A:Mel><Maaf

11 1 0
                                    

"Terima kasih" ucap Aryan sambil tersenyum ke Mel setelah Mel memberikan apa yang ia inginkan
__

"Mel Lo nggak papa kan?"

"Gila tu cowok,,cekik Gue kenceng banget.."

Gerutu Mel yang lagi di toilet bersama Tamara dan Viona

"Gue kira dia nggak bakal bales saat Gue nantang dan cengkram bajunya,,tapi Dia malah lebih parah...cowok apaan, berani berantem sama cewek"

Gerutu Mel yang tak berhenti-henti ngumpat

"Ini bukan masalah cewek atau cowok, mungkin karena Lo ganggu Naina" jelas Tamara

"Jangan ganggu Naina lagi deh Lo,, semua orang tau kalo adiknya tu preman sekolah.." saut Viona

"Lo tau sendiri kan,, Reagan aja di pukulin sampek babak belur,, coba Lo inget-inget..siapa di sekolah ini yang berani sama Reagan,, cuma dia doang...ini Reagan Lo Mel" lanjut Viona

Mel langsung terdiam tak menjawab sambil membersihkan mukanya

_______

"Aryan"

"Aryan"

"Aryan"

"Aryan"

Ucap pak Prapto sambil merem menahan amarahnya, dan tak lama ia langsung menatap Aryan yang ada di depan nya dengan tajam

Pak Prapto sudah bosan dan muak dengan Aryan yang selalu keluar masuk ruang BK

"Sebut satu kali lagi dapet piring cantik lo pak" saut Aryan

Mel yang ada di sampingnya pun langsung menatap Aryan nggak percaya, guru BK yang paling di takuti dan nggak pernah senyum sama sekali

Dan Aryan dengan gampangnya ngomong kaya gitu ke pak Prapto

"Diem" kata pak Prapto datar, seketika senyum Aryan pun langsung hilang. Dan ruang BK terasa sangat sepi

"Nggak bosen?.."

"Nggak bosen selalu masuk ruang BK?" Tanya pak Prapto dingin

"Nggak sih Pak.."

"Soalnya di sini adem ada AC nya, kalo di luar tu panas, apalagi di kelas saya, nggak ada kipas ataupun AC, coba deh bapak konfirmasi ke bagian administrasi atau apa gitu biar kel-" Ucap Aryan terpotong

"Stop"

Mel semakin bengong menatap Aryan, dan pak Prapto masih menatap Aryan tajam

"Semua hukuman udah saya kasih ke kamu,,dan saya bingung mau ngasih hukuman apa lagi sama kamu"

lanjut pak Prapto pasrah tertunduk sambil memegangi kepalanya

"Saya boleh kasih saran pak." tawar Aryan

"Gimana kalo skors aja" lanjutnya sambil tersenyum ke pak Prapto

"Bisa diem?" Pak Prapto langsung menatap Aryan kembali

"Bisa" jawab Aryan yang senyum nya udah luntur

"Jelaskan"

lanjut pak Prapto kalem sambil menatap Aryan

"Lhaiyaaa.., Hukum saya skorsing aja, nggak usah ribet-ribet...kan bapak juga enak nggak ada kerjaan untuk beberapa hari, dan-" Kata Aryan terpotong

"Stop"

Ucap pak Prapto agak teriak sambil kembali memegang kepalanya karena ulah Aryan, ia sudah capek dengan anak itu

"Kantin" lanjutnya dan kembali menatap Aryan

AldibarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang