CH = 18

2.5K 215 17
                                    


• • •
Friendzone
• • •

Karina mengetuk pelan jari-jarinya pada meja, pandangannya lurus kedepan namun fokusnya tidak ada di sana, hanya menatap kosong dengan lintasan gelisah tergambar jelas dimatanya.

Pikirannya kembali melayang ke beberapa saat yang lalu, dimana ia tidak sengaja menangkap gambar familiar walau dijarak yang kurang jelas.

Meski samar-samar namun otaknya mengatakan bahwa itu memang sama dengan apa yang dia pikirkan, perasaannya menjadi lebih rumit sekarang.

Semakin dia berpikir semakin rumit kepalanya. Tidak ada pilihan selain dia harus meminta bantuan seseorang.

Renjun memakan hampir setengah dari sarapan yang telah disiapkan Jaemin, sedangkan sang dokter sudah berangkat, kini hanya menyisakan mereka berdua, dirinya dan Jeno.

Mood Renjun memburuk, suasana hati yang tidak karu-karuan setiap melihat Jaemin membuatnya lebih frustasi, bergulat dengan makanan pun tak kunjung membuatnya membaik dan itu lebih mengesalkan lagi.

Meski berulang kali menolak percaya dengan debaran samar-samar yang ia rasakan, tapi Renjun tidak bodoh untuk mengerti apa yang sedang dialaminya. Ada perasaan lain yang muncul untuk Jaemin selama beberapa hari ini, walau sedikit namun itu jelas mulai berjalan kearah berbeda.

Renjun mencintai Jaemin begitu juga dengan Jeno, dan cinta ini adalah jenis cinta yang sama dengan yang dia sematkan pada Heechan dan Karina. Walaupun ada sedikit keistimewaan didalamnya, namun dia yakin itu masih hal yang sama.

Tapi sekarang ...Renjun mulai meragukannya.

Dia masih bertanya kapan rasa itu muncul. Apa saat dia mencium Jaemin? Itu tidak mungkin. Berubah begitu besar hanya karena sebuah ciuman? Renjun sulit menerimanya. Jujur dia menyukai itu, tapi itu saja tidak cukup untuk jatuh cintakan?

Jika begitu seharusnya dia juga menyukai Jeno, karena jika dibandingkan dengan Jaemin, Jeno lebih banyak menyentuhnya selama ini.

Ohh, Renjun mulai gila sekarang. Pikiran-pikiran ini sangat menggangunya.

Jeno memperhatikan eskpresi Renjun yang beberapa kali mengkerut dalam lamunannya, matanya memicing tajam dengan gerakan tangan yang tak berhenti mengambil makanan seolah menumpahkan amarahnya pada semua hidangan itu. Jeno tidak berniat untuk bertanya dan mencari tahu apa yang membuat Renjun kesal, karena tanpa bertanya pun dia akan segera mengetahuinya.

Hanya perlu terus makan dengan tenang, bersikap biasa saja, seraya menghitung dalam diam.

Satu..

Dua...

Ti...

"Jeno.. aku mau cerita!"

Seperti dugaan. Renjun dan mulut licinnya yang tidak bisa lagi diselamatkan.

"Apa?.. Spongebob dan Patrick bertengkar lagi?"

Renjun mendelik dengan ejekan Jeno tentangnya yang seringkali membahas mahluk kuning itu, "aku serius!"

Dibalas tawa kecil Jeno yang merasa puas ketika melihat raut kesal di wajah itu, "baiklah, baiklah.. cerita kan tentang apa itu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang