12. Raisa 🐻

20 6 2
                                    

☀️☀️☀️

"Kak Candra," panggil salah satu gadis tapi Candra menghiraukannya tetap jalan terus menyusuri koridor sekolah.

"Kak Haidar! Ihh kak dipanggil, kak!" panggil gadis itu lagi untuk kedua kalinya. Candra berdecak pelan lalu mempercepat langkahnya, ada alasannya ia menghindar dari gadis yang dari tadi memanggilnya.

"Kak! KAK CANDRA!"

Candra tetap menghiraukan dan mengubah langkah pelannya menjadi lari. Entah kemana saja yang penting menghindar dari 2 gadis yang mengejar dia. Sempat melewati kelasnya dan bertepatan dengan Lea, Sekar dan Arkan yang berdiri di depan kelas melihat Candra lari menghindari 2 gadis.

"KAK HAIDAR ECANDRA! BERHENTI, DENGERIN GUE KAK CANDRA!"

Candra langsung menghentikan langkahnya. Ia berhenti di depan samping kelasnya. Semua siswa yang ada di koridor bahkan memandang Candra yang sekarang namanya terdengar semua siswa yanga da di koridor. Candra menghela nafasnya dengan kasar lalu membalikkan badannya.

Lea, Sekar dan Arkan tambah Rey yang datang karena nama sahabatnya dipanggil, mereka bisa melihat apa yang terjadi disana. Karena mereka berempat tak jauh dari letak dimana Candra berdiri.

Mereka berempat jalan ke arah samping 2 gadis yang memanggil Candra tadi. Lea mengerutkan dahinya menandakan sedang bingung. "Aduh capek gue, Sa. Lo ngapain ninggalin gue tadi," keluh salah satu gadis yang memanggil Candra tadi.

"Capek kan? Ngapain ngejar gue? Lo kek orang-orang psikopat anjir ngejar-ngejar gue kek mau ngebunuh gue gitu aja," ucap Candra sambil memasang wajah datar nya.

"Ini kenapa ya?" tanya Lea kepada kedua gadis itu.

Candra jalan ke arah Lea lalu berdiri di samping Lea dan memandang 2 gadis yang bisa dilihat itu adik kelasnya. Semua siswa yang ada di koridor bahkan masih menyaksikan kejadian itu.

"Kak, ikut gue dulu," ucap salah satu gadis tiba-tiba menarik tangan Candra.

"E-eh Ecan mau dibawa kemana heh?! Kalian siapa sih? Kenal Ecan?" tanya Lea menarik kembali tangan Candra.

"Ecan? Siapa yang namanya Ecan?"

"Ck! Gue manggil Candra itu Ecan, udah cepet jawab. Lo siapa? Kenal Ecan?"

"Hahaha kak Lea kan? Lo keknya embat semua cowok yang ada di sekolah deh kak, kemarin kak Zaidan, sekarang kak Candra?! Apa maksud lo?!"

"And nama gue Raisa," sambung gadis itu yang akhirnya menyebutkan mamanya.

Lea tersenyum miring. "Oh ga Raisa ya hm, lo tadi bilang ap—"

"Siapa yang nyebut nama gue?"

Zaidan datang karena namanya merasa disebut. Matanya terarah ke Lea dan Candra. Zaidan berdecak pelan lalu memandang Raisa. "Argh gara-gara lo kan kak, ini jadi besar masalah nya. Gue cuman butuh kak Candra doang, cih ngapain ikut-ikutan," ucap Raisa.

"Lo kenapa sih anjir? Gue punya apa salah apa sama lo?"

"Uang 30.000 gue balikin," ucap Raisa. Lea dan Zaidan sama-sama kaget. Lea menatap Candra bingung. Arkan dan Rey tiba-tiba juga ikut kaget saja, Candra meminjam uang ke orang lain?

"Can, lo pinjam uang ke dia?" tanya Lea.

Zaidan tersenyum licik, "hahaha miskin lo? Dih pinjem uang kok ke adek kelas. Lo kalo mau pinjem uang ke gue aja nih banyak uang gue, mau 100? 500? 1 juta pun gue kasih boleh."

"Zaidan diem lo! Ecan, jawab gue."

Raisa tersenyum, "cepet balikin. Lo kira 30.000 gak berguna? Nyesel gue pinjemin ke lo kak! Iya bener kata kak Zaidan, lo miskin pinjem uang gak dib—"

My Only Ecan || Haidar Ecandra [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang