🍑Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya 🍑
Cakra kembali melihat Aileen, wajah nya terlihat sangat ketakutan karena ulah Cakra. Dengan segera kembali ketempat Aileen, meraih tubuhnya dan dengan cepat Aileen menerima pelukan Cakra. Kakinya Aileen belitkan di tubuh Cakra, kedua tangannya memeluk erat leher Cakra.Segera saja Cakra melangkahkan kakinya meninggalkan tempat tersebut, dengan menggendong Aileen didepan. Posisinya seperti seorang ayah yang tengah memangku anaknya, tangan Cakra mengelus punggung Aileen mengabaikan pandangan orang-orang di dalam sana yang mungkin iri ingin bertukar posisi dengan Aileen.
Setibanya di mobil, Cakra melepaskan kemeja hitamnya sehingga menyisakan kaos putih. Mengelap air hujan yang berada di sekitar tubuh Aileen. Kemudian mentalikan keperut Aileen yang sedikit terbuka agar menutupi tubuh bagian bawahnya, tangannya terulur ke atas kemeja Aileen lalu mengancingkan kedua kancing yang sengaja Aileen buka.
"Maaf, gwe telat." Gumam Cakra, yang masih terdengar Aileen.
Bau alkohol tercium oleh Cakra, dan itu berasal dari tubuh Aileen. Tidak Cakra sangka bahwa seorang Aileen tidak bisa minum minuman beralkohol, malam yang semakin larut ditambah hujan yang semakin deras membuat Aileen sedikit mengeratkan pelukannya sendiri.
Cakra kembali mengangkat tubuh Aileen, namun Aileen segera membuka matanya. Menatap wajah Cakra senang, kemudian meloncat kepangkuan Cakra seperti anak monyet. Aileen merasa posisi tersebut sangat lah nyaman, mungkin karena Aileen tidak pernah mendapatkannya sedari kecil.
Cakra menghembuskan nafasnya kasar, kemudian menutup pintu mobilnya dan segera melangkahkan kakinya menuju apartemen Aileen.
"Cakra, " panggil Aileen setelah keduanya sampai di dalam apartemen milik Aileen, "Hikss ... Cakra .. Hikss,"
Mendengar Aileen menangis membuat Cakra langsung saja merebahkan Aileen ke atas kasur empuknya, "Kenapa?" tanya Cakra khawatir.
Cakra mencoba mengabaikan bau alkohol yang berasal dari tubuh Aileen, tangannya meraih dagu Aileen yang tadi menunduk agar tegak.
"Hiks ... Tadi orang itu merekam!" Adunya.
Cakra menganggukkan kepalanya, kemudian mengusap pipi Aileen. "Tadi kan handphone nya udah aku rusak,"
Aileen mengangguk seolah paham, "Tapi, tadi dia nggak tau lagi ngapain leher Aileen Cakra. Tubuh Aileen kepanasan ..." Cakra langsung saja menelengkan kepalanya untuk melihat leher jenjang Aileen, dan benar saja disana ada tanda merah keunguan. Cakra yang melihatnya kembali emosi, harusnya ia tadi memotong lidah lelaki itu sama halnya dengan tangan kanannya yang cakra patahkan.
Cakra mendorong tubuh Aileen agar terlentang, entah mengapa melihat wajah polos Aileen yang mabuk malah terlihat menggiurkan.
"Cakra mau ngapain?" tanya Aileen seperti bocah umur lima tahun, kedua matanya berkedip-kedip bingung.
Cakra tidak bisa lagi menahan wajah bocah Aileen yang menurutnya lagi menggoda itu, langsung saja bibir cakra menyerang leher jenjang putih Aileen. Mencumbu nya, menghirupnya dalam-dalam masih tercium bau khas Aileen meskipun sudan bercampur dengan bau alkohol. Menjilatinya, seolah menyapu bersih bekas ciuman lelaki tadi.
Aileen bergerak tak tahu arah, pergerakan Aileen justru malah membuat Cakra kehilangan kesadaran. Menyedot kulit putih Aileen sehingga meninggalkan bekas merah keunguan disana, mengganti cupangan yang dibuat oleh lelaki yang sempat ia katai bajingan. Namun sekarang bukan kan mereka berdua sama-sama bajingan?
![](https://img.wattpad.com/cover/280899710-288-k78322.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosong Ya? (OG)
Aléatoire"Dan gwe gak pernah nyesel atas kejadian itu, karena apa?? Loe pantes dapetin itu" Ucap Cakra dengan tangan menyelipkan rambut kebelakang telinga Aileen. Perlakuan aneh Cakra membuat Aileen refleks menepis kasar tangan Cakra, apa yang loe lakukan Ca...