• • •
FRIENDZONE
• • •
Lima belas menit telah berlalu sejak mobil mereka tiba didepan gedung apartemen tempat Renjun tinggal, namun tidak ada satupun dari mereka yang turun dari mobil sejak tadi.
Raut ragu dan gelisah tergambar jelas diwajah keduanya, tanpa harus diberitahu pun kita sudah pasti bisa menebaknya. Apa yang tengah menjadi kegelisahan mereka.
"Kau saja yang bawa dia, aku akan menunggumu disini," tukas Heechan, meminta agar Karina mengantar Renjun ke atas dan dia akan menunggu Karina di mobil.
Mendengar hal itu tentu saja Karina menolak, "Hoi! Bagaimana bisa kau membiarkan seorang wanita menyeret pria berusia 25 tahun ke lantai atas sendirian!"
"Akan menjadi masalah jika itu orang lain. Tapi kau kan saudara jauhnya wonder woman? Mengangkat makhluk kurus kering tanpa gizi ini tidak akan menjadi masalah untukmu," ujar Heechan tanpa malu.
"Kau masih berani bicara! Aku tahu kau tidak pernah menggunakan benda dibalik celana mu itu, tapi aku tidak menyangka kau begitu tidak tau malu," Karina menyindir Heechan dengan sengit.
"Katakan saja kalau sebenarnya kau takut pada mereka kan? Makanya kau tidak mau membawa Renjun ke atas?" Tuding Karina kembali.
Harus ia akui bahwa tebakan wanita itu tidak sepenuhnya salah, tapi harga dirinya menolak untuk jujur, "lihat siapa yang bicara? Bukannya kau juga takut, kau menggunakan alasanmu sebagai wanita untuk tidak membawanya ke atas padahal selama ini kau bisa mengangkat sofa dengan sebelah tangan. Dan juga belum lama ini aku mendengar ada kawan yang begitu setia hingga tidak peduli pada ancaman dan rintangan apapun demi temannya, Hh.. entah kemana larinya keberanian itu dengan cepat."
Sindiran itu membuat karina kehilangan kata-kata, Lee Heechan sialan, mulutnya benar-benar menjengkelkan!
Ditengah perdebatan keduanya, Renjun yang masih dalam keadaan telungkup dibawah kini telah bangun. Dia duduk dengan linglung menatap heran pada dua orang di mobi yang juga memandangnya bingung.
Mobil itu pergi setelah menurunkan Renjun didepan gedung masih dalam keadaan bingung.
Bener sekali dua orang itu pada akhirnya melarikan diri dan meninggalkan Renjun sendiri!
Jeno berada di ruang tengah dan masih dalam keadaan kesal, saat nada dering ponsel terdengar dari arah sampingnya.
Ia yang tadi berniat untuk mengabaikannya harus mengurungkan niat begitu layar ponsel memunculkan satu nama.
'Halo.. Jeno-ya? Apakah Jeno lelah sedang tidur atau tidak. Jeno sudah pulang belum?' Bisikan riang dari seberang sana membuat Jeno mengulas senyum tipis ketika mendengarnya.
"Ada apa?" Tanyanya, membayangkan anak itu merindukannya padahal belum sehari mereka berpisah, tentu saja mengundang lebih banyak senyuman manis di wajah tuan muda Lee tersebut.
'Emm.. bisakah Jeno menjemput renjunie..?'
Alis Jeno bertaut, dan dia baru menyadari ada sesuatu yang janggal disini. Sejak kapan seorang Huang Renjun bisa mengeluarkan suara selembut ini, dan juga terdengar nada genit namun menyenangkan di setiap kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE
FanfictionHuang Renjun pria manis yang terjebak dalam hubungan ambigu bersama kedua sahabatnya sejak sekolah dasar. Lee Jeno, yang dulunya adalah pria ternakal disekolah dan musuh para guru kini telah tumbuh menjadi ketua klan mafia dan pemegang saham terbesa...