Setelah melakukan jalan-jalan ria, ketiga bersaudara yang hanya dua saja kandung itu kelelahan. Wei Wu Xian bahkan terus menguap setiap beberapa menit sekali.
"Ge, segitu parahkah ngantukmu?" tanya Xue Yang yang sedang menggandeng Wei Wu Xian karena Wei Yuan sedang membayar pakaian-pakaian baru di kasir salah satu toko.
Wei Wu Xian menggeleng "menguap bukan berarti mengantuk saja, A Yang"
Xue Yang menautkan alis "lalu?"
"Bisa jadi otak kekurangan oksigen" jawab Wei Wu Xian
Xue Yang, "jadi sekarang ge ge menguap terus karena apa?"
"Ngantuk" jawab Wei Wu Xian ringan
Xue Yang, "..." 'apa bedanya dengan pertanyaanku diawal?' gerutu Xue Yang dalam hati.
Wei Wu Xian tertawa kecil "aku bisa mendengarmu"
Xue Yang memutar bola mata malas 'terserahlah'
Pembicaraan mereka terinterupsi dengan kehadiran Wei Yuan yang sudah selesai membayar "ge, tadi aku belanja banyak buat kita bertiga, saking tidak mampu ku bawa, ku minta mereka mengantarkannya ke rumah kita".
Xue Yang menjitak kepala Wei Yuan "dalam sehari kau dapat membuat W. Group bangkrut bila cara belanjamu bar-bar seperti itu".
"Aku tidak bar-bar, hanya membeli pakaian dan mobil, lagipula kan mulai lusa kita akan ke kantor jadi apa salahnya? Belanjaku bahkan tidak lebih mahal dari kau membeli property" bela Wei Yuan.
Xue Yang mendengus "property itu bahkan akan kita tinggali bersama"
Wei Yuan, "lalu apa bedanya aku beli pakaian dan mobil yang memang untuk kita bertiga? Kan sama saja!"
Sebelum Xue Yang sempat membalas kembali, gandengan tangannya dengan Wei Wu Xian mengerat karena Wei Wu Xian mencengkeram kuat diiringi langkahnya yang tiba-tiba berhenti.
"Ge?" tegur Xue Yang namun Wei Wu Xian hanya menunduk dan tidak bersuara, hanya rematan tangan yang semakin kencang bahkan membuat Xue Yang meringis.
Merasa ada yang salah, Wei Yuan sedikit membungkukan tubuhnya untuk melihat wajah kakaknya dan seketika matanya langsung membulat karena mata dan hidung Wei Wu Xian mengeluarkan darah "GE!" pekir Wei Yuan yang langsung menggoncang tubuh Wei Wu Xian.
Bukannya Wei Wu Xian sadar, justru dirinya langsung jatuh tidak sadarkan diri. Xue Yang langsung menggendong Wei Wu Xian "A Yuan siapkan mobil!" Xue Yang sedikit berlari karena merasa khawatir dengan Xian ge nya.
***
Lan Xichen, Lan Wangji dan Jiang Cheng sedang berkumpul di ruang kerja Lan Xichen, menikmati secangkir kopi hangat sembari membicarakan perihal bisnis.
Prang
Tangan Lan Wangji gemetar hingga membuat cangkir kopi ditangannya jatuh meluncur keras ke lantai marmer itu. Lan Xichen segera bangkit dari duduknya untuk memberikan sapu tangan pada tangan sang adik.
"Wangji, kenapa?" tanya Lan Xichen yang khawatir.
Jiang Cheng membantu menelpon sekretaris agar memanggil OB kantor.
Lan Wangji hanya terdiam seolah melamunkan sesuatu, Lan Xichen yang panik langsung menggoncang tubuh Lan Wangji "Wangji. Hei!"
Lan Wangji langsung tersentak dan kaget, saat netranya melihat ke marmer di kakinya, dirinya langsung mencoba menggapai cangkir pecah itu sebelum tangannya ditepis kecil oleh Jiang Cheng "jernihkan dulu pikiranmu. Ini biar aku yang urus".
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Eyes (WangXian FanFic)
FanfictionWei Wu Xian buta namun dirinya tidak sepenuhnya tidak dapat melihat. Walau buta, mata indahnya mampu membuat seorang tuan muda Lan kedua jatuh cinta padanya. *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji ...