Hi! Welcome di part 14!
How are u guys today?
Silahkan tandai typo yang kalian temukan. Baca dan rasakan dengan hati. Ramaikan kolom komentar di setiap paragraf dan klik tombol vote GRATIS di akhir halaman. Dukungan dari kalian sangat aku butuhkan, thank you:)
Happy reading,
***
Nina merangkul bahau Lyra, sementara Oliv berada di depan mereka sambil menggelayuti lengan Windy. Kini mereka tengah berjalan menyusuri tangga lantai dua untuk turun menuju parkiran mobil.
"Nih kita langsung aja?" tanya Nina di sela-sela perjalanan mereka.
"Iya dong," ujar Oliv masih menatap ke depan.
Lyra yang belum mengerti apapun hanya menyimak mereka dengan bingung.
"Mau ngapain sih?"
"Oh iya nih anak belom tau. Kasih paham, Liv," suruh Nina.
Oliv membalikkan tubuhnya, menjadi berjalan dengan posisi mundur.
"Jadi, tadi di kantin kita rencananya mau nongki-nongki di kafe biasa. Abis ini langsung," jelasnya membuat Lyra sontak menghentikan langkahnya.
Kedua temannya itu mengikuti, tak terkecuali Windy yang juga membalikkan tubuhnya.
"Why?" bingung Nina.
Lyra menjilat bibir bawahnya, mendadak ia gugup sendiri. Gadis itu menyengir kikuk lalu berdeham singkat.
"Kayaknya gue ... nggak ikut dulu deh. Sorry," ungkapnya membuat ketiga temannya itu mengerutkan dahi.
Lyra sontak memegangi perutnya sedikit membungkuk sambil meringis kecil. "Maag gue kayaknya kambuh."
Sontak saja ucapannya itu membuat teman-temannya menampilkan raut khawatir.
"Astaga, yaudah Liv lo anter Lyra dulu deh," titah Nina khawatir.
Oliv langsung merangkul pinggang Lyra, mengarahkan untuk berjalan perlahan.
Namun Lyra menggeleng. "Nggak, nggak usah. Kalian langsung ke kafe aja nggak apa-apa. Gue bisa naik angkot kok," ujarnya merasa tidak enak.
"Lo nggak usah sok kuat deh!" ketus Nina, "Liv, lo anter dia."
"Nggak ... nggak usah beneran. Gue..."
Bunyi ponsel terdengar dari saku rok Oliv. Gadis itu membukanya dan menempelkan dengan telinga.
"Hallo?"
"..."
Beberapa detik berikutnya raut khawatir langsung tergambar di wajah Oliv.
"Astaga, iya iya. Oliv kesitu sekarang."
Tut!
"Kenapa?" tanya gadis-gadis di sampingnya penasaran.
"Guys ... gue sorry banget. Gue nggak bisa nganter Lyra dan gue juga nggak bisa ikut nongkrong. Nyokap gue mendadak pusing dan gue harus susul ke klinik," jelasnya menggebu.
"Oh iya nggak apa-apa, gue bisa sendiri kok. Lo take care ya," ujar Lyra.
"Semoga nyokap lo baik-baik aja yah," ucap Nina yang langsung diangguki Oliv.
"Gue duluan."
***
Selesai shalat ashar Lyra langsung menghamburkan tubuhnya ke kasur. Memejamkan matanya untuk sekedar menghilangkan penat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Wish [BACA SELAGI ON GOING]
Roman pour AdolescentsFyi, garis besar dari cerita ini terinspirasi dari kisah nyata. Aku Alyra, sangat bahagia karena telah ada orang baik yang menulis cerita dengan garis besar yang diangkat dari kisahku. Terimakasih kepada kalian, nama-nama yang Tuhan izinkan masuk da...