🍑Menahan Rasa Adalah Yang paling Mudah, Karena Aku Tidak Pernah Memilikinya 🍑
-Kosong ya-
Secara mendadak, para Demostrasi yang sedari tadi anteng diam namun mulutnya seperti orang kerasukan berlarian kocar-kacir tak tentu arah. Beberapa dari mereka berteriak memberitahukan bahwa segerombolan aparat kepolisian menembakkan gas air mata, sebaginya berteriak kesakitan karena merasakan perih dikedua bola matanya, Sebagiannya lagi berteriak memberi tahukan pendemo untuk segera berlindung.Aileen yang terlalu kaget karena orang-orang yang datang padanya mendadak berdesakan untuk mencari perlindungan, ditambah kosakata aneh yang baru pertama Aileen dengan yaitu gas air mata membuat Aileen kelabakan kebingungan. Akibatnya Aileen tidak terlalu mengenggam tangan Rayand kuat, keduanya terpisah. Rayand yang berteriak memanggil nama Aileen dan Aileen yang kebingungan mencari suara Rayand yang semakin kecil, Aileen pastikan Rayand juga ikut terseret akibat desakan dadakan tersebut.
"Rayand!" teriak Aileen saat sesuatu yang aneh menerpa wajahnya dan mengenai matanya, inikah yang dinamakan gas air mata? Atau air matanya mahasiswa yang tersakiti?
Aileen mengumpat keras karena tubuhnya terkena dorongan dari arah belakang, ditambah matanya semakin perih akibat gas air mata tersebut. Aileen mencoba meneriaki nama Rayand berulang kali berharap Rayand akan mebantunya dan meneriaki orang-orang yang terus-menerus mendorong Aileen, sayangnya suara Rayand sama sekali tidak terdengar entah karena suara Rayand tidak terdengar karena suara-suara asing yang terus menerus berteriak histeris atau karena jaraknya dengan Rayand semakin jauh juga.
Belum sempat Aileen membuka matanya yang sedari tadi terus menerus ia gosok dengan tangannya, ketika sesuatu menarik tangan kanannya kencang. Kepala Aileen dibawanya kedalam himpitan jas almamater tersebut, wangi parfum khas maskulin menyapa indra penciuman Aileen. Tanpa bersuara, sosok tersebut mengajak Aileen untuk ikut terus berlari menerobos mahasiswa lainnya yang sedang berlindung. Sangat kacau.
Sayup-sayup Aileen membuka kedua matanya, jas almamater yang dijadikan lindungan kepalanya dan kaos hijau mintz yang dikenakan lelaki tersebut. Hanya itu yang mampu Aileen tangkap tidak lebih, ditambah mata Aileen yang semakin perih dan mengeluarkan air mata yang berakibat ia susah melihat dengan jelas.
"Bang, Aqua-nya satu." ucapnya setelah mendudukkan Aileen di kursi depan Warung kecil pinggir jalan.
Dibasuhnya mata Aileen dengan air yang baru saja ia beli, kemudian mengelapnya dengan tisu yang baru saja ia ambil dari tas yang Aileen bawa. Dirasanya sudah tidak terlalu perih perlahan Aileen membuka kedua matanya, terlihat buram namun mata Aileen pasti tidak salah kalau lelaki yang berada disampingnya sekarang adalah Cakra. Lelaki yang tadi sempat Aileen lihat tengah duduk di podium bersama Rival.
Nafasnya masih tidak berurutan, mungkin masih terasa capeknya karena berlarian. Tatapannya tak teralihkan dari segerombolan mahasiswa yang masih terus berlarian, Aileen kembali mengelap wajahnya yang masih basah karena air mineral yang tadi dibasuhnya.
Entah apa yang dipikirkan oleh lelaki tersebut, raut wajahnya aneh. Terlihat seperti raut kekagetan yang nampak disana.
"Maba ngapain ikutan demonstrasi?" tanyanya dengan nada tidak suka.
Aileen membuang bekas tisu yang dipakainya kejalanan tanpa menjawab pertanyaan dari lelaki yang sedikit Aileen benci dan bodohnya barusan ia ditolong oleh lelaki tersebut parahnya ia sekarang tengah duduk berdua didepan warung.
"Coba aja kalau loe tadi gak gwe tarik, udah kelar hidup loe disana," ucapnya lagi masih dengan nada tidak suka, lagi dan lagi Aileen mengabaikan perkataan Cakra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kosong Ya? (OG)
Random"Dan gwe gak pernah nyesel atas kejadian itu, karena apa?? Loe pantes dapetin itu" Ucap Cakra dengan tangan menyelipkan rambut kebelakang telinga Aileen. Perlakuan aneh Cakra membuat Aileen refleks menepis kasar tangan Cakra, apa yang loe lakukan Ca...