Sebenarnya, plot di cerita ini nggak sesuai dengan apa yang kurencanakan di awal (niatnya ada pembunuhan dan kebakaran juga), tapi aku merasa kebutuhan naskahnya cukup begini. Kalau terlalu dramatis nanti nggak realistis dan kehilangan value-nya (menurutku).
Mungkin banyak pembaca The Guilty One yang kecewa dengan buku kedua ini karena membingungkan, tapi itulah Stepb. Endingnya nggak sesuai dugaan dan multitafsir. Silakan dinilai sendiri. Karena aku tau cerita ini amat sangat kurang diminati, aku nggak bakal nanya pesan-kesan kalian selama membaca atau amanat apa yang bisa diambil.
Aku minta maaf, ya, atas kekurangannya.
Kalau The Guilty One fokus ke 'siapa yang bersalah', The Other Sin fokus ke 'apa dosa lainnya'. Di penutup (10/10), aku sedikit membahas ganjaran tokohnya, jadi semoga bisa memahami, ya. Buat yang merasa perubahan karakter Ari di beberapa bab terakhir terlalu aneh, aku cuma mau menunjukkan karakter serealistis mungkin, bahwa kesabaran seseorang itu ada batasnya. Kalau dicermati lagi, apa yang dia lakukan pun punya andil di plot buat ngangkat kasus Rey di media sosial. So, jangan salah paham sama anak-anakku, ya. Salah pahamnya ke aku aja nggak apa-apa.
Sekali lagi, aku minta maaf kalau nggak sesuai ekspektasi kalian dan terima kasih sudah mau membaca, memberi vote dan berkomentar sampai sini.
I love you so much ❤️
Terima kasih juga buat teman-teman Anfight yang berjuang di Batch 1 (generasi dua) yang bikin aku ingat utang lalu terus menulis sampai tamat.
I love you too ❤️
Sebelum berakhir, aku mau survei. Misal aku buat Stepb: The Beginning, yang bercerita tentang masa lalu Rey sebelum ikut ayah kandung dan ibu tirinya, gimana?
Dadah 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Stepb: The Other Sin ✔
Novela Juvenil[Disarankan Baca Stepb: The Guilty One terlebih dulu] Setelah kematian adiknya, Ari kembali menginjak SMA Kemuning dengan harapan menemukan angin segar. Perundungan dua tahun lalu ternyata masih hidup dan menuntunnya pada fakta-fakta tersembunyi. Ma...