🍑 Seharusnya sadar di awal, kalau itu hanya sebuah permainan 🍑
-kosong ya-
Hari ini Aileen tidak ada rencana masuk kuliah, otaknya masih mencerna perkataan Andre kemarin. Dan sialnya, Andre tidak sama sekali menjelaskan semua perkara yang membuat Aileen pusing karena hal tersebut. Jadi ia memutuskan untuk memikirkan hal di luar kendalinya malam ini di apartemennya.
Perempuan didepan pintu apartemen Aileen tersenyum melihat kedatangan Aileen, Aileen melirik ke arah wanita disampingnya. "Mbak ... pulang aja," Suruh Aileen kepada wanita berumur 27 tahun'an itu, lalu tangannya mengambil tas kecil yang di bawanya.
Wanita tersebut menganggukkan kepala, lalu tersenyum "Kabarin saya non, jika terjadi apa-apa." Pesannya yang kemudian pergi.
Tanpa menghiraukan keberadaan perempuan tersebut, segera Aileen membuka pintu apartemen yang langsung dibuntuti dari belakang. Kakinya menuju dapur, meletakkan buah tangan di dalam kulkas. Aileen tidak menghiraukan keberadaan perempuan tersebut, ia langsung menyambar remote diatas sofa.
"Sakit kok gak bilang-bilang sih?" tanyanya yang sekarang membawa buah-buahan yang sudah di hidangkan diatas piring.
Aileen melirik Kara malas, "Gwe gak sakit, loe bisa lihat kan? Gwe sehat ..."
Kara mendekati Aileen, tangannya di letakkan di atas kening Aileen. Memeriksanya seolah ia adalah ibu dokter, matanya sedikit melebar dan menarik tangannya dari atas kening Aileen.
"Masih agak anget ..."
Aileen mencoba mengabaikan Kara, ia menggeser tubuhnya sedikit agar tidak terlalu berdekatan dengan Kara. Matanya ia fokuskan ke layar besar di hadapannya, "Kar," Panggil Aileen beberapa saat.
Kara yang mendengar langsung berhenti mengunyah buah anggur, dasar! Dia yang membawa dia juga yang makan. Ini nih, kalau teman yang jenguk.
"Rayand gak nanyain gwe ke loe?" tanya Aileen penasaran, "Atau Cakra kek?" Tambahnya, ingin mengetahui kemana perginya Cakra setelah malam terakhir ia mengantarnya sampai sekarang belum juga memberi kabar.
"Setahu aku, Rayand akhir-akhir ini sibuk kerja ... kalau Cakra? Hmm, tadi aku lihat dia bareng sama refi deh,"
"Iya, refi dari jurusan desain itu." Sambungnya.
"Oh,"
Aileen bingung sendiri untuk menanggapi jawaban Kara, untuk Rayand mungkin Aileen bisa memaklumi karena Rayand seperti punggung keluarga bagi keluarga sederhana nya itu. Tapi kalau untuk Cakra, berengsek banget gak sih? Kata apa yang cocok buat Cakra? Kalaupun ada kata yang lebih dari kata Berengsek, itu pasti yang Aileen katakan sekarang juga.
"Kara," Panggil Aileen lagi.
Merasa namanya dipanggil lagi, Kara segera menengokkan kepalanya ke arah Aileen yang sekarang masih fokus ke layar tv.
"Loe orang miskin, ya?" Tanya Aileen setelah terdiam beberapa saat.
Kara merubah posisi duduknya menjadi menghadap Aileen, kedua matanya sedikit berkaca-kaca. "Kalau aku miskin kamu gak mau temenan sama aku?"
Aileen menggeleng cepat, "Gwe baru punya temen miskin soalnya," ucapnya dengan cengiran di ujung kalimatnya.
Baru? Kalau dipikir-pikir Aileen sama sekali tidak punya teman, Rayand adalah salah satu orang yang mulai mendekatinya dengan trik anehnya, menyuruhnya untuk mengingat nama, dan ramalan bodohnya. Ah, Dilan kw ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/280899710-288-k78322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosong Ya? (OG)
Random"Dan gwe gak pernah nyesel atas kejadian itu, karena apa?? Loe pantes dapetin itu" Ucap Cakra dengan tangan menyelipkan rambut kebelakang telinga Aileen. Perlakuan aneh Cakra membuat Aileen refleks menepis kasar tangan Cakra, apa yang loe lakukan Ca...