Minjeong di antar pulang oleh jisu karena jisu melihat minjeong yg seperti orang ketakutan.
Mm apa kau yakin tidak apa aku hanya mengantarmu sampai sini? Tanya jisu
Iya. Tidak apa jisu ah. Ini sudah dekat dengan rumahku. terima kasih jisu. Ucap minjeong tersenyum.
Sebenarnya minjeong malu dengan keadaan rumahnya jika jisu tau karena Jisu sudah menjadi temannya saat ini dan ia takut jika jisu tau jisu tidak akan mau berteman dengannya karena ia terlalu miskin.
Tanpa minjeong ketahui seseorang yg berada di dalam mobil sport hitam melihat keduanya tengah berpisah jalan. Ia menggertakkan rahangnya.
Aah. Ternyata kau sudah berani dekat dengan lelaki lain. Awas saja kau minjeong. Kau itu milikku. Ah mainanku. Ckcckk.. Ujar seseorang dalam mobil.
Ketika minjeong sampai di depan rumah, buru buru ia membuka pintu karna hujan turun semakin lebat. Tanpa ia sadari seseorang sudah berada dibelakangnya dan ikut masuk rumah.
Begitu selesai mengunci pintu rumah, ketika berbalik badan ia terkejut mendapati jimin sudah basah setengah badan.
Hai apa kabar gadis miskin. Sapa jimin.
Bbb... Bagaimana kau bisa masuk? Tanya minjeong.
Kau sendiri yg membukakan pintumu untukku. Ucap jimin enteng.
Kemudian jimin mulai duduk di sofa usang minjeong dan melepaskan baju basahnya hingga ia topless.
Minjeong sedikit gemetar melihatnya bertelanjang dada.
Hei. Buatkan aku minuman hangat. Haahhf. rumahmu bahkan tidak ada penghangat. Hanya ada apa ini? Cerobong asap? Kuno sekali. Ejek jimin.
Minjeong tidak menghiraukannya dan pergi ke kamar untuk ganti baju namun ia lupa mengunci kamarnya.
Ketika ia hanya memakai dalaman jimin sudah berada di belakangnya dan mengecup pundak minjeong.
Chupp~wah entah kenapa tubuhmu bisa membuatku candu.
Semakin bergetarlah badan minjeong karna ketakutan.
Hh. Hei kau kenapa?. Tanya jimin.
Hiks.. Kumohon jangan apa apa kan aku..
Ucap minjeong memandang jimin memohon.Jimin yg melihat air mata minjeong tiba tiba merasa kasian kemudian berbalik badan dan pergi ke ruang tamu.
Minjeong masih menangis memeluk tubuhnya. Hingga beberapa menit kemudian ia sudah berganti baju dan kluar kamar dengan mata sembabnya.
Hei gadis miskin. Kenapa kau lama sekali. Aku sangat kedinginan. Bikinkan minuman hangat dan kalau kau punya camilan keluarkan aku lapar. Ucap jimin seenaknya.
Minjeong kemudian menuruti jimin memberikan apa yg dia mau.
Hei kau tak usah takut. Aku kesini cuma mau mampir. Dasar lemah. Gitu saja sudah takut. Gumam jimin.
Suasana begitu hening dan malam semakin larut.
A. Aa. Apa kau tidak pulang? Tanya minjeong.
Hm? Tidak. Lagipula aku pulang atau tidak, tidak akan ada yg tau.
Aku tidur disini. Ucap jimin.
Cah kita tidur. Ucap jimin memegang lengan minjeong untuk diajak tidur di kamar. Jimin yg masih topless dan minjeong yg sudah memakai pakaian tidur.
Jimin kemudian memeluk minjeong seperti layaknya guling. Minjeong yg ingin menyingkirkan kaki dan tangan jimin sudah putus asa pasalnya memang tubuh jimin lebih besar darinya maka dari itu ia sangat kesusahan untuk melepas pelukan jimin.