Pagi harinya, ketika waktu subuh tiba, Fajri terbangun seperti biasanya dengan bantuan alarm yang menyebutnya tampan. Setelah mematikan alarm, dia mengecek whatsapp untuk melihat apakah terdapat balasan dari Devi. Sayangnya, tidak ada sama sekali, bahkan cewek itu belum membacanya sejak kemarin.
Fajri bangkit dari tempat tidurnya lalu bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Sekitar dua puluh menit, Fajri sudah rapih dengan balutan seragam di tubuhnya.
Sambil bercermin merapikan rambutnya, dia memikirkan keadaan Devi.
"Apa gue coba ke rumahnya langsung aja, ya?"
Ting!
Ting!
Ting!
Fajri sangat excited mengecek ponselnya dan berharap itu adalah balasan chat dari Devi. Namun, dugaannya salah.
Abng calon
|Ji, jemput adek gue ya
|Gue kasian kl dia brngkt sendiri
|Dia kecapean bgt krn kemarin
|Gue mau ngurus poster nih, kudu buru-buru, soalnya mau langsung di sebar pagi ini
|Sori nyuruh🙏Sedikit kecewa karena bukan balasan dari Devi yang di dapat, tetapi senang karena Fathur mengirim pesan kepadanya.
Fajri
Iya bang boleh bgt|
Semangat ya bang|Abng calon
|Thx ji
|Kalo perlu plngnya brng jg☺
|Jiakhhh baik bat kan gue🙏Fajri
Sma2 bng😅|Setelah mendapat amanat itu, Fajri langsung bersemangat lagi. Detik itu juga dia langsung meluncur menuju rumah Kinan untuk menjemputnya.
***
Fajri sudah sampai didepan rumah Kinan pukul setengah enam. Hal itu membuat Kinan terkejut karena kedatangannya di waktu yang bahkan matahari pun masih belum benar-benar muncul.
Kurang lebih satu jam tersisa menuju bel masuk, Kinan turut mengajak Fajri sarapan di rumahnya. Mama yang sudah tidak asing melihat Fajri, sangat welcome terhadapnya.
Waktu berlalu, jam sudah menujukkan pukul enam kurang sepuluh menit. Mereka pun berangkat menuju sekolah.
"Aji, lo sering chattingan sama kakak gue, ya?" tanya Kinan memulai pembicaraannya dari belakang, karena sejak tadi Fajri tidak bersuara sama sekali.
Walau suara Kinan tersamar oleh suara motor, Fajri masih bisa mendengarnya.
"Engga juga, sih."
"Kalo yang kemarin itu, lo ngobrol apa aja sama kak Fathur?"
"Kepo."
Satu tabokan mendarat di punggung Fajri. "Ish."
"Eh, btw soal copet kemarin, serius deh gue kayak pernah liat anak sekolah kita pake hoodie yang sama kayak gitu, tapi siapa ya?"
Fajri sedikit terkejut mendengar pertanyaan Kinan, tetapi dia harus tetap tenang agar cewek itu tidak curiga atau berpikiran macam-macam.
"Hoodie kayak gitu banyak kali di pasar."
"Iya juga, sih. Eh tapi, kok bisa sih lo ambil balik dompetnya, beneran lo hajar ampe babak belur?"
Fajri berdeham.
"Anak muda ya copetnya?"
Fajri kembali berdeham.
"Wah, lo jago bela diri ya? Pasti dulu SMP ikut pencak silat."

KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing | UN1TY
Fiksi Penggemar⚠️ Hanya fiksi, jangan dibawa serius. . . . 🐥 💡270220