✒ 1. Aileen bukan Alien √

104 52 14
                                    

🍑 Memiliki kedua orangtua, bukan berati mereka bersedia merawatku 🍑

✒️__________

"Ahh... Yaa, seperti itu sayang,"

"Ahh.. owhh.. uhh..ahsss..jang-an di gituin ah."

Mata Aileen menatap nyalang ke arah pintu yang tidak tertutup rapat, tinggal satu pijakan anak tangga lagi ia telah sampai di lantai dua. Namun niatnya ia urungkan, kedua tangannya mengepal di samping rok ketatnya.

Selain drama pertengkaran, drama ranjang juga sudah biasa menjadi ucapan selamat datang bagi Aileen. Suara desahan Dajjal tersebut membuat telinga Aileen panas, ingin rasanya ia melabrak penyatuan mereka dan menendangnya dari muka bumi ini.

"Bajingannnn!!" umpat Aileen lalu kembali menuruni anak tangga sambil mengikat rambut panjangnya.

Dengan langkah cepat Aileen menyambar kunci mobil yang sempat ia letakkan tadi.

"Sialan ... Jalang dan bajingan sampah!!"

"Sempat sempatnya mereka melakukan hal menjijikkan tersebut di siang bolong begini, anjing! Bitch."

Mulut Aileen tak henti-hentinya menyumpah serapahi kedua orangtuanya, katakan Aileen anak durhaka. Biarlah, Aileen tidak perduli itu!

Dengan kecepatan rata-rata Aileen segera melajukan mobil sport merahnya kembali ke sekolah, tidak perduli tatapan orang yang menjulid Aileen. Segera ia melangkahkan kakinya menuju kelas yang sempat ia tinggalkan tadi siang.

"Wow," Kaget seseorang yang dibuat sengaja karena kehadiran Aileen yang sekarang sudah menduduki kursi dan membereskan alat tulisnya.

"Habis dari mana loe? Gak malu apa? Udah bolos tapi ada muka aja ya dateng ke sekolah lagi?" tanyanya yang kini sudah dihadapan Aileen dengan tangan menyilang didada.

Merasa perkataannya tidak digubris ia langsung duduk di atas meja Aileen, tangannya meraih ujung rambut pirang Aileen.

"Gerah ya? Habis main berapa ronde?" tanyanya antusias.

"Vanessa!" panggil Aileen geram, merasa aura Aileen sudah berubah membuat perempuan yang dipanggil Vanessa tersebut menatap mata Aileen yang kini menatapnya nyalang.

"Loe gak habis maen sama kepsek kan? Alih-alih buat nyogok nilai loe? Secara kan loe selalu di bawah gwe!" jawab Vanessa lagi, semakin membuat tanduk iblis Aileen keluar.

"Drakkk"

Dengan tidak sabaran Aileen menendang meja yang Vanessa duduki sehingga membuat Vanessa terjumpalik ke atas lantai.

"Udah dong, loe jangan mancing Aileen!" ucap temannya yang bernama Sarah mencoba membantu Vanessa untuk berdiri.

"Loe pikir, selama ini gwe kalah? Tidak sama sekali! Gwe cuma kasihan lihat anak papih ini berjuang mati-matian agar_ ups, sorry gwe hampir kebablasan!" jawab Aileen lalu mengambil tas punggungnya.

"Senin besok jangan harap gwe ngalah lagi!" ucap Aileen lalu meninggalkan kelas.

Senin besok adalah hari ujian, hari dimana yang menentukan siswa-siswi lulus. Inilah SMA Trisakti, SMA yang hanya melihat dengan nilai.

Kosong Ya? (OG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang