana ramah

Si paman tertawa pelan dan mengangguk "Baiklah nak, saya pastikan sampai dengan selamat dan aman"

.

.

.

Sesampainya ditaman~

"Ahjussi ini uangnya, dan terimakasih"

Si paman berbalik kebelakang dan menerima uangnya, saat nana akan turun- "chankkaman nak, apakah tidak ingin ditunggu saja?" Tawar sipaman baik hati, ia khawatir karena nana pergi sendirian dalam keadaannya sekarang.

Didalam perjalanan juga nana bertanya-tanya apakah ditaman itu suka ada anak kecil yang bermain atau tidak.
Dan si paman menjawab biasanya kalau siang-siang begini anak-anak kecil tidak ada banyak yang bermain, mungkin disore hari baru akan ramai. Tapi disetiap waktu selalu ada kok 2 atau 3 orang anak kecil.

Tidak Imoet ! || Nomin • END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang