"Ekhem, sepertinya waktu kalian sudah habis. Boleh aku mengambil alih kakakku sekarang?" ujar Wei Yuan menginterupsi acara pelukan kakak tercintanya.
Wei Wu Xian secara perlahan melepaskan pelukan itu dan tersenyum manis menatap adiknya "ah iya kita harus pulang. A Yuan bantu aku" menyodorkan tangannya agar Wei Yuan dapat segera meraihnya. Dan benar saja, Wei Yuan langsung mendekat dan membantu kakaknya berdiri.
Lan Wangji juga ikut berdiri "Wei Ying" panggilnya setelah melihat Wei Yuan mulai menuntunnya keluar kamar tamu itu.
Wei Wu Xian berhenti sejenak "kau tahu kemana harus mencariku, Lan Zhan"
Lan Wangji menggeleng "aku hanya tahu tempat tinggalmu" jujur Lan Wangji dan membuat Wei Yuan mendelik tajam pada Lan Wangji.
Wei Wu Xian tersenyum sambil mengusap kepala Wei Yuan di sisinya "maka biarlah hatimu yang menuntunmu padaku" jawab Wei Wu Xian ringan.
Lan Wangji menghela nafas 'setidaknya berikan aku nomormu' sendunya dalam hati.
Wei Wu Xian, "aku tidak memiliki ponsel. Aku buta jadi tidak menggunakan itu apalagi ada A Yuan selalu disisiku menjadi membuatku semakin tidak memerlukannya sebelumnya"
"Sudahlah ge, ayo kita pulang, kelasku akan dimulai" sela Wei Yuan yang sudah tidak sabar dan langsung menuntun keluar kamar dan meninggalkan kediaman Lan menggunakan taxi secepat mungkin, meninggalkan Lan Wangji yang hanya dapat pasrah dengan posisinya sekarang.
Wei Wu Xian tertawa kecil "kau begitu sensitif hari ini, Yuan"
"Siapa yang tidak sensitif bila orang berharga miliknya akan segera dicuri oleh orang lain dan bahkan hanya dalam satu hari sudah mendapatkan seluruh atensi darimu. Aku tidak menyukainya" keluh Wei Yuan.
Wei Wu Xian menarik Wei Yuan agar masuk dalam pelukannya "adikku sudah remaja dan menjadi sangat protektif hm?"
Wei Yuan mendengus "ya aku protektif dan malah takdirmu adalah alpha yang posesif. Kau bisa membayangkan apa yang akan terjadi bukan ge?"
Wei Wu Xian tertawa "tentu saja dan aku tidak sabar menantikan itu"
Wei Yuan memeluk Wei Wu Xian erat "ge, aku hanya memilikimu, berjanjilah bahwa kau tidak akan pernah meninggalkanku sendirian"
"Aku bersumpah Yuan. Siapapun yang akan menjadi pasanganku, harus menerimamu juga dalam rumahnya, bila tidak, maka aku akan menolak, tidak terkecuali seorang Lan Wangji" tegas Wei Wu Xian sambil mengusap lembut kepala Wei Yuan.
Wei Yuan tersenyum puas "tapi ge, dia kan takdirmu, dia yang bisa melepas kutukanmu"
Wei Wu Xian, "aku lebih memilih tetap buta daripada harus meninggalkan keluargaku satu – satunya, kau itu adikku yang paling ku cintai, tidak ada yang bisa mengubah posisi itu. Ingatlah, darah itu lebih kental daripada air"
Wei Yuan mengangguk "terimakasih ge, sudah menjadi ayah, ibu, kakak, dan sahabat untukku. Aku bersyukur terlahir sebagai adik dari malaikat sepertimu ge"
"Dan ayah juga ibu, bersyukur memiliki kita sebagai anak – anaknya, begitupun aku yang begitu bersyukur memiliki kalian sebagai keluargaku. Kurang anugerah apalagi aku ini, kau begitu menyayangiku dan ayah ibu bahkan mengorbankan nyawa mereka untuk kehidupan kita" kekeh Wei Wu Xian dengan guratan kesedihan.
Wei Yuan memeluk Wei Wu Xian semakin erat "sudah, jangan bahas ayah ibu lagi. Cukup pikirkan aku saja" bukan Wei Yuan tidak merindukan orangtuanya, tentu saja dirinya rindu, namun dia tidak bisa melihat kakaknya terus bersedih ketika membahas orangtua mereka. Kakaknya selalu merasa bersalah karena tidak bisa melakukan apapun ketika mobil yang ditumpangi mereka kecelakaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/297523628-288-k586447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Eyes (WangXian FanFic)
FanfictionWei Wu Xian buta namun dirinya tidak sepenuhnya tidak dapat melihat. Walau buta, mata indahnya mampu membuat seorang tuan muda Lan kedua jatuh cinta padanya. *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji ...