3

2.7K 286 34
                                    

Gaes, baca part ini sangat disarankan pake mode gelap biar sensasinya kerasa!

Selamat membaca!

***

"Jin Hyung? Apa yang sedang kau lakukan?"

Seokjin terperanjat mana kala Jimin mendadak muncul di sampingnya yang sedang fokus menatap layar ponsel. Akibatnya ponselnya terjatuh ke karpet dengan posisi layar mengahadap atas menampakkan sebuah video bayi yang tertawa.

"Hyung? Sejak kapan kau hobi menonton video bayi?" tanya Jimin tersenyum geli, "Kau ketularan Namjoon Hyung ya? Wanna be a dad?" Jimin hendak mengambil ponsel Seokjin untuk melihat video lebih dekat tapi gerakannya didahului Seokjin yang sekarang menunjukkan ekspresi datar.

"Tidak. Itu kiriman dari grup keluarga. Keponakan jauhku."

"Jinjja? Tapi kau menatapnya sambil senyum-senyum tadi. Jenis senyum yang berbeda," Jimin berpikir sebentar, "seperti senyum seorang ayah?"

Hening membias di antara mereka.

"Pfffttt. Hahaha." Seokjin tertawa terbahak-bahak.

Jimin mengangkat alis, "Kenapa malah tertawa?"

Seokjin masih tertawa sampai tubuhnya setengah berbaring di sofa. Dia baru berhenti ketika sadar Jimin menatapnya kesal.

"Hey, Jimin-ah. Jangan mengada-ada. Pikiran seperti itu masih jauh dalam rencana hidupku. Aku masih ingin menikmati hidup, kau kan yang paling tahu?"

Jimin mengerucutkan bibirnya, "Aku hanya mengungkapkan apa yang terlintas di pikiranku, Hyung. Lagipula, umurmu sudah cocok untuk jadi seorang ayah. Bukankah kau merencanakan menikah di umur 31? Sebentar lagi kan?"

Seokjin menepuk paha Jimin sembari meringis, "Itu hanya sekadar wacana, aku belum terlalu serius memikirkannya."

"Kau selalu saja begitu ya, Hyung?"

Seokjin memajukan bibir bawahnya, "Begitulah. Let it flow, Bro. Yang penting nikmatin dulu hidupmu yang sekarang."

"Tapi kau punya kekasih kan, Hyung? Wanita seksi itu, bagaimana kabarnya?" Jimin mengubah posisi duduk lebih dekat dengan Seokjin, agar bisa menyender di bahu lebarnya sekaligus melihat apa yang sedang dilihat Seokjin di ponselnya.

"Wanita seksi yang mana? Gebetan Jin Hyung semuanya seksi." Bukannya Seokjin yang menjawab, tapi malah Yoongi yang tiba-tiba datang dan langsung duduk di sofa depan mereka.

"Ah, Yoongi-ya! Jangan mengumbar rahasiaku!" jawab Seokjin terkekeh.

Yoongi memainkan ponselnya sambil meringis garing, "Rahasia umum maksudmu?"

"Jin Hyung playboy?" Jimin bertanya seolah-olah dia dikhianati karena tidak diberitahu sendiri.

"Kau kemana saja selama ini, Jimin-ssi?"

Jimin menatap Seokjin dengan mata membola, masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Seokjin menyanggah, "Aniya. Jangan dengarkan Yoongi. Dia itu sesat."

"Kalau kau tak percaya," Yoongi menyela lagi, "lihat saja messenger Jin Hyung, semuanya perempuan yang tidak pernah ada di pikiranmu bisa digebet olehnya."

"Aniya. Aniya. Jangan percaya pada Min Licik Yoongi!" bantah Seokjin cepat.

Jimin menatap pada Seokjin dan Yoongi secara bergantian. Berpikir lama untuk memproses semuanya perlahan. Setelah yakin, akhirnya Jimin memutuskan untuk percaya pada kalimat cenayang Bangtan yang memang sudah teruji klinis itu.

Struggle • KSJ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang