Saat pulang sekolah, aku memilih jalan memutar untuk pulang, tapi ternyata gadis baru itu mengikutiku lagi. Aku hanya menghela nafas ketika melihatnya jauh di belakangku. Kenapa ia mengikutiku? Apakah ia terobsesi denganku? Jangan pede dulu Vin! Aku tiba di rumah ayah dan kali ini aku membawa laptopku. Aku sedang tidak mau menghabiskan kuota internetku dan perlu menguduh beberapa serial untuk menghabiskan waktuku. Aku mencoba menonton serial Peaky Blinders yang dibintangi Cillian Murphy tapi aku tak menikmatinya. Kali ini aku akan mencoba menonton beberapa film Charlie Chaplin yang katanya disebut-sebut sebagai raja dari film bisu itu.
Aku menyukai film komedi dan membenci film horror, karena itu membuatku mudah panik dan tak bisa tidur. Serial Mr. Bean sudah kutonton berulang-ulang dan aku mulai bosan dengan serial itu. Episode favoritku adalah Mind the Baby Mr. Bean dimana karakter yang diperankan Rowan Atkinson itu menemukan bayi dan mencoba mengasuhnya. Menurutku, adegan terlucu di episode itu adalah ketika Mr Bean mencoba mengganti popok bayi dan popok bayi itu malah terbang kemana-mana.
Karena bosan dengan Mr. Bean beberapa hari yang lalu aku mencoba menonton klip dari film Charlie Chaplin berjudul Shoulder Arms dibalik selimutku, dimana ia berperan sebagai tentara di Perang Dunia I dan menurutku iu sangat lucu.
Sambil menunggu unduhan selesai, aku sempat membuka Football Manager 2014 hanya untuk mengecek update yang baru. Game itu kubeli akhir tahun 2013 dengan harga setengahnya karena aku mendapat diskon. Aku memilih Brimingham City FC, klub papan tengah di divisi 2 liga inggris atau kejuaraan EFL dibawah liga primer inggris. Hanya dalam dua tahun aku bisa memenangkan kejuaraan EFL dan menjurai liga primer inggris pada tahun kelima, serta memenangkan kejuaraan Eropa pada tahun kedelapan. Itu semua aku lakukan dengan strategi defensif.
Aku kecanduan berat dengan gim itu dan hampir setiap waktu memainkannya. Ibuku sempat marah dan menyita laptopku karena aku tidak mau berhenti main gim itu. Tapi sekarang aku bosan dengan semua kemenangan itu sehingga aku sempat berhenti memainkannya karena klubku sudah menjadi tim kaya dan hampir tak terkalahkan, bahkan karakterku menjadi manajer terbaik di dunia. Aku mungkin akan menunggu keluarnya Football Manager 2015, tapi aku harus menunggu awal November untuk memainkannya. Betapa beruntung aku kalau aku mendapat diskon lagi.
Karena agak lama menunggu, aku memutuskan keluar untuk mencai udara segar dan disitulah kulihat ia di balik dinding terasnya, sedang memberi makan seekor kucing berbulu tebal. Ia sempat menatapku namun aku sekali lagi mengabaikannya. Tapi kulirik, ia malah mengambil handphone-nya dan tiba-tiba hpku berdering, kukira ia yang menelepon, tapi ia tak menempelkan handphone-nya ke telinganya. Hmm, nomor tak dikenal. Aku megangkatnya dan:
"Hai." Gadis itu rupanya yang meneleponku. Aku menutup teleponnya dan hal selanjutnya yang ia lakukan adalah menatapku sambil memasang muka cemberut. Aku tidak bereaksi. Hanya bisa melihatnya dengan aneh. Lalu ia masuk ke rumah dengan membanting pintunnya. Hal yang ia lakukan lebih gila, ia melakukan beberapa miss call dan mengirimi aku puluhan pesan yang semua isinya huruf p.
"Wedok edan," teriakku di kamar. Ayahku yang penasaran masuk ke kamaku dan bertanya:
"Ada apa?"
"Tidak ada apa-apa," jawabku sambil mencoba tersenyum meyakinkannya.
"Owh."
Gadis itu benar-benar gila, mana ada orang segila ini? Mengirimkan hampir seratus pesan dalam kurun waktu kurang dari 12 jam. Benar-benar tidak waras. Membuat hpku nge-lag. Aku langsung menghapus semuanya.
Paginya lebih parah, saat aku tidur, ia menelepon ku lebih dari 10x. I mean, What does she want? Pada saat sekolah aku benar-benar marah padanya dan mendiamkannya, walaupun ia berusaha memanggilku dan menggeser mejanya lebih dekat ke arahku. Tapi aku tetap mencuekinya. Pulangnya ia masih saja mengikutiku. Seperti itulah setiap hariku, walaupun ia sudah tidak sering lagi meneleponku dan mengirimi aku pesan. Tapi ia tetap mengikutiku terus saat berjalan pulang. Walaupun aku merasa risih dengannya, aku tidak peduli, ia bisa mengikutiku kemana pun ia mau dan aku tetap tak akan menanggapinya.
Gadis itu mungkin sudah memperhatikan aku di media sosial, consider aku selalu aktif bermain sosial media. Permintaan teman di Facebook, permintaan follow di twitter, pesan di hp, semua kuabaikan. Aku pikir, ia tidak akan bertahan lama dengan sifat skeptisku terhadap dirinya. Tapi ia malah semakin menjadi. Ia sudah tahu rumah ibuku dan selalu menunggu di depan gang untuk mengikutiku setiap pagi. Kali ini ia tak mengikutiku dari jauh, ia berjalan tepat di belakang punggungku dan akan menungguku jika aku pergi ke minimarket. Ia bahkan berkenalan dengan orangtuaku dan bermain dengan adikku. Ibu menyebutnya "gadis yang sempurna" entah apa maksudnya, sementara ayahku selalu bilang ia gadis yang ramah, dan adikku suka bermain dengannya karena selalu meminjamkannya mainan barbie atau boneka.
The worst part is, orangtuaku dan ayahnya mulai berteman, bahkan aku, ibuku, dan adikku diundang mereka makan yang aku tak hadiri, karena... aku lebih suka tidur daripada socialize. Aku bahkan lebih suka bermalas-malasan daripada bergerak, lebih suka makan daripada cari uang, dan sebagainya.
Oh ya omong-omong aku baru dengar dari ibuku, jika dirinya tidak mempunyai ibu. Ibuku tak menjelaskan alasannya mengapa. Tapi hal itu tak membuatku berempati padanya. Aku harus menyingkirkannya.
Tapi, aku harus cari cara untuk menyingkirkan gadis itu daripada ia semakin menjadi-jadi. Ia tidak bisa dihentikan lagi. Menggangguku dan mengikutiku sudah menjadi rutinitasnya setiap hari. Dan aku benci hal itu, aku tak akan menyingkirkannya dengan cara apapun. Yang penting hidupku tenang.
YOU ARE READING
Miracle do Exist
Teen FictionGavin adalah seorang pemuda yang sudah menyerah dalam hidupnya, sampai ia bertemu seorang gadis bernama Erin yang membuka matanya bahwa keajaiban itu ada.