15

1.2K 507 105
                                    

"Apaan sih, Maaak? Asma masih belum shalat, kook. Masih juga subuuh, udah gedor-gedor aja."

"Subuh apanya, princess! Udah jam setengah sembilan. Bangun! Itu ada Mas Rama di luar sama Rhaja!"

Asma langsung membuka lebar kedua matanya. Melempar guling yang tadi ia gunakan untuk menutup mata. Ia buru-buru turun dari tempat tidur. Pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Bercermin, memakai jilbab instan dan berjalan keluar.

Bisa dikatakan ini untuk pertama kalinya ia menunjukkan tampangnya secara langsung tanpa sedikitpun polesan make up di hadapan Rama. Dan Asma bahkan tidak menyadari itu karena sekarang dia sudah di luar, berhadapan dengan dua orang yang tadi emaknya kabarkan ada di depan rumah.

"Ada apa, Mas?"

Rama yang hanya mematung membuat Rhaja menjawab pertanyaan Asma.

"Daddy ditelfon bosnya suruh ke kantor. Jadi Rhaja mau dititipin ke aunty Asma."

"Oh, iya iya."

Asma mengulurkan tangannya untuk mengambil tangan mungil Rhaja. Sekarang Rhaja berdiri di sisi Asma. Barulah Rama tersadar, berdehem lalu menggaruk tengkuknya.

"Saya titip dulu, yah. Nanti saya minta mama ke sini. Tapi mungkin baru dateng siang."

Berhubung pekerjaan Asma menjadi baby sitter Rhaja tak bisa dilanjutkan karena beberapa alasan, Rama jadi tidak enak untuk meminta tolong. Tapi kali ini benar-benar terdesak. Ayahnya sedang tidak di rumah, ibunya juga sedang membantu Arinsa. Jadi harapannya sekarang hanyalah Asma.

"Iya, gak papa kok, Mas."

Rama tersenyum kikuk, lalu mengusap puncak kepala putranya. "Jangan ngerepotin Tante Asma, yah!"

"Rhaja gak pernah ngerepotin, kok!" sela Asma.

Kali ini Rama tersenyum manis.

Namun tiba-tiba tatapan Asma beralih ke arah gerbang rumahnya. Rama jadi mengikuti arah pandang itu. Ternyata seorang pria yang sangat dikenal keduanya berjalan masuk. Setelan kasualnya terlihat sangat cocok dengan tampilan wajah dan tubuhnya. Meski hanya celana jeans, dalaman kaus hitam dan jaket varsity berwarna paduan krem dan cokelat, Jake terlihat sangat eye catching.

Dan entah kenapa kedatangannya agak membuat Rama tak nyaman.

"Ada apa, nih?" tanya pria itu langsung. Lalu melihat penampilan Asma dari atas sampai bawah dengan alis bertaut. "Apaa-apaan lo masih pake piyama begini?"

Nah, sekarang Asma baru sadar dengan penampilannya yang sangat seadanya sedangkan Rama masih ada di hadapannya.

"Aaaa, ya ampun, gue malu-maluin banget."

Asma langsung membawa Rhaja ke sampingnya, sedangkan Jake ia tarik ke hadapannya untuk menutupi dirinya dari Rama.

"Yaudah Mas Rama pergi aja, yah. Biar Rhaja saya yang jagain. Daaaah," ujarnya dengan sedikit mengintip dari belakang tubuh Jake.

"Dia insecure karena gak pake make up," jelas Jake kepada Rama yang kebingungan dengan sikap aneh wanita itu.

"Iiihh, lo ini!"

Rama jadi terkekeh.

"Tuh kan diketawain!"

"Aduh, sakit, woy!" keluh Jake karena Asma menjambak rambutnya.

"Don't be insecure with yourself. You look beautiful!"

Semua orang terdiam, sampai terlihat seperti manekin. Suasana yang sangat canggung. Perlahan Asma melepaskan jambakannya dari rambut Jake. Dan Rama yang baru menyadari kata-kata yang diucapkannya jadi salah tingkah sendiri.

Love And Pain (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang