✒ 21. Timbal Balik√

16 17 7
                                    

🔥Mengira tanpa dikira🔥

Lelaki itu mengusap wajahnya kasar, bingung apa yang harus ia lakukan. Di lain sisi tujuan nya hanya untuk berbalas dendam, namun perasaannya menolak keras niat itu. Matanya melirik keberadaan Aileen yang sekarang sudah duduk bersandar di tembok, memikirkan perempuan dengan gangguan mental.

"Gwe sayang sama loe, ai ..." ucap Cakra ikut berjongkok dihadapan Aileen. "Gwe juga terjebak dengan permainan gwe sendiri," Akunya menangkap kedua pipi Aileen.

Aileen sedikit kaget atas perkataan yang Cakra ucapkan terhadapnya, lalu kepalanya menggeleng kuat tidak percaya atas perkataan yang barusan ia dengar.

"Bohong!" Aileen menepis tangan Cakra, Aileen tidak ingin lagi dibohongi Cakra, Aileen tidak ingin lagi jatuh kedalam pesona Cakra. Cukup sekali, Aileen tidak ingin bermain api lagi. Ia sudah merasa terbakar dengan api yang ia nyalakan, dan itu terasa sakit.

"Jangan bohong lagi, Cak! Kalaupun iya, kenapa loe selalu berhubungan dengan banyak perempuan padahal loe udah punya gwe!" Aileen mengalihkan pandangannya tidak ingin bertatapan dengan Cakra.

"Itu semua usaha gwe biar Refi menjauh dari gwe," Aileen kembali fokus ke Cakra, ingin memastikan bahwa perkataan yang ia dengar tidak lah salah.

"Maksud loe?"

Cakra sepenuhnya duduk sekarang, "Loe tahu kan kalau gwe dari dulu gak seperti ini? Gwe bahkan paling anti sama yang namanya perempuan, tapi sekarang gwe jadi lelaki berengsek yang tidak cukup satu perempuan dan ... Itu agar Refi menjauh dari gwe. Gwe gak suka sama Refi!"

Aileen tersenyum mendengar perkataan Cakra, kebingungannya terjawab sudah. "Loe gak marah soal riset ini?" tanya Aileen.

"Marah!"

Aileen cemberut, namun detik itu juga mata Aileen melotot sempurna karena Cakra mencium bibir Aileen. "Gak usah monyong gitu!!"

"Cakra!" Maki Aileen menabok bahu Cakra.

"Jangan bilang itu first kiss loe?" tebaknya yang berhasil membuat wajah Aileen memerah karena pertanyaan Cakra tepat sasaran. Cakra tertawa karena merasa pertanyaan nya benar.

"Ya iya lah, gwe ngejaga harga diri gwe gak kayak loe cipokan kanan kiri oke sana sini siap!"

"Okeh mari kita luruskan, loe juga first kiss gwe tahu!" ucapnya.

"Loe pikir gwe buta? Terus siapa ya cowok yang dihutan itu? Enak ba ..."

"No!" Cakra segera memotong perkataan Aileen, "Niat gwe bukan buat loe cemburu, tapi niat gwe buat Refi cemburu! Pas itu Refi juga lagi lihat ke arah gwe," Jelasnya.

"Gwe gak cemburu tuh, sorry banget ya!"

"Masa? Terus kenapa pergi?" tanyanya yang sama sekali tidak Aileen pedulikan, " Okeh loe menang, kembali lagi sama permasalahan first kiss!" Ia tersenyum ke arah Aileen.

"Pas loe tidur di UKS, kelas sebelas kalau gak salah. Gwe pas itu lagi bolos dan lihat loe terbaring di brankar, gwe cuma mengecup bibir loe doang soalnya kalau pas tidur menggoda banget ... Dan,"

"Jangan bilang loe yang buat tanda merah di bahu gwe?" Tebak Aileen yang berhasil membuat Cakra detik itu tersenyum.

Ingin rasanya Aileen menampar pipi lelaki yang berada dihadapannya sekarang, yang sayangnya sekarang malah tersenyum manis kearahnya. Sumpah, Cakra sama sekali tidak terlihat merasa bersalah.

"Gila ya loe? Gwe pikir gwe di cupang setan, lagian loe kenapa buat di bahu sih? Kenapa gak buat di dada aja?" tanya Aileen sambil menunjuk kan belahan dadanya, Namum dengan cepat Cakra menghentikan pergerakan Aileen. Pertanyaan Aileen sungguh diluar nalar bagi Cakra.

Kosong Ya? (OG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang