[Sin 1]

625 81 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma hujan di tengah terik matahari diharapkan dapat menebus dosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma hujan di tengah terik matahari diharapkan dapat menebus dosa. Ari tidak ikhlas dan ia merasa bersalah. Andai bisa, ia sudah menggerutu karena libur terakhirnya terusik hanya untuk berbelanja. Meski magang kali ini sangat istimewa, ibunya tak perlu repot-repot seperti itu. Sungguh, ia tak perlu membuang waktu untuk sesuatu yang tidak akan sejalan dengan dugaannya. Ah, belum apa-apa Ari justru mengacak rambut.

Lelaki itu menendangi kerikil di bawah kaki saat berkeliling. Refleks ia mendongak saat Ani berhenti, menepuknya dan bertanya bagian mana yang ia inginkan--berbicara tentang ayam. Terserah, itu saja yang keluar dari mulutnya, sebab papan reklame di seberang jalan lebih menarik perhatian. Ari tanpa sadar maju dua langkah agar dapat melihat lebih dekat, padahal tidak ada yang berbeda.

Get Your Glory!
Kemuning High School Did It Again

Pandangan Ari terkunci. Ia mengepal kuat hingga kuku-kuku panjangnya mengoyak telapak tangan. Perih, bodo amat. Sakit, apalagi. Ia hanya lekat-lekat mengamati sosok pembawa medali, tak lupa nama familier yang tertoreh di bawah foto kejuaraan esport. Sungguh bahagia, pikirnya.

"Mas, alumni sana, ya?"

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat raut kusam Ari berubah manis--secara paksa--dalam hitungan detik. Ia lekas mendekat dan mengangguk. Juga menatap ibunya yang sekilas menoleh sebelum kembali memilah bawang. Siapa pun di antara mereka tahu, perbincangan ini tidak akan pernah berakhir baik-baik saja.

"Wah, sekarang lanjut di mana, Mas?"

"Petra, Bu."

Seketika ibu-ibu penjual cabai dan sayur yang berdekatan berebut suara, membuat Ari menelan ludah lalu mendengkus pasrah. Bukan hal baru, baginya. Namun, bukan berarti ia bisa terbiasa. Atau lebih tepatnya, ia tidak akan terbiasa selama sanjungan itu berasal dari mereka yang tahu luarnya saja.

"Kampus gede, denger-denger susah banget, lho, masuk sana."

"Lulusan Kemuning, kan, bagus-bagus, Mbak. Pasti keterima, lah."

[2] Stepb: The Other Sin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang