31. Hospital 🐻

31 3 0
                                    

☀️☀️☀️

"Pasien terkena tipes dan asam lambungnya naik, kebetulan kondisi pasien sangat lemah sekarang, ibaratnya kepala pasien berat karena terlalu banyak pikiran. Sementara pasien akan di rawat dulu, jika sudah membaik baru boleh keluar dari rumah sakit."

Itu yang dikatakan dokter tentang keadaan Candra. Lea sekarang sedang menunggu Candra sadar. Hatinya tentu tidak tenang, tentang meeting nya dengan client, Amara menggantikan Lea.

Lea juga menelfon teman-temannya yang lain agar pergi ke rumah sakit. "Can, bangun sayang."

"Aku takut sumpah gak tau kenapa walaupun kamu udah di rumah sakit tapi aku tetep takut."

Ceklekk..

Rey, Arkan, Juna dan Windy datang membawa kresek entah apa isinya. Windy duduk di samping Lea lalu memberi kantong plastik itu ke Lea. "Makan dulu, gue tau lo belum makan."

"Napa dia? Bisa pingsan begitu?" tanya Juna.

"Kena tipes, sama asam lambungnya naik. Ya intinya dia nge-drop gitu, terlalu banyak pikiran kata dokter," ucap Lea sambil membuka plastik dari Windy.

"Sekar gak ikut?"

"Kemarin malem gak enak badan, ini aja masih tidur tadi kebangun sih tapi gue suruh tidur aja," ucap Arkan.

Rey menatap sahabatnya itu yang tidur dengan tenang dan infus yang tertancap di tangan kanan sahabatnya. "Elah Can.. katanya lo paling strong, gimana lah? Sehat elah mau nikah juga."

"Eh btw Le, adik-adiknya Ecan?" tanya Juna.

"Naira sama Nadya otomatis tau karena gue tadi panik trus teriak-teriak. Tapi mereka gue suruh di rumah, trus gue tadi buka handphone nya Ecan, itu temennya Ecan yang namanya Thala itu gue suruh jaga Naira sama Nadya di rumah."

Juna mengangguk, "Fiya?"

"Gak akan gue kasih tau kalo dia. Ecan pikirannya tuh baru ke Fiya, nanti kasian dianya pasti nyalahin dirinya sendiri. Gak adek gak kakak suka nyalahin diri sendiri, heran gue."

"Eh btw Le, si Fiya sama Johan gimana jadinya?" tanya Arkan.

Lea mengeluarkan senyum tipisnya. "Mereka bakal nikah tapi setelah nikahnya gue sama Ecan. Tapi mulai kemarin Fiya udah pindah ke rumahnya si Johan itu, dia butuh belajar tentang ke-ibuan disana sama mamahnya Johan."

"Astaga kasian gue," ucap Windy.

"Lagian kok bisa hamil tiba-tiba?" tanya Rey.

Lea menggelengkan kepalanya. "Fiya cuman cerita katanya dia emang waktu itu lagi berantem sama si Johan, trus bangun-bangun udah sekasur gitu lah."

"Ohh gue tau, Johan nya pasti gak bisa ngontrol emosi."

Juna mengangguk menyetujui ucapan Arkan. Lalu menatap Candra yang masih tenang tidurnya. "Kapan dia siuman?"

"Gue gak tau, dokter juga gak bisa memprediksi."

"Ecan pikirannya lagi kemana-mana, dia masih mikirin Fiya itu nanti kedepannya gimana, trus kalo masalah Naira dan Nadya dia kayaknya gak begitu mikir keras maksudnya kayak fine aja gitu. Trus katanya di Cafe nya ada struggle dikit. Gue mau bantu juga gimana, gue gak dibolehin Ecan. Karena gue juga ada urusan kantor katanya Ecan."

My Only Ecan || Haidar Ecandra [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang