14

8 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pukul 19.25

Malam ini Almira harus menjawab pertanyaan yang ayahnya beritahu kemarin dan ia akan merencanakan misinya dengan Pak Dirga.

"Bagaimana Ira?"

Almira hanya menunduk memainkan kukunya. Ia bingung mau menjawab apa sedangkan Pak Dirga belum datang hingga saat ini.

"Ira masih bingung yah"

Tok tok tok

Mendengar bunyi ketukan pintu hati Almira langsung lega seperti bebannya pikirannya terangkat.

"Biar Ira saja yah" Ayah Almira mengangguk sebagai jawaban.

Almira lalu beranjak pergi menuju pintu utama. Ia membukanya dengan perlahan.

"Assalamu'alaikum."
"Mana ayah dan bunda kamu?" Ucap Pak Dirga.

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Ada didalam Pak. Semoga rencana kita berhasil."

Pak Dirga hanya mengangguk dan berjalan masuk menemui ayah dan bundanya Almira.

"Assalamu'alaikum Om, Tan." Ucap Pak Dirga sambil mencium punggung tangan Ayah Doddy dan Bunda Lila.

"Wa'alaikumsalam nak. papa, mama kamu mana kok ga diajak? Kan kita mau makan malam bareng" Tanya ayah Almira yang membuat Pak Dirga terkejut dan menegang.

"Tadi, kata papa ia juga mau makan malam sama sahabatnya gitu Om. Berarti sahabat yang dimaksud papa, om dong?"

Ayah Almira lantas mengangguk kecil sambil tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Pak Dirga.

"Assalamu'alaikum" ucap seseorang yang baru datang dengan membawakan separcel buah-buahan.

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh." Ayah Almira berdiri dan menghampiri sahabat lamanya. Lalu memeluknya sekilas.

"Apa kabar bro?" Tanya Herman Papanya Pak Dirga sambil menepuk pundak sahabat lamanya ini.

"Baik lu sendiri gimana? Sehat kan sekeluarga?" Tanya ayah Almira

Almira terkejut saat mendengar ayahnya bisa ngomong pake gue-lu ke Papanya Pak Dirga.

"Buset bokap gue kece juga nie" batin Almira.

"Alhamdulillah sehat-sehat." Jawab Papanya Pak Dirga.

"Ayok monggo masuk dulu kita minum kopi dulu dah lama ga ngopi bareng kita." Ajak ayah Almira dengan kekehan kecil.

"Almira buatin minum ya"

"Iya yah" Almira beranjak dari duduknya menuju dapur.

"Pa ngapain kesini?" Tanya Pak Dirga dengan mengangkat satu alisnya.

"Kan Papa mau ketemu sahabat lama Papa ini" jawab Papanya Pak Dirga sambil melirik ayah Almira.

Almira datang dengan membawa minum untuk mereka semua.

"Diminum Om, Tan, Pak." Ucap Almira sambil menaruh minuman itu kedepan mereka satu persatu. Lalu duduk ditengah orang tuanya.

Pak Dirga langsung mengambil minumnya dan meminumnya sedikit.

"Aduh menantu Tante baik banget sih sayang" ucap Mama Ika sambil tersenyum manis dan mengambil gelasnya.

UHUK

Pak Dirga yang sedang meminum kopinya itu pun seketika tersedak saat mendengar ucapan sang mama.

Begitu pula dengan Almira yang menegang saat mendengar ucapan Mamanya Pak Dirga.

Ia hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Pak Dirga langsung mengelap mulutnya dengan tissue dan melirik mamanya dengan tajam.

"Maksud Mama apa?" Tanya Pak Dirga

"Kan Papa udah bilang, Papa mau jodohin kamu sama anak sahabat lamanya Papa." Jawab Mama Ika sambil menaruh pelan gelasnya.

"Jadi, maksud Papa waktu itu Almira yang mau dijodohin sama Dirga?"

Mereka semua mengangguk kecuali Almira yang masih shock. Ia tak sanggup berkata-kata lagi dan hanya menundukkan kepalanya.

"Kamu mau kan sayang?" Tanya Bunda Lila sambil mengelus kepala putrinya.

Almira hanya menunduk sambil memainkan kuku tangannya.

"Almira boleh bicara dulu sama Pak Dirga?" Tanya Almira dengan pelan

"Boleh dong" jawab Mama Ika.

Almira lalu melirik Pak Dirga dan dibalas dengan anggukan olehnya.

Iya kemudian beranjak dan pergi ke taman belakang. Ia duduk di ayunan yang berada di taman belakang rumahnya.

Pak Dirga pun hanya mengikutinya. Pak Dirga juga hanya diam tanpa membuka suara.

"Saya harus gimana?" Tanya Almira dengan lirih sambil mengayunkan pelan kakinya.

"Saya juga tidak tau jika kamu yang akan dijodohkan dengan saya. Maaf" jawab Pak Dirga dengan lirih ia sangat merasa bersalah dengan siswinya ini.

"Saya tidak mau membuat ayah saya sedih" mata Almira mulai berkaca-kaca ia takut jika nantinya membuat orang tuanya menangis karenanya.

"Saya juga. Apa kita harus menerima ini?"

Bahu Almira langsung bergetar dan air mata Almira langsung luruh mendengar jawaban Pak Dirga.

Pak Dirga yang melihat bahu Almira bergetar lantas turun dari ayunannya dan memeluk Almira sambil mengusap-usap kepalanya dengan pelan.

"Saya janji akan menjaga kamu, kamu akan menjadi tanggung jawab saya." Ucap lirih Pak Dirga dengan lembut dibalas dengan anggukan oleh Almira.

Almira melepaskan pelukannya dan mengusap pelan air matanya. Ia masih ragu dengan jawabannya namun, ia tidak ingin mengecewakan orang tuanya.

"Saya akan belajar mencintai kamu begitu pula sebaliknya."

Almira mengangguk dan tersenyum tipis lalu mengajak Pak Dirga masuk.

Ia kemudian duduk kembali ke tempatnya tadi. Ia menatap mata Bundanya.

"Bagaimana sayang?" Almira melirik Pak Dirga dan dibalas dengan anggukan kecil sambil tersenyum.

Almira menghela nafas dan mengangguk pelan. Mereka semua pun tersenyum bahagia melihat jawaban Almira.

"Alhamdulillah mbak kita besanan" ucap Mama Ika sambil tersenyum manis.

"Kita atur tanggal pertunangan dan pernikahannya." Ucap Pak Herman sambil mengelus bahu anaknya.

Mereka semua mengangguk dengan senyum bahagia.











Hallo

Jangan lupa vote yak kalo ga baca setidaknya tinggalkan beberapa vote

Thank you guys

I love u so much😗❤️

DIRGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang