2

3.3K 300 37
                                    

Seokjin menggerutu, sudah dua hari berlalu sejak dia menghadapi kegilaan Jungkook dan panjang lebar menjelaskan tentang pertanyaan yang diajukan olehnya, sekarang anak itu malah terkesan mencuekinya. Mungkin Jungkook tidak puas dengan jawabannya, atau anak itu tahu ada yang sedang disembunyikannya. Lagipula, mana ada sih rahasia yang diumbar-umbar? Terkadang Seokjin merasa Jungkook terlalu obsesif ketika menginginkan sesuatu.

Biarkan sajalah, paling nanti mendekat lagi.

Seokjin tidak lagi mengamati Jungkook dari jauh ketika ponselnya berdering dan menampakkan wajah ibunya di sana. Dia sangat senang mendapat video call dari ibunya di saat yang tepat.

"Eomma, ada apa?" Seokjin segera menjauh dari kerumunan ke sudut ruangan yang agak sepi agar bisa mendengar suara ibunya.

"Seokjin-ah, apa harus ada sesuatu dulu untuk bisa menghubungimu? Kapan kau pulang, Anak Bebal?"

Seokjin terkekeh, "Eomma merindukanku ya? Bukankah baru kemarin kita bertemu?"

"Bukan aku yang merindukanmu, Bodoh!"

"Maaf, ya, Eomma, aku belum bisa pulang. Lagi sibuk-sibuknya. Nanti akan kuusahakan curi waktu untuk menjengukmu."

"Jangan cuma curi waktu, percuma kalau kau hanya satu jam di rumah. Malah makin bikin ricuh."

"Hehe. Aku sedang istirahat dari latihan. Masa Eomma tega memarahiku yang kelelahan ini?"

"Oh, benarkah?"

Selanjutnya Seokjin terdiam, membiarkan ibunya berbicara panjang lebar tentang pentingnya menjaga kesehatan di situasi pandemi seperti ini. Wajar. Ibu-ibu. Tapi tatapannya berubah sendu saat mengingat sesuatu dan mendadak dirinya ingin segera pulang sekarang juga. Hal yang mustahil mengingat jadwal Bangtan yang sedang sangat padat hari ini.

"Hallo, Eomonim. Lama tidak berjumpa, aku merindukanmu!" Tiba-tiba Taehyung datang langsung menyerobot agar muncul di layar.

"Tae-ya? Kau pandai berbohong ya?"

"Aku sungguhan, Eomonim."

"Kalau sungguhan, kenapa tidak pernah mengunjungiku lagi, eoh?"

Begitulah. Sesi curhat dirinya dengan sang ibu pun akhirnya terputus oleh obrolan mereka. Ponselnya dikuasai oleh Taehyung sehingga dia tersingkirkan begitu saja. Taehyung itu salah satu member Bangtan kesayangan ibunya, Seokjin juga tidak tahu pelet apa yang telah Taehyung berikan sehingga bisa meluluhkan hati ibunya itu. Bahkan tak jarang Seokjin merasa seperti anak tiri, akibat perlakuan ibunya lebih lembut kepada member Bangtan-terutama Taehyung, dibandingkan kepada dirinya.

"Salahkan Seokjin Hyung yang tidak pernah mengajakku ke rumahmu lagi, Eomonim."

"Yak! Apa-apan ini?" keluh Seokjin hendak merebut kembali ponselnya tapi Taehyung malah melarikan diri. "Hey, kembalikan! Aku belum selesai bicara pada ibuku, heh! Kim Taehyung!"

"Aku pinjam ibumu sebentar, Hyung!" teriak Taehyung sambil terkekeh.

Seokjin mendengkus sebal, malas mengejar. Sebenarnya dia sedang mengirit tenaga untuk latihan koreo lagu baru yang kini sedang mereka kerjakan. Koreo baru, artinya Seokjin harus berlatih lebih keras dari biasanya agar hasilnya memuaskan. Ah, sungguh dia tidak menyangka bisa bertahan selama tujuh tahun ini dengan segala kekurangan yang dimilikinya. Tapi dia selalu menyemangati dirinya sendiri, toh sekarang dunia sudah mulai mengakui hasil kerja kerasnya. Setidakanya dia tidak menerima hujatan sebanyak saat baru debut dulu. Meski masih ada beberapa, tapi itu tidak membuat Seokjin terpuruk lagi seperti dulu, justru malah menjadi suntikan semangatnya agar bisa lebih baik lagi dalam menari dan menyanyi.

Struggle • KSJ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang