☀️☀️☀️
"Waktu kecelakaan itu, bunda sempat bisa di selamatkan. Bunda cedera di kaki sama kena benturan keras di kepala bunda. Kaki bunda gak kenapa-kenapa, tapi kepala bunda yang kenapa-kenapa. Bunda kena lost memory tapi setengah aja, kata dokternya setengahnya itu memory yang masa lalu sampai pertengahan."
"Otomatis bunda gak inget ayah mu, gak inget kamu sama adik-adik mu. Disitu bunda ingatnya cuman kecelakaan yang bikin bunda trauma."
"Trus ada nenek-nenek yang waktu itu teriak-teriak minta tolong bunda dibawa ke rumah sakit, beliau mau ngurus bunda," ucap bunda Tiyas memberi jeda di kalimatnya.
"Trus sekarang neneknya dimana bun?" tanya Candra.
"Beliau udah gak ada. Trus sebenernya bunda itu sama neneknya di Solo, cuman trauma nya bunda bener-bener harus dihilangin, akhirnya pindah kesini. Trus pas udah disini, nenek nya ngasih tau bunda itu kenapa."
Bunda Tiyas menarik nafasnya lalu ia hembuskan secara pelan. "Disitu bunda mulai ingat-ingat keluarga inti bunda. Kenapa bunda tau kamu disini? Kamu tadi kayaknya jalan berempat entah lah bunda gak tau, jalan kesini."
Candra mengangguk, "ada Arkan sama Sekar bun. Trus katanya apa tadi, bunda jadi juru masak di restauran sebelah?"
"Oh iya, bunda cari kerja waktu itu hehe."
Bunda Tiyas menatap Lea yang sedari tadi diam sambil memainkan jari-jari Candra. "Lea.. kenapa nak? Kok dari tadi diem aja?" tanya bunda.
"Ha? Enggak kenapa-kenapa, Lea baik aja."
"Kamu hamil?" Lea mengangguk membuat bunda Tiyas tersenyum lalu duduk di samping Lea dan mengelus perut Lea. "Berapa bulan?"
"7 bunda..."
"Wahh bentar lagi dong, cucu bunda kan?"
Bunda Tiyas tersenyum menatap anaknya dan menantu nya. Candra menatap wajah Lea yang seperti nya lelah dan butuh istirahat. "Istirahat sana, jangan capek-capek."
"Nanti aja," ucap Lea dengan suara pelan nya.
"Kamu kenapa deh? Ngomong sama aku, perasaan tadi gak kayak gini," tanya Candra sambil membalikkan badannya agar mengarah ke istrinya.
Tiyas langsung panik. "Eh kamu masih takut sama bunda? Astaga bunda gak bangkit dari kubur heh."
"Enggak, bukan itu bunda..." ucap Lea.
"Ohh kirain, jangan takut deh."
Candra masih menunggu jawaban dari Lea. Wanita itu menatap Candra. "A'a... mau makan kepiting," ucap Lea.
"Le, kamu alergi loh."
"Tapi mau. Ayo beli, ya?" bujuk Lea. Terakhir kali Lea makan kepiting saja membuat alergi Lea kambuh parah. Padahal Lea makan hanya 2 suapan, tidak banyak. Candra menatap Lea yang sedang memasang raut sedih nya.
"Kamu punya alergi nak?" tanya Tiyas.
"Iya bunda..."
"Yang lain aja Le, seafood gak cuman kepiting aja. Yang lain ya?" Lea menggelengkan kepalanya. Kepalanya ia taruh di pundak Candra. "Serius Le kok kamu lemes gini hm?" tanya Candra.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Only Ecan || Haidar Ecandra [✓]
Fanfic(COMPLETE) Lea mempercepat lari nya agar bisa mengejar Candra tapi hasilnya nihil Candra tentu lebih cepat larinya dibanding Lea. Candra berhenti sebentar lalu menghadap ke belakang melihat Lea yang sedang mengatur nafasnya karena habis lari. "Lea...