side: 12

194 72 11
                                    

Krincing... krincing...

Suara nyaring terdengar. Kinan baru saja memasangkan kalung berlonceng pada kucing-kucingnya, ia memastikan bahwa kalung itu tidak terpasang terlalu ketat sehingga mencekik leher kucing ataupun terlalu longgar.

Yups! Kalian pasti sudah tahu kan? Kinan telah memelihara kucing yang baru ia temukan kemarin. Kucing itu kini sudah bersih sehabis ia mandikan, bulunya yang semula sedikit abu-abu berubah menjadi putih. Kinan pikir bulunya memang berwarna abu-abu, ternyata tidak. Saking dekilnya. Haha.

Monti mendekat dan menjilati tubuh kucing kecil itu, sepertinya ia sangat menerima baik kehadirannya di rumah ini.

"Akhirnya kamu punya temen, anggap dia kayak adek sendiri ya." Kinan mengelus tubuh keduanya.

Ia tak henti-hentinya tersenyum melihat mereka tengah bermain-main, ditambah suara kerincingan dari kalung mereka yang membuat rumah terasa ramai.

"Tinggal gue kasih nama, apa ya?" Kinan menatap langit-langit, berpikir.
"Kucingnya si cewek, jadi namanya musti yang kecewek-cewekan."

Ia kembali berpikir, namun bukannya berpikir nama apa yang cocok untuk kucing kecil itu, pikirannya malah kemana-mana. Tiba-tiba Kinan memikirkan cowok itu, ia tertawa seperkian detik saat mengingat betapa anehnya cowok itu selalu menghindar dari kucing.

"Kenapa dia takut banget ya sama kucing, padahal kucing hewan yang lucu, kayak gue," gumamnya percaya diri.

"Eh, ngapain jadi mikirin dia, sih." pikirannya buyar, ia tersadar dan mencoba kembali fokus.

Kinan memperhatikan gerak-gerik kucing kecil itu, terlihat sangat lincah. Bahkan Monti pun sepertinya kewalahan mengejarnya.

"Namanya harus perpaduan antara nama gue sama dia," pikirnya dengan penuh semangat.

Kinan bergegas mengambil sebuah buku tulis dan pulpen. Lalu ia menuliskan sesuatu disana.

"Fajri... Kinan..." tulisnya pada lembar buku tulis yang masih kosong.

"... berarti, FaKi? KiFa?" Ia melingkari dua huruf depan pada nama masing-masing, lalu menggabungkan kata tersebut menjadi sebuah nama lain.

"No, No, itu aneh."

"Atau... RiNan? NanRi?" Ia kembali melingkari huruf, namun kali ini kata dibelakangnya, kemudian ia kembali menggabungkannya.

"Tambah aneh," tukasnya.

"Susah juga, gak ada yang cocok!"

"Fajri... A...ji? Panggilan dia Aji deh kayaknya," gumamnya.

"Jadinya... A...ki?"

Kinan tertawa melihat tingkah anehnya sendiri. "Hahaha, masa namanya Aki, sih,"

Ia kembali memutar otak. "Ji... Nan? Jinan? Wah, lucu juga."

"Yes! Dapet juga namanya."

[Dah lah~ ngarang banget]

***


Fajri menghempaskan tubuhnya ke kasur, cukup melelahkan setelah sibuk melakukan beberapa pekerjaan rumah yang biasa ia kerjakan, serta tugas sekolah yang tak ada henti-hentinya.

Fajri meraih ponselnya di meja, kemudian membuka aplikasi instagram, tiba-tiba terlintas dibenaknya untuk menjadi stalker dadakan, ia mencoba mencari username instagram seseorang.

Kinanti

Terpampang banyak username dengan nama tersebut, ia memencet username paling atas- kinanti.a

Kucing | UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang