"AAAAaaaaaaaa ... "
Giselle langsung terperanjat saat mendengar Winter yang tiba-tiba berteriak kencang.
"Yak! Winter, irreona! Winter!"
Winter langsung terbangun, dengan keringat yang membasahi wajahnya. Belum lagi tubuhnya yang bergetar hebat, matanya juga sudah berembun.
"Hey, tenanglah. Kau mimpi buruk?"
Giselle langsung menarik Winter kedalam pelukanya. Winter langsung meremat baju Giselle dan menangis disana. Giselle mengusap punggung Winter dengan lembut, dan juga membisikan kalimat penenang. Karena Suho dan Irene tidak mungkin mendengar mereka sekarang, mereka ada di lantai 1, sedangkan Winter berada di lantai 2. Kebetulan malamnya Giselle pergi ke rumah Winter untuk menginap. Yuri ada sedikit urusan dan tidak akan pulang, jadi Giselle diminta pergi menginap.
"Gi..Giselle ..."
"Iya aku disini, sudah lebih baik? Aku ambilkan air dulu sebentar."
Giselle turun dari ranjang dan mengambil minum untuk Winter agar dia lebih tenang. Giselle juga mengambil tisu untuk mengelap keringat dan juga air mata Winter.
"Gwenchana?"
Winter menggenggam tangan Giselle dengan erat, menyoba mengurangi ketakutanya.
"Aku takut Giselle."
"Ceritakan pelan-pelan saja. Atau mau aku panggilkan eomma dan appa dulu kesini?"
Winter mengangguk. Giselle mencari ponselnya dan menghubungin Irene. Kalau bukan keadaan mendesak pasti dia tidak akan mau melakukanya. Ayolah, ini jam 11 ah bukan hampir jam 12 malam dan dia menghubungi orang yang sedang beristirahat. Percobaan pertama gagal, sepertinya mereka sudah terlelap. Tapi dia mencoba lagi, dan gagal lagi. Okey, satu kali lagi. Kalau tidak di angkat juga, dia akan langsung turun ke lantai 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
6th Sense [END]
Fiksi PenggemarMenurut kalian, bagiamana anak yang memiliki 6th sense hidup? Normal saja kah? Keluarga mereka menerima? Orang sekitar bagaimana? Jawabanya mungkin Hide and Seek ... Permainan yang tidak akan ada akhirnya. Bersembunyi dan Mencari. Apa mereka tetap...