Ricky baru saja keluar dari masjid SMA Taruna setelah berakhirnya kegiatan rohis. Sebagai ketua rohis, ia sangat aktif dalam organisasi keagamaan tersebut. Tak jarang, ia ikut andil dalam membantu guru-guru keagamaan menertibkan siswa saat akan menjalankan ibadah di masjid.
Siapa yang tak kenal Ricky? Salah satu siswa berprestasi, berperilaku baik, dan bersuara merdu yang menjadi kebanggaan guru-guru. Apalagi ketika ia melantunkan ayat Al-Qur'an, membuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan ketenangan dan kedamaian.
"Assalamu'alaikum, kak," ucap seorang cewek dengan lembut. Kemudian Ia menghampiri Ricky.
Ricky yang sedang memakai sepatu menoleh, "Wa'alaikumussalam. Eh, tadi kamu gak rohis ya?"
Ternyata cewek itu tidak sendiri, tapi bersama seorang temannya.
Cewek berhijab itu tersenyum kikuk, "Iya kak, saya ada latihan buat lomba *CCI minggu depan, jadi gak rohis dulu. Maaf kak, saya gak sempet izin karena mendadak."
"Oh gitu, gak papa. Saya maklumin, lagian itu, kan, lebih penting. Semangat ya, semoga juara."
"Aamiin. Makasih, kak. Kalo gitu saya pamit, kak. Assalamu'alaikum." ucap cewek itu, kemudian ia pergi bersama teman yang menemaninya.
"Wa'alaikumussalam."
Tanpa sadar, Ricky memandang kepergian cewek itu sambil tersenyum. "Pantes, dicariin kok gak ada," tuturnya.
Ya, Ricky memang sudah lama menyukai cewek berhijab tadi. Adik kelasnya yang ikut tergabung dalam organisasi rohis. Bukan tanpa sebab ia mengangumi cewek itu, kepribadiannya yang baik menjadi alasan utama Ricky menaruh hati cewek berhijab itu.
Tapi, jangan salah paham, bukan karena kehadirannya juga yang membuat Ricky rajin mengikuti rohis, itu hanya nilai plus lah. Melainkan, memang Ricky punya tanggung jawab didalamnya.
Tidak ada yang mengetahui Ricky mengangumi cewek itu, karena ia tidak pernah menceritakan kepada siapapun, sekalipun sahabat terdekatnya. Biarlah ia mengaguminya diam-diam. Kalau waktunya sudah tepat, siapa tahu, bisa jadi calon menantu mamah.
"Eh, astagfirullah." Ricky memukul pelan keningnya karena malah memikirkan cewek tadi terlalu jauh. Gak papa, berkhayal aja dulu, jangan lupa di-Aamiin-kan. Aamiin paling serius.
***
"Bang Rik!!!" seseorang menepuk pundak Ricky yang tengah berjalan menuju gerbang.
"Eh, Aji. Kok baru pulang jam segini?"
"Ekskul, bang. Kan rohis ama basket bareng, hari ini."
"Oh iya, lupa. Lo, kan, anak basket."
"Hehe. Lo mau ke parkiran juga, kan, bang? Bareng ya, bang."
"Ya udah, bareng aja. Gak usah pake izin segala."
Fajri terkekeh pelan, "Hehe. Oh ya, mau nanya nih, bang."
"Apa tuh?"
"Di rohis ngapain aja sih, bang?"
"Oh, biasanya si, sharing-sharing tentang agama, tadarus bareng, ya gitu, deh."
Fajri mangut-mangut sambil ber-oh panjang.
"Random banget nanyanya, emang kenapa?"
"Gak tau. Pengin nanya aja, kapan lagi kan dijawab ama ketua rohis."
"Yeh, ada-ada aja nih, emang Aji mau gabung?"
"Nggak bang, hehe. Lagian, kalo pun gue gabung bentrok sama basket bang."
