part +

4 1 0
                                    

Terlihat rumah keluarga Adhitama riuh oleh beberapa orang yang sedang mengemasi barang. Semua sibuk dengan pakaian, sepatu dan barang-barang lainnya

Malam yang seharusnya tenang kini malah sibuk sendiri-sendiri, tapi tidak dengan Naina...

"Kak?.." Panggil Adhitama setelah ia menatap Naina dengan lama

"Iya Yah..kenapa?" Ucap Naina yang sedikit tersentak kaget oleh panggilan Adhitama

Adhitama tersenyum saja sambil ikut duduk di lantai dengan Naina, mereka sama-sama bersandar pada sofa yang ada di belakang mereka, dan di sofa itu terdapat pula Aryan yang lagi tertidur

"Kaget banget..hhaa" Adhitama terkekeh melihat wajah Naina

Naina tersenyum saja sambil sedikit menahan malu, padahal suara ayahnya tidak sekeras itu

"Jangan ngelamun malem-malem" lanjut Adhitama menatap Naina

"Kalo siang boleh?" Tanya Naina tersenyum jahil ke sang ayah

"Receh banget kamu" Adhitama tersenyum aneh melihat ke arah Naina. Tapi Naina malah terkekeh pelan

Cukup lama mereka terdiam sambil melihat bunda, bi asih, pak Anas sedang sibuk berlalu lalang. Adhitama mengalihkan pandangannya ke atas menatap atap-atap yang bersih dan rapi rumah miliknya itu

"Inikan pilihan ayah.."

"Apakah kamu nggak keberatan untuk tinggal di Bali?" Ucap Adhitama yang langsung menerima tatapan dari Naina

Naina terdiam mendengar penuturan itu

"Naina terima itu Yah, Naina nggak keberatan kok" jawab Naina tersenyum ke arah Adhitama

Membuat Adhitama ikut tersenyum, tapi senyumannya terlihat getir

"Tapi kamu pengen banget kan di UNPAD...Itu, gimana?" Tanya Adhitama dengan hati-hati

"Iya kalau Naina menang pada olimpiade waktu itu..hhaa, Naina kalah ayah" Jawab Naina dengan santai

"Ya kan masih banyak beasiswa-beasiswa lainnya untuk masuk UNPAD..Ayah juga akan seneng kalau kamu mau nerima ayah untuk biaya in kuliah kamu di UNPAD.." Ucap Adhitama

"Lagian kamu tu nggak kalah, kurang beruntung aja" Lanjut Adhitama

"Hhaa..sama aja, kalah-kalah juga ayah" Naina terkekeh pelan

"Juara 2 udah bagus banget itu...lihat noh, yang tidur sambil ngiler..nggak tau udah sampek mana itu, orang pada sibuk dia malah molor. Entar kalo barang nya ada yang ketinggalan, pesawat nggak akan mundur lagi" Ucap Adhitama memutar tubuhnya untuk melihat wajah Aryan yang ada di belakangnya

Adhitama tau Aryan sudah bangun sedari tadi, tapi ia lebih asik mengumpulkan nyawanya sambil merem-merem

"Bisa aja, tinggal panggil MADONNA" Teriak Aryan sambil me mulet kan tubuhnya

"Hust..mulutnya nggak tau udah malem apa" ucap Adhitama sambil menutup mulut Aryan

Aryan langsung melepaskan tangan ayahnya yang menutupi mulutnya itu. Tapi kini Adhitama beralih mengelus-elus rambut Aryan. Upss, kepala maksudnya. Rambut 3 cm

"Masih sore" Jawab Aryan

"Udah, cepetan beres in barang-barang kamu..mana yang mau di bawa" Lanjut Adhitama

"Aryan nggak mau ikut Yahhh" jawab Aryan yang masih asik mulet

"Mau tinggal di sini sendirian?.." tanya Adhitama menatap Aryan tidak yakin

"Alah mukamu, kayak berani aja" Saut Adhitama cepat

"Sama ibuk lah..wekk" Jawab Aryan

"Jangan ngerepotin ibuk lagi, ayo sekarang beresin barang-barang kamu" Ucap Adhitama sabar

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AldibarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang