Hi! Welcome di part 12!
Btw apa kabar? Lagi galau apa udah bahagia?
Jangan lupa tinggalkan komentar di setiap paragraf ya, klik tombol vote juga di akhir halaman. Thank you kalian udah bantu aku banget loh!
Happy reding,
***
Kedua tangan Lyra bergerak ke depan meraba udara. Mata gadis itu tertutup oleh kain berwarna biru muda.
"Ini ngapain sih harus ditutup-tutup segala?" tanya Lyra setelah beberapa menit hanya bisa melihat warna hitam pekat.
"Udah lo jangan bawel deh," ujar Nina yang kini memegangi bahu Lyra dari belakang sambil mengarahkan.
Gadis itu hanya mendengus pasrah dan terus berjalan mengikuti arahan Nina. Begitu melihat Lyra dan Nina memasuki area taman, Windy dan Oliv yang tadinya tengah menata beberapa properti di tikar langsung berdiri sambil mengarahkan Nina untuk lebih cepat dengan bahasa tubuh.
Nina menghentikan langkahnya di depan gazebo, yang otomatis diikuti oleh Lyra.
"Udah sampe, nih?" tanya Lyra penasaran.
Satu ... dua ... tiga ... Kain di mata Lyra terbuka.
"SURPRISE!" teriak Windy, Nina, dan Oliv bersamaan sambil merentangkan tangannya. Mereka semua tersenyum lebar.
Lyra refleks membekap mulutnya tak percaya. Teman-temannya ini sedang kenapa sih? Padahal ini bukan hari sepesial untuk Lyra. Tapi kenapa mereka menyiapkan semua ini?
"We have some fun today!" kata Windy bersemangat.
"Dan lo nggak boleh nolak apapun yang kita mau!" tambah Oliv membuat Lyra menatapnya curiga.
"Jangan-jangan ada rencana buruk nih?" Lyra memicingkan matanya.
"Udah ayok!"
Tanpa aba-aba tangan Lyra langsung ditarik oleh Nina membuat gadis itu mau tidak mau harus megikuti. Kini mereka duduk melingkar di tikar yang tergelar rapih di rerumputan taman luas belakang rumah Desi.
"Ini semuanya kita yang bikin, bagus kan? Bagus dong ide gue!" seru Nina bangga.
Lyra mengangguk sambil mengedarkan pandangannya. Ia masih tidak percaya dengan yang dilihatnya. Terdapat beberapa perlengkapan piknik yang Lyra yakin itu milik Nina. Di atas karpet lebar itu juga tersusun rapi beberapa kotak berwarna pink yang Lyra yakini itu milik Oliv.
Ting!
Windy segera membuka ponselnya. Sedetiknya gadis itu tersenyum lebar dengan mata berbinar.
"Wait, gue jemput makanan dulu." Gadis itu langsung berdiri dan berlari masuk ke rumah.
Lyra yang belum mengerti hanya mengangguk samar.
"Ohiya, tadi gue liat ada mobil putih di depan. punya Windy? Kok asing gitu?" tanya Lyra begitu mengingat pandangan pagi tadi sepulang dari taman.
"Yap, bener banget. Tuh anak baru dibeliin mobil. Katanya sih menang apaan gitu. gue kurang faham," jelas Oliv yang sudah lebih dulu mengerti.
"Menang lomba esai tingkat provinsi," ungkap Nina memperjelas.
Lyra mengangguk kagum, "Orang kaya kalau menang lomba hadiahnya nggak main-main yah?" ujarnya yang diangguki Nina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Wish [BACA SELAGI ON GOING]
Teen FictionFyi, garis besar dari cerita ini terinspirasi dari kisah nyata. Aku Alyra, sangat bahagia karena telah ada orang baik yang menulis cerita dengan garis besar yang diangkat dari kisahku. Terimakasih kepada kalian, nama-nama yang Tuhan izinkan masuk da...