03 - Terjebak

14 4 0
                                    

Welcome!
Random question :

1. Donat atau es cream?
2. Bakso atau mie ayam?

Di part ini bakalan bikin tegang, jadi siapkan mental kalian^^
Silahkan tandai typo yang kalian temukan. Jangan lupa vote dan ramein kolom komentar juga! Dengan begitu temen-temen udah bantu aku banget:)
Udah siap? Cuss baca!

Happy reading...

***

Tubuh Lyra menegang hebat. Gadis itu berdiri membungkuk, bersembunyi di balik pohon yang cukup besar, berada cukup jauh dari keributan itu. Ya, Lyra sudah sampai. Kini hal menyeramkan itu tergambar jelas di depan matanya. Sesekali gadis itu terbatuk. Dadanya terasa sedikit sesak, perut bagian bawahnya juga terasa nyeri. Lyra menutup mulutnya menggunakan sebelah tangan ketika melihat tubuh-tubuh tergeletak di aspal tanpa sadar. Keringat terus mengucur dari dahi dan pelipisnya, kini kepanikan tergambar jelas di  wajah putih kemerahan itu.

Kurang lebih lima menit Lyra sampai di sini. Matanya menatap ke depan, telihat banyak manusia berseragam khas SMA Armada—musuh dari sekolahnya. Ada juga yang mengenakan baju khas berandal, semua tengah saling beradu dengan liarnya. Batu-batu kecil hingga sedang terlihat seperti hujan. Beberapa senjata seperti balok, kayu, bambu, tongkat baseball dan senjata tajam lainnya juga terlihat sangat lihai mereka mainkan. Darah dan bercak kotor sudah terlukis pada baju yang mereka kenakan.

Lyra terus mengedarkan pandangannya ke segala arah. Mencari sosok yang ia khawatirkan. Namun, ia tidak menemukannya. Sudahlah, mungkin ini terlalu bodoh, lebih baik ia kembali sebelum terjadi hal yang tidak ia inginkan. Sebelum Lyra benar-benar berbalik, matanya justru terhenti pada sosok anak laki-laki mengenakan seragam merah-putih tengah menangis di balik gerobak yang sudah setengah hancur. Sontak tangan Lyra terangkat menutup mulutnya, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Posisi anak itu sangat berbahaya. Tapi Lyra akan lebih merasa bersalah lagi jika ia melihat anak itu terluka nantinya karena ia tak melakukan apapun.

"Astaga, gue harus gimana?"

Lyra mengedarkan pandangannya. Mencari sesuatu yang bisa membantunya. Sudut bibir Lyra terangkat ketika matanya menangkap sebuah helm tergeletak tak jauh darinya. Setidaknya itu bisa melindungi kepalanya ketika berjalan menyebrang untuk menghampiri anak itu, pikirnya.

Lyra sudah memakai helm hitam dengan kaca depan yang sudah pecah. Gadis itu masih berdiri di tempat. Menimang sekali lagi keputusannya dan mempertimbangkan resikonya. Gadis itu berkali-kali meneguk salivanya susah. Tubuhnya kembali bergetar. Ini seperti mimpi, untuk pertama kalinya Lyra melihat suasana tawuran yang ternyata sama menyeramkan dari yang biasa ia lihat di tv. Lyra semakin panik ketika melihat lebih banyak orang yang tergeletak di aspal. Ragu dan takut kembali menghampirinya. Ia tau, keputusannya adalah kesalahan besar.

Sekali lagi Lyra menarik napasnya panjang. Kedua tangan yang sudah berkeringat dingin itu terkepal kuat. Seolah tak memiliki rasa takut, Lyra berjalan bahkan berlari cepat menuju gerobak itu sebelum ada yang menyadari keberadaannya. Lyra tidak peduli dengan batu-batu yang beberapa kali menjatuhi helm dan tubuhnya. Lyra tahu apa yang sedang ia lakukan ini sama saja menaruhkan nyawanya. Namun ia jauh tidak punya hati jika tak bertindak sedikitpun. Ia sudah terlanjur masuk dan ia juga harus menyelesaikannya.

Untunglah Lyra sudah berada di depan anak itu tanpa ada siapapun yang menyerangnya. Lyra berjongkok berusaha melindungi tubuhnya di samping gerobak kayu itu.

Toxic Wish [BACA SELAGI ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang