🍑 Jangan dekatkan diri dengan kehancuran 🍑
-Kosong ya-
25, september 2019.
Aileen menghela nafas, entah untuk keberapa kalinya Aileen terus menerus menghembuskan nafasnya kasar. Otaknya sedari tadi sudah berfikir keras untuk merencanakan langkah tepat yang akan di ambil Aileen, bahkan Aileen sudah menyusun rencana tak senonoh dipikirannya.
Ia sudah memantapkan dirinya sendiri dan yakin Aileen akan mengubah strategi nya yang awalnya akan mengamati bagaimana interaksi Cakra saat berhubungan, jadi yang akan ia jalankan sekarang adalah menjadikan dirinya sendiri sebagai umpan. Iya, memberikannya masuk kelubang buaya.
Aileen meraih ikat rambut dari dasbor dan mengumpulkan helaian-helaian rambutnya yang hanya sebatas bahu, mengikatnya asal sebelum lampu hijau didepannya menyala.
Lagian, mana mungkin Cakra menolak tubuh seksi gwe.
Aileen merogoh benda pipih dari tas kecilnya dan segera melangkahkan kakinya meninggalkan mobilnya yang sudah terparkir rapih. Dahi Aileen mengerut saat melihat segerombolan siswa berseragam abu putih, bukan hanya abu putih diantaranya ada yang memakai baju biasa tengah bergerombol berlarian ke arahnya.
Melihat Aileen yang berjalan berlawanan arah, seseorang siswa berseragam acak-acakan menghampiri Aileen dengan nafasnya yang memburu.
Rahangnya mengeras "Loe mau mati? Ayo lari!!" ujarnya mengajak Aileen untuk pergi dari tempat tersebut, seseorang menarik tangan lelaki tersebut. "Bahayaaa!!" teriaknya saat lelaki tersebut yang sepertinya adalah temannya sudah menyeretnya jauh.
Otak Aileen masih ngeblank, belum paham apa yang terjadi. Mata Aileen merefleksikan keadaan, pelajar yang berlarian dan berteriak disekitar Senayan semakin membuat Aileen paham. Demonstrasi.
"Sialan!" umpat Aileen saat seseorang menyenggolnya sehingga ia oleng, untungnya ia tidak tumbang. "Kenapa anak SMA ikut ginian sih?!" keluhnya kesal tanpa memikirkan bahwa dirinya juga dulu sempat akan melakukan hal gila seperti ini saat SMA. Aileen ikut berlari menjauh dari gedung DPR, sepertinya pihak kepolisian tengah menyemprotkan gas air mata. Sama halnya saat ia mengikuti Demo kemarin, dampaknya membuat pendemo berlarian tak tentu arah.
Aileen menyumpah serapahi dirinya sendiri karena sudah memakai sepatu heels, akibatnya kaki mulusnya memar di bagian pergelangan kaki karena beberapa kali tercekluk.
"Loe ngapain disini maymunahh!?" seseorang berdiri dihadapan Aileen dengan nafas yang masih memburu sama halnya Aileen, saat ia mencoba melepaskan sepatu heels nya agar ia bisa leluasa untuk berlari.
Aileen tidak memperdulikan keberadaan Cakra dihadapannya, ia masih fokus untuk melepaskan sepatu heels nya itu. "Loe ngapain disini? Ikut demo lagi?" tanya Aileen setelah sepatunya berhasil dilepas.
Ribuan siswa masih terus berlarian, Aileen mencoba membantu seorang lelaki yang jatuh tersungkur ke arahnya. Aileen masih saja bersifat keren di keadaan genting seperti ini, Aileen menatap mata Cakra yang masih setia dihadapannya. Rahangnya mengeras dan matanya sama sekali tidak menunjukkan Cakra yang Aileen kenal saat tadi siang di kantin, Cakra yang sekarang adalah Cakra yang Aileen lihat saat dulu ia melayangkan tinjauannya.
Jujur, sebenarnya Aileen takut melihat raut wajah Cakra yang sekarang dibandingkan raut wajah cakra yang memukulnya dulu di lorong sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kosong Ya? (OG)
De Todo"Dan gwe gak pernah nyesel atas kejadian itu, karena apa?? Loe pantes dapetin itu" Ucap Cakra dengan tangan menyelipkan rambut kebelakang telinga Aileen. Perlakuan aneh Cakra membuat Aileen refleks menepis kasar tangan Cakra, apa yang loe lakukan Ca...