CH = 2

9.1K 930 103
                                    

Friendzone

Bagian -- 2

Warning⚠️⚠️ lapak BxB, Boyslove.
===== NORENMIN ====

🌿

🌿

🌿

Jaemin tampak sangat sibuk dipagi hari, melakukan rutinitas wajib setiap pagi. Hanya dengan kaos hitam celana panjang longgar, dia dengan serius berkutat dengan penggorengan.

"Jaemin-a apa kau melihat kartu ID milikku?" Tanya Renjun, dengan terburu-buru membuka laci-laci di sekitar area ruang tengah.

"Coba lihat di laci kamar!"

"Tidak ada," rengek Renjun.

Jaemin menatap gemas pada Renjun yang memisuh kesal karena dia hampir terlambat sekarang, tapi jika pergi tanpa kartu ID dia bisa dikenakan sanksi oleh atasannya dikantor.

"Di kamar mandi?"

"Tidak ada juga."

"Kalau begitu.. dimobil?"

Renjun dengan cepat menoleh pada Jaemin, lalu menyengir lebar. Na Jaemin memang bisa diandalkan.

Melihat raut wajah Renjun, Jaemin sangat mengerti bahwa tebakannya benar, si kecil itu meninggalkan kartu ID-nya dimobil. Diantara mereka bertiga Renjun memang memiliki ingatan yang sedikit kacau, dia kerap kali melupakan barang atau hal-hal penting lainnya.

Namun Jaemin selalu ada untuk membantunya. Lalu bagaimana dengan Jeno? Lupakan, dia dan Renjun sama saja.

Jika itu adalah Renjun maka Jaemin akan dengan senang hati membantunya, melihat tingkah Renjun saat sedang terburu-buru terasa begitu menggemaskan dimatanya!

Tapi saat itu adalah Jeno, maka emosi Jaemin akan diuji. Melihat tingkah Jeno yang terburu-buru membuat Jaemin jengkel tanpa sebab, ingin sekali Jaemin menendang kepala Jeno dan mengeluarkan isinya! Kenapa makhluk ini begitu tidak berguna.

Renjun dengan cepat kembali naik kekamar mengambil tasnya diatas, dengan langkah cepat dan riang. Jaemin tersenyum menyaksikan kelakuan Renjun.

Entah karena terlalu memperhatikan Renjun, Jaemin tidak menyadari sejak kapan Jeno telah berdiri di depan meja pantry dapur, mengenakan singlet hitam, dan mulutnya yang tidak berhenti menguap. Menandakan ia baru saja bangun.

"Cuci dulu wajahmu!" Protes Jaemin, saat melihat Jeno meneguk kopi yang telah ia siapkan untuk mereka. Jeno mengabaikan Jaemin dan terus meminum kopinya, masa bodoh dengan tatapan jijik yang dilayangkan Jaemin padanya.

Keduanya menoleh saat derap langkah kaki berlari menuruni tangga, Renjun yang telah siap dengan cepat berlari kearah pintu.

"Renjun! Sarapan dulu!" Ucap Jaemin. Menghentikan langkah kakinya yang baru ingin melewati ruang tengah. Lalu dengan segera ia berbalik ke dapur, melirik Jeno dan Jaemin dengan cemberut.

"Aku sudah hampir telat jae.." sungutnya, namun tangannya tetap meraih susu putih diatas meja yang telah disiapkan sang dokter. Renjun sudah hampir muak dengan susu putih yang selalu dia minum setiap pagi, sang dokter tidak akan pernah mengijinkannya mencicipi kopi dipagi hari, karena itu tidak baik untuk tubuh. Tapi lihat dua orang ini yang selalu menyesap kopi disetiap pagi.

Ck Renjun mulai tidak tahan dengan ketidakadilan ini!!

"Rotinya sweetie!" Tunjuk Jaemin pada roti bakar yang tidak disentuh Renjun. Terbiasa dengan sikap Jaemin yang chessy, perhatian dengan hal-hal sepele semacam ini, Renjun mengabaikan panggilan Jaemin padanya.

Namun masih melahap roti bakar selai coklat miliknya. Jeno yang masih duduk disana, kini memutar kepalanya kesamping menopang tangannya dipipi, menatap pria yang lebih kecil darinya yang merenggut kesal dengan kedua pipinya menggembung lucu.

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang