02- Ceroboh

21 4 0
                                    

Welcome, jangan lupa bantu aku dengan baca, comment disetiap pargraf juga donasi votenya^^

Random question:

1. Satu lagu yang lagi sering didengerin?

2. Jam berapa kalian baca Toxic Wish?

Happy reading,

***

"Nggak usah gengsi. Akuin apa yang perlu diakui,"

- Gracia Windy Kalandra


Tin! Tin! Tin!

Bising klakson kendaraan yang saling bersautan memenuhi indra pendengaran Lyra dan ketiga temannya saat ini. Mata lebar milik Lyra terus menatap kedepan tanpa berkedip. Sesekali kepalanya ia munculkan lewat kaca mobil Windy yang setengah terbuka. Kedua tangannya tak bisa berhenti bergerak gusar. Menunjukkan kecemasan luar biasa yang melandanya.

Windy sedikit membungkukkan tubuhnya ke depan, menongolkan kepalanya di sela-sela bangku Nina sebagai pengemudi dan Lyra yang duduk di sebelah kirinya. Gadis itu melirik arlojinya.

"Udah hampir sepuluh menit kita kejebak macet. Lo yakin tetep mau nyusulin Bintang?" tanya Windy, gadis berambut lurus kecoklatan yang duduk di bangku belakang bersama Oliv.

Telinganya seolah tuli, Lyra masih terus menatap ke depan. Kini satu tangannya bergerak gusar menekan tombol klakson berulang kali. Yang ada di fikiranya sekarang adalah Bintang, ia takut akan terjadi suatu hal yang buruk. Mendadak Lyra menyesal selama ini selalu bersikap jutek, dan gengsi untuk sekedar mengakui perasaannya.

Nina melepaskan genggaman setirnya, menghempas pelan kepalanya ke belakang. "Fix! Kita telat, Ra. Tawurannya pasti udah mulai," ucapnya pasrah, sang pengemudi itu membuat kecemasan Lyra semakin bertambah.

"Lo semua sih, nggak ada yang mau dengerin gue tadi. Coba aja kita berangkat pas jam pelajaran terakhir. Masih ada harapan pasti. Jadi nggak seru kan," ujar Oliv santai, masih asik dengan ponselnya.

Windy mendecak kesal sambil menoyor kepala manusia di sebelahnya, "Itu namanya bolos Jamilah! Mana boleh?"

"Ra, lo yakin Bintang beneran ikut?" tanya Nina sambil menginjak gas sedikit-demi sedikit mengikuti mobil di depannya.

"Bukannya gue nggak percaya sama lo, tapi kan Bintang and the genk tercatat sebagai siswa yang bersih dari segala bentuk tindak kriminal. Senakal-nakalnya mereka, paling cuman berani bolos dan berantem yang wajar," lanjut Nina mengungkapkan pendapat.

"Nah iya bener. Lo udah coba hubungin dia?" tambah Windy.

"Udah, tapi nggak aktif. Kayaknya dia sengaja deh," desis Lyra sambil mencoba menghubungi Bintang untuk kesekian kalinya.

Windy memperhatikan gerakan Lyra, menunggu hasil.

"Ck. Nggak aktif." Lyra menurunkan ponselnya kesal.

"Sekhawatir itu lo sama Bintang?" Lyra dan Windy menatap Nina yang tengah tersenyum kecil. "Udah jatuh cinta sama dia?" tuding Nina membuat Lyra meneguk salivanya susah, di belakangnya Windy terkekeh.

"Jangan gengsi lagi napa, Ra? Akuin apa yang perlu diakui, sekarang nyesel kan lo."

Yak! Tepat sasaran. Kali ini Lyra kalah telak, ia tidak bisa mengelak. Ucapan teman-temannya memang benar. Baru saja beberapa menit Lyra mengakui hal itu dalam hati.

Toxic Wish [BACA SELAGI ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang