Tepatnya pertengahan Agustus 2016, tepat sebelum kemerdekaan, ibuku menelponku. Ia bilang ayah Erin sudah sadar. Aku segera mengantarkan Erin ke rumah sakit menggunakan taksi. Lalu berlari di lorong rumah sakit menuju kamar ayah Erin. Ayahnya masih terbaring diranjang, dengan mata terbuka menghadap layar televisi. Erin langsung berlari ke arahnya dan memeluknya.
Aku diluar melihat anak dan ayah itu saling berpelukan, sedikit membuatku iri. Aku harap ayahku masih hidup saat ini. Aku harap ia berada disampingku sekarang. Aku harap ia akan bangga denganku nantinya.
Beberapa hari setelah itu, Erin kembali ceria lagi. Sementara aku...? Aku belum pulih dari depresiku. Aku masih belum pulih sejak kematian ayahku. Aku masih berduka dan ibuku masih sibuk menyiapkan pernikahannya. Dengan kepergian Erin ke Amerika lagi itu membuatku tambah kesepian.
Suatu malam. Aku duduk di kasurku. Aku menangis. Ya, aku pengecut dan juga cengeng. Aku tidak nangis dengan keras, hanya terisak. Menangisi nasibku serta takdirku. Kenapa Allah tidak membiarkan aku memilih untuk hidup panjang atau tidak? Kenapa ia malah mencabut nyawa ayahku? Kenapa bukan aku saja? Aku sudah cukup menderita disini dan yang aku mau hanya kematian. Kenapa aku harus merasakan kematian ayahku dulu? Selanjutnya siapa? Ibuku?
Aku teringat, sejak aku kecil ketika aku melihat benda tajam, aku ingin sekali menusukkan itu ke dadaku. Jika aku berada di tempat tinggi, ingin sekali aku melompat jatuh. Kapanpun saat aku bisa bunuh diri atau benda yang bisa digunakan untuk hal itu, melakukan bunuh diri adalah satu-satunya hal yang terpikirakan olehku saat itu.
Tapi aku tidak melakukannya. Mengapa aku tidak melakukannya dulu? Kurasa aku takut. Aku takut memasukkan benda tajam ke dadaku atau jatuh dari ketinggian. Tapi kurasa yang lebih kutakutkan saat itu adalah neraka. Kau tahu kan, kalau guru agamu atau ustadz-ustadz di madrasahmu akan bilang: "Jika kau bunuh diri, kau akan masuk ke neraka jahanam seumur hidup." Mengapa kau mengajarkan hal-hal itu ke anak umur 8 tahun? Lebih parah lagi, mengapa mereka menakut-nakuti anak-anak dengan ancaman neraka jahanam? Tapi itu perlu juga agar anak-anak tak nakal.
Waktu kecil aku kerap taruhan bola atau kartu dengan anak-anak tetanggaku dan aku tidak merasa itu adalah sebuah dosa. Karena aku mengira taruhan atau judi hanya dilakukan di kasino-kasino seperti di Las Vegas atau Monte Carlo, Monaco. Mereka tentu bertaruh ribuan hingga jutaan dollar disana. Mengapa tidak mereka sumbangkan saja uang-uang itu? Mengapa mereka malah taruhan di chance games menggunakan kartu? Lagipula judi adalah hal yang membuatmu candu. Aku tahu itu.
Di Amerika, Erin mengabariku jika ia ditawari main film lagi dan kali ini ia akan dipasangkan dengan aktor-aktor Hollywood terkenal. Semua itu berkat penampilannya yang fantastis di film pertamanya. Debutnya membuat banyak orang kagum padanya. Aku menonton film itu bersama Erin setelah ayahnya keluar dari rumah sakit. Studio film mengirimkan DVD filmnya serta sebuah poster yang sangat besar pada hari perilisannya. Tapi saat itu Erin sedang depresi atas kecelakaan ayahnya.
Erin merupakan orang yang percaya diri. Ia tak malu saat melihat penampilannya di film itu. Bahkan ia malah senang sampai melompat-lompat melihat penampilannya. Yap, terkadang Erin mungkin terlihat seperti anak kecil. Tapi trust me, ia akan menjadi dewasa untuk sesuatu atau obrolan yang serius.
Kudengar darinya, ia akan memerankan karakter pendamping di film keduanya, disamping tokoh utama. Menjadi terkenal di Amerika kelihatan menyusahkannya, karena media sangat ingin tahu kehidupan pribadinya. Tapi ia menuruti omonganku, untuk selalu menjaga privasinya, karena aku juga tidak ingin terseret dengan ketenarannya.
Menjadi terkenal itu susah, kau tahu? Kau harus dealing with media, paparazi, bahkan penggemarmu akan mengejar-ngejarmu hanya untuk berfoto ataupun minta tanda tangan. Sure, uangmu banyak. Tapi sedikit kesalahan yang kau buat, itu bisa menghancurkanmu. Kau akan dihina bahkan sampai dibuang. Mereka tak akan ingat lagi padamu. Mereka hanya mengingat kesalahanmu maupun keburukanmu. Kau akan lebih mudah jatuh daripada naik daun di dunia itu.
Contohnya Hillary Swank, aktris yang memenangkan dua piala oscar itu tenggelam pada saat ia naik daun setelah bermain di film Million Dollar Baby karya Clint Eastwood. Aku pernah menonton film itu dan itu adalah satu-satunya film yang tak akan pernah kutonton lagi, karena ending-nya membuatku menangis sejadi-jadinya. Aku menyukai film itu, tapi aku tak akan pernah menontonnya lagi, karena aku betul-betul tak kuat melihat ending film itu. Itulah pertama kalinya aku tak mau mengulang film yang aku tonton. Biasanya aku mengulang film 2-3 kali setelah menontonnya. Tapi film itu tak pernah kusentuh lagi sejak saat itu. Aku tak tahu Hillary Swank menghilang karena apa. Namanya tak pernah terdengar lagi.
Kulihat di media sosial, berita tentang Erin semakin banyak bahkan semakin panas. Terutama di negaraku ini, karena ia adalah orang Amerika dengan 50% darah jawa mengalir dalam dirinya. Hal-hal itu akan menjadi viral, dan bagian menyebalkannya akan menjadikan orang-orang di negaraku overproud berlebihan terhadapnya.
Mungkin setelah ini semua cowok muda di Indonesia akan mengejarnya. Berharap bisa menjadi pacarnya, mungkin. Aku tak menyalahkan mereka. Aku hanya berharap hal itu tidak menyusahkan Erin. Karena setiap unggahan, kegiatan, sekolah, makan, bahkan buang air pun mungkin, mereka akan penasaran selruh kehidupannya. Apa yang ia sukai, apa yang ia benci, siapa pacarnya, atau kemana ia biasa nongkrong. Semua hal itu akan diulik media dan para paparazi.
Pada bulan September ibuku menikah. Erin datang saat itu dan langsung menjadi pusat perhatian di pernikahan ibuku. Orang-orang tak mengerubunginya tapi memperhatikannya. Beberapa bahkan minta foto bersama kala itu. Aku saat itu tak bisa mendampinginya, karena aku harus menjadi among tamu untuk menyambut para tamu di pernikahan ibuku. Menggunakan pakaian adat jawa seharian membuatku sesak. Jadi atas ijin ibuku, aku pergi beristirahat di kamar hotel dan tidur selama satu jam disana.
Mungkin ini yang terbaik bagi ibuku. Mungkin pernikahan ibuku dan Aldian adalah yang terbaik bagi keluargaku. Aku hanya berharap adikku yang baru masuk sd kelas satu itu bisa mendapatkan sosok ayah yang hebat lagi.
YOU ARE READING
Miracle do Exist
Teen FictionGavin adalah seorang pemuda yang sudah menyerah dalam hidupnya, sampai ia bertemu seorang gadis bernama Erin yang membuka matanya bahwa keajaiban itu ada.