A:Gendongan Aldibar

18 1 0
                                    

Terlihat Naina yang sedang berjalan menyusuri supermarket, entah apa yang sedang di carinya

Tak lupa ranjang berisi kebutuhannya di tangan kirinya, ia sedang melihat ke atas, tangan nya pun terulur mau mengambil sesuatu

Naina ingin sekali menyumpahi seseorang yang membuat rak setinggi itu. Naina sudah berjinjit seperti penari balet, entah kenapa usahanya pun tidak ada hasilnya

"Gue nggak pendek-pendek amat loh ini, kenapa masih nggak nyampe..aduh" gerutunya yang tangan kanannya masih berusaha meraih

"Aakkhh"

Naina kehilangan keseimbangan, pergelangan kakinya pun menekuk cukup parah

Ada tangan yang melingkar di bahunya sebelum ia terduduk di lantai

"Akhh..aahh" Naina meringis kesakitan tak sadar satu tangannya mencengkram baju orang tersebut

"Kulkas sakit jangan di pegang" Lanjut Naina yang air matanya sudah mulai keluar

Aldibar bingung sendiri melihat Naina sangat kesakitan, tanpa berfikir lama Aldibar langsung menggendong Naina

Naina sungguh tidak peduli Aldibar mau membawa nya kemana dan dengan cara apa. Naina masih melingkarkan tangannya ke leher Aldibar, sambil menyembunyikan wajahnya ke dada bidang Aldibar 
---
"Kulkas kaki gue?..hiks..hiks"

Terdengar suara Naina menangis masih dalam gendongan Aldibar

"Kaki Lo nggak papa Naina" Jawab Aldibar menenangkan, itupun kontras dengan mukanya

"Bentar lagi lomba, kaki gue gimana kulkas?, Gue nggak bi-" Ucap Naina terpotong

"Bisa nggak, ga usah pikirin itu dulu.." Aldibar menghentikan langkahnya beralih menatap Naina

Naina menatap Aldibar dengan mata sembabnya. Naina tidak ingin mengecewakan coach dan teman-temannya. Semuanya sudah ok tinggal gladi, selesai

Naina bukan orang yang membatalkan nya tiba-tiba, ia akan berusaha se profesional mungkin. Bisa aja kalau satu nggak bisa nggak bisa semua, dan semuanya bakal kecewa karena ini lomba terakhir di SMA

Temannya tidak sejahat itu, mereka semua bakal mengerti. Tapi Naina tidak akan mengecewakan siapapun

Aldibar menghembuskan nafasnya panjang

"Kaki Lo cuma keseleo Naina" Lanjut Aldibar kalem

"Sakit banget Aldibar" Ucap Naina dan langsung membenamkan wajahnya di dada Aldibar menyembunyikan sesenggukan nya

Aldibar terbengong sesaat, Naina menyebut namanya?. Itu terdengar indah di telinga Aldibar, sungguh

_________

"Kulkas?...ini dimana?" Tanya Naina yang setengah sadar, melihat sekeliling dan menyadari ia sekarang sudah ada di rumah tua sederhana

Sebelum Aldibar menjawab, terlihat seorang nenek yang sedang berjalan menuju ke dua anak muda tersebut, nenek itu duduk di depan kaki Naina dan tangan nya pun bergerak bebas

Naina yang masih mencengkram baju Aldibar pun hanya menatapnya bingung saja, Aldibar masih menopang punggung Naina

Nenek itu terus meraba pergelangan kaki Naina, sambil membaluri minyak. Aldibar menatap Naina yang masih menahan sakit, dan sesekali pandangan mereka bertemu, Aldibar melihat tatapan Naina yang khawatir

'Kcllekk'

"AAAAAAAAAAAAAAAAA"

Terdengar suara nyaring dari pergelangan kaki Naina, di saat itulah Naina menjerit menjambak rambut Aldibar hingga Aldibar menghadap ke atas

AldibarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang