Hai Welcome di part 5!
Random question :
1. Biru atau Nila?
2. Aku atau Dia?
Azzeq
Silahkan tandai typo yang kalian temukan. jangan lupa donasi vote dan ramein kolom komentar di setiap paragraf! Dengan begitu temen-temen udah dapet pahala karena sangat membantu dan bikin Author seneng^^
Udah siap? Cuss baca!
Happy reading...
***
"Lyra!"
Suara nyaring itu langsung terdengar di telinga Lyra ketika dokter meninggalkan ruang UGD. Siapa lagi kalau bukan Oliv? Gadis itu tengah berlari sambil merentangkan kedua tangannya. Di belakangnya Windy dan Nina tengah berjalan dengan raut cemas yang kentara.
"Lyra! OMG! Lo nggak apa-apa kan?" heboh Oliv yang langsung memeluk tubuh kurus Lyra sangat kuat.
Lyra meringis sambil berusaha melepaskan pelukan mematikan itu. "Gue kenapa-napa karena lo kekencengan meluknya."
Oliv langsung melepaskan pelukannya. Memberikan cengiran tak berdosa kepada Lyra. "Namanya juga khawatir."
"Ra, gimana keadaan lo?" tanya Windy yang berdiri di sebelah kiri Lyra berjejer dengan Nina yang juga tengah menatapnya.
Lyra mengembangkan senyumnya. "Aman, Win. Luka dikit doang kok."
Ketiganya menghembuskan napas lega. Bagaimana tidak khawatir? Tadi Bintang hampir saja terlambat. Windy dan Oliv menyaksikan secara langsung bagaimana kejadian yang menimpa Lyra tadi.
Ketika Windy dan Oliv hendak menyusul Lyra mereka bertemu dengan anak kecil yang memakai helm tengah berteriak meminta tolong. Anak kecil itu menceritakan semuanya kepada Windy dan Oliv. Mendengar cerita singkat anak itu Windy langsung memberitahu Bintang dimana keberadaan Lyra.
"Nggak tau deh kalau Bintang telat tadi. Lo nggak--"
"Bintang!" pekik Lyra menghentikan ocehan Windy.
Mengingat kejadian tadi membuat Lyra merasa sangat bersalah. Ini semua karena kecerobohannya.
"Dimana Bintang? gimana keadaannya?" tanya Lyra.
Bagaimana bisa ia lupa dengan cowok itu? Ah, ya tadi Lyra sempat syok dan pingsan. Mengingat kali terakhir ia melihat keadaan Bintang membuat matanya memanas.
"Dimana Bintang, Nin?" Lyra mengguncang tangan Nina yang terlihat ragu-ragu ingin menjawab.
"Bintang ada di ruang rawat tapi--"
Tanpa menunggu kelanjutan ucapan Nina, Lyra lebih dulu turun dari brankar. Melawan rasa sakit yang menggerayangi lutut dan bahunya.
"Lyra!" cemas Oliv ketika tubuh Lyra terhuyung hingga menabrak tubuhnya.
Untung Oliv cekatan, sehingga Lyra tidak jadi terjatuh ke lantai. Windy dan Nina langsung berlari membantu Lyra untuk berdiri. Gadis itu masih sangat lemah.
"Anterin gue ketemu Bintang. Please..." Lyra menatap teman-temannya dengan tatapan memohon.
"Ra lo itu baru sadar! Nggak usah sok kuat deh. Lo harus perhatiin keadaan lo sendiri juga!" tajam Nina yang kini semakin khawatir dengan teman sebangkunya itu. Windy dan Oliv mengangguk setuju. "Bintang udah ditangani sama dokter tadi. Dia pasti nggak apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Wish [BACA SELAGI ON GOING]
Roman pour AdolescentsFyi, garis besar dari cerita ini terinspirasi dari kisah nyata. Aku Alyra, sangat bahagia karena telah ada orang baik yang menulis cerita dengan garis besar yang diangkat dari kisahku. Terimakasih kepada kalian, nama-nama yang Tuhan izinkan masuk da...