Hi! Welcome di part 16!
Alhamdulilah bisa up lagi. Silahkan tandai typo yang kalian temukan. Baca dan rasakan dengan hati. Ramaikan kolom komentar di setiap paragraf dan klik tombol vote GRATIS di akhir halaman. Dukungan kalian sangat aku butuhkan, thank you:)
Happy reading,
***
Lyra terduduk di tepi rooftop, gadis itu memeluk kedua lututnya yang tertekuk sambil menopang dagunya disana. Jam sitirahat kali ini ia gunakan untuk menenangkan diri. Selain sepi, ia juga bisa menikmati angin yang berhembus pelan menerbangkan beberapa helai rambutnya. Meskipun harus berbohong kepada teman-temannya dengan alasan pergi ke toilet. Tapi ini lebih baik, Lyra sedang tidak ingin diganggu.
Mengingat kejadian tadi, membuat Lyra sangat terganggu. Ia tidak bisa menghilangkannya dari kepala secara mudah. Ditambah pesan dari sang Kakak, Lyra belum berani membalasnya. Ia akan memikirkan terlebih dahulu cara terbaik untuk menjelaskan kepda keluarganya.
Lyra harus bisa ikhlas, menerima semua keputusan yang ia buat tanpa menaruh dendam kepada siapapun. Ia bersaha sekuat hati untuk tetap tersenyum dan baik-baik saja. Berusaha meyakinkan dirinya bahwa rencana Tuhan lebih baik, ia harus yakin bahwa apa yang akan menjadi miliknya tidak akan pernah jatuh untuk orang lain, bagaimanapun caranya.
"Udah lama nunggu?"
Suara bariton itu mengejutkan Lyra. Ditambah dengan sentuhan dibahu kirinya membuat Lyra sedikit tersentak. Gadis itu memperhatikan tangan yang berada di atas bahunya. Ia tidak mengenal tangan itu.
Lancang banget!
Secepatnya ia menepis tangan itu lalu menoleh. Cowok itu tersenyum lebar, membuat kesan konyol di mata Lyra, ini mengingatkannya dengan Bintang. Merasa asing dengan wajah yang ada dihadapannya Lyra sontak menggeser tubuhnya dan berdiri cepat.
"Sorry Kak, salah orang," ucapnya malas sambil menepuk-nepuk belakang rok nya.
Lyra melangkahkan kakinya, berniat untuk segera turun dari rooftop. Namun cowok yang juga sudah berdiri dibelakangnya tiba-tiba bersuara.
"Alyra Atmariani."
Detik itu juga segala pergerakan Lyra seolah terkunci. Ia mematung sambil mengingat kembali suara tadi. Kenapa dia bisa mengerti namanya?
Cowok itu tersenyum senang, dengan langkah santai ia mendekati gadis yang masih mematung. Ia mengambil posisi di depan Lyra, menatap gadis itu dengan senyuman manisnya.
"Sekala Auriga," ucapnya memperkenalkan diri sambil mengulurkan satu tangannya.
Lyra hanya menatap tangan besar itu. Ia masih belum loading, baginya ini terlalu cepat. Seorang cowok yang tiba-tiba datang dan mengetahui namanya, lalu sekarang ia mengajaknya berkenalan? Ini sangat sulit untuk Lyra cerna. Sebenarnya siapa dia? Lyra tidak bisa mengingatnya.
Menaydari tidak ada respon apapun, Sekala terkekeh kecil menatap tangannya yang masih terulur.
"Tangan gue nggak jelek-jelek amat," lirihnya menarik kembali tangannya.
Melihat Lyra yang masih mematung, lagi-lagi Sekala terkekeh kecil. Kali ini lebih meledek sih. Cowok berpenampilan urakan itu membungkukkan tubuhnya lalu memiringkan kepalanya, menatap Lyra dari bawah.
"Cewek cantik bisa cengo juga yah?" ujarnya membuat Lyra sontak tersadar.
"Apan sih," ketusnya langsung menyerongkan tubuhnya menghadap ke samping, menghindari tatapan cowok asing itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Wish [BACA SELAGI ON GOING]
Teen FictionFyi, garis besar dari cerita ini terinspirasi dari kisah nyata. Aku Alyra, sangat bahagia karena telah ada orang baik yang menulis cerita dengan garis besar yang diangkat dari kisahku. Terimakasih kepada kalian, nama-nama yang Tuhan izinkan masuk da...