Flashback
_____________________________
"Bunuh saja aku. Tapi tolong ... jangan sentuh adik-adikku ..."
Tidak ada yang lebih membuat Seokjin menyesal selain menjadi penyebab orang lain menderita. Dialah yang menyebabkan semua kekacauan ini terjadi. Karena dia, orang-orang di sekitarnya menderita.
Tapi dia juga tidak berdaya. Lihatlah dia sekarang, hanya bisa berlutut di atas tanah gersang setelah suaranya habis untuk berteriak tidak jelas di depan markas yang dulu pernah dia datangi ketika menyelamatkan Yoora. Markas itu kosong. Tidak ada siapapun yang keluar meski Seokjin menangis darah sekalipun.
"Bodoh."
Seokjin reflek menoleh ketika pendengarannya menangkap suara itu.
"Apa kau sudah menyadari betapa bodohnya dirimu, Seokjinnie?"
Ketika Seokjin mampu mengenali sosok yang menjulang tinggi itu, sorot matanya menajam dan rahangnya mengeras.
"Pergilah!" geramnya rendah.
"Kau tidak ingin tahu kenapa aku datang ke sini?" Pria tersebut mengulurkan tangannya berniat membantu Seokjin bangun. Tapi Seokjin melengos.
"Ayolah, Kim sajang, sambutlah jabat tangan sahabat kecilmu ini."
"Aku tidak punya sahabat kecil."
"Kau punya."
"Dulu." Seokjin menyindir, "Sebelum dia memukuliku dan mempermalukanku di depan adik-adikku lalu menculik anakku entah dibawa kemana."
Pria tersebut- yang tidak lain adalah Song Baekyung- tertawa dengan suara beratnya.
Seokjin bangkit dari tempatnya, berdiri dengan tegak di depan orang yang telah merenggut miliknya.
"Kebetulan yang aneh kau ada di sini, tapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin kau cepat kembalikan Yoosun padaku."
Tawa Baekyung berhenti. "Untuk apa? Untuk hidup menderita bersamamu?"
"Hidupmu sudah hancur, Seokjinnie. Kau sudah tidak memiliki apa-apa. Untuk mengisi perutmu sendiri kau kesulitan, bukan? Lalu atas dasar apa kau berani meminta Yoosun untuk hidup bersamamu?"
Kali ini Seokjin tidak mampu menjawabnya. Apa yang dikatakan Baekyung semuanya benar.
"Pergilah." Hanya itu yang mampu Seokjin katakan pada akhirnya. Meski tak ingin, dia harus merelakan Yoosun demi kesejahteraan gadis kecil itu sendiri.
Bahu Seokjin ditepuk, "Aku akan mengembalikan Yoosun padamu."
Mulut Seokjin terbuka lalu tertutup lagi dengan cepat. Kata-katanya tertahan di tenggorokan, terasa sakit. Dia begitu terkejut.
"Tapi dengan empat syarat. Syarat pertama adalah, kau harus memaafkan aku."
"Atas?"
Baekyung tersenyum, "Atas perlakuan burukku di depan adik-adikmu tempo hari. Sebenarnya, itu semua hanya sandiwara."
"Apa?!"
"Aku harus melakukannya agar orang licik itu tidak mencurigaiku. Beruntung dia terkecoh sebab aktingku sangat baik. Kau juga mengakuinya kan, Jinnie? Buktinya aktingku bisa membuatmu begitu terpuruk sampai kau berdarah-darah mengejar mobilku hehehe."
"Kau bilang apa??!!!"
"Eits! Jangan marah! Ingat syarat pertama! Kau harus memaafkanku. Hahaha. Lanjut ke syarat kedua, kau harus ikut denganku!" Baekyung menarik Seokjin untuk masuk ke dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle • KSJ (Completed)
Fanfic"Sampai kapan kau akan terus membohongi kami, Hyung?" ~ BTS ~ Jin dikenal konsisten dengan apapun yang dia lakukan. Termasuk berpegang teguh pada prinsip selalu bahagia, senantiasa menunjukkan sisi terbaiknya, dan tidak pernah membiarkan dunia tahu...