Lan Wangji memeluk Wei Wu Xian erat, mengecup puncak kepalanya untuk menyampaikan betapa sayang dirinya pada omega kecil itu.
"Jangan berpikir buruk. Kalau kau tidak membunuh mereka, aku bisa membunuh mereka sekarang" jawab Lan Wangji tanpa keraguan "kau melakukan hal yang benar untuk melindungi diri, itu tidak salah Wei Ying"
Wei Wu Xian memejamkan mata, menikmati kenyamanan dalam dekapan Lan Wangji "kau tidak takut padaku Lan Zhan?"
Lan Wangji menggeleng "tidak"
"Sungguh? Kau tidak berbohong?" tanya Wei Wu Xian memastikan.
Lan Wangji mengangguk "kau tidak menakutkan"
"Tapi aku seperti monster" lirih Wei Wu Xian
Lan Wangji mengelus punggung Wei Wu Xian "tidak. Kau tidak melukai sembarang orang. Kau hanya melukai mereka karena memang berniat buruk. Tidak perlu berpikir yang bukan-bukan. ada aku disini. Kalaupun semua orang takut padamu, aku tidak"
Wei Wu Xian tertawa kecil "apa tuan muda Lan sudah mahir ber kosakata?"
Lan Wangji, "aku menjaga ucapan karena setiap kata yang keluar memiliki resiko. Tapi kurasa kepadamu aku tidak perlu melakukannya, toh kau dapat mengetahui jelas isi pikiranku"
"Ya, bagaimanapun aku lebih suka bila kau yang mengatakannya langsung. Setidaknya aku merasa dipercaya, diandalkan dan pastinya aku tidak merasa seperti pencuri yang mencuri dengar batasan privasimu" kekeh Wei Wu Xian.
Lan Wangji tersenyum kecil "kita akan menikah dan menjadi pasangan, tidak perlu ada yang disembunyikan, jadi apakah seluruh rahasiamu sudah kuketahui?"
Wei Wu Xian melepas pelukan Lan Wangji "percaya diri sekali anda tuan muda, memang kapan anda melamar saya dan akhirnya menyimpulkan kita akan menikah?"
"Ah jadi Wei Ying ingin dilamar, baiklah" polos Lan Wangji.
"Eish kapan aku mengatakan itu? Jangan sembarangan ambil kesimpulan" protes Wei Wu Xian.
Lan Wangji tertawa kecil "baiklah, singkirkan masalah itu dulu. Jadi, apakah ada hal lain yang masih belum kuketahui Wei Ying?"
Wei Wu Xian memberikan raut seolah berpikir "aku tidak tahu. Bagaimana bila kau melihatnya sendiri saja, ya secara garis besarnya"
Lan Wangji menautkan alis "apakah bisa?"
Wei Wu Xian tersenyum lebar dan mengangguk "kemarilah. Berbaringlah di sisi ranjangku, aku akan membuatmu tertidur dan kau dapat melihat segala kejadian penting yang telah kulalui. Hmm bakatku yang kucoba pertama kali saat direstoran kepadamu, ternyata tidak hanya suara melainkan cuplikan kejadian. Jadi apa kau ingin melihatnya?"
Lan Wangji perlahan membaringkan tubuhnya di sisi Wei Wu Xian, tangan Wei Wu Xian langsung terulur pada pipi Lan Wangji "aku akan membuatmu mengetahui siapa aku dan selama itu juga aku ingin melihat memori hidupmu, bukankah adil? Bagaimana menurutmu?"
Lan Wangji tersenyum kembali "tidak masalah. Ayo saling mengenal lebih dalam dan kupastikan perasaanku tidak berubah kepadamu Wei Ying"
"Aiyo selain banyak bicara sekarang tuan muda Lan juga mampu melawak dengan genre romansa" ledek Wei Wu Xian "sudah sudah. Sebaiknya kita mulai. Rileks an tubuhmu dan selamat tidur, selamat menyelami mimpi dimana kehidupanku berlangsung" ucap Wei Wu Xian yang seperti mantra tidur, Lan Wangji langsung tertidur, begitupula dengan Wei Wu Xian. Mereka sama-sama menyelami dunia mimpi dengan segala cuplikan masa lalu pasangannya masing-masing.
***
Pintu kamar rawat Wei Wu Xian di buka, menghadirkan sosok Jiang Cheng dan Lan Xichen yang langsung terkejut dengan pemandangan menggelitik di ranjang pasien. Kedua sejoli sedang tidur saling berhadapan dengan kening Wei Wu Xian yang menempel dengan kening Lan Wangji. Tangan Wei Wu Xian juga bertengger manis di pipi Lan Wangji. Jangan lupakan tangan Lan Wangji yang berada di pinggang Wei Wu Xian. Pemandangan yang sangat intin bagi yang melihatnya.
Jiang Cheng melirik Lan Xichen "apa dia sungguh adikmu, Huan?"
Lan Xichen masih menatap dalam sambil berusaha mencerna "fisiknya sih iya sayang tapi aku ragu juga. Apa jiwanya terguncang? Kesehatannya terganggu? Kenapa dia bisa jadi sedekat itu dengan seseorang, aku sampai merinding melihatnya"
Jiang Cheng memukul tangan Lan Xichen "bukankah mereka mate jadi mungkin ikatan itu yang merubah sikap adikmu"
Lan Xichen masih mengerutkan alis "kalau ikatan dapat merubah karakter lalu kenapa kau tidak pernah berubah jadi lembut sayang?" tanyanya polos dan langsung menyesal saat itu juga ketika melihat tanduk tak kasat mata di kepala Jiang Cheng.
"Hehe sayang aku hanya berkata terus terang, tapi bagaimanapun dirimu, aku selalu mencintaimu dan memujamu kok" ucap Lan Xichen berusaha merayu.
"Hentikan itu menggelikan. Sudahlah sebaiknya kita pergi darisini, mereka juga tidur, untuk apa kita disini" Jiang Cheng langsung membalik badan untuk pergi darisana, yang langsung di susul Lan Xichen.
***
Xue Yang baru saja pulang dari urusannya dan ketika pulang, Xue Yang tidak mendapatkan keberadaan alpha kecilnya, Wei Yuan.
"A Yuan?" panggil Xue Yang yang menggema di mansion itu.
Xue Yang mencoba bertanya pada semua pelayan yang diperkerjakan olehnya disana namun tak ada seorangpun yang tahu keberadaan Wei Yuan.
"A Yuan?" pekiknya lebih keras lagi namun nihil. Xue Yang mengikuti instingnya mendobrak kamar Wei Yuan, oh God kamar itu kosong. Lagi, Xue Yang berjalan masuk untuk mengecek toilet maupun walk in closet dan bingo , Wei Yuan pingsan di kamar mandi.
Xue Yang yang melihatnya langsung membantu adiknya itu berpakaian dengan benar dengan menggendongnya ke ranjang. Bukan hal aneh lagi melihat Wei Yuan pingsan.
Xue Yang hanya perlu menunggu Wei Yuan sadar dan bertanya, penglihatan apa yang didapatnya kali ini. Selagi menunggu, Xue Yang kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Setelah selesai semua, dirinya kembali ke kamar Wei Yuan dan mendapatinya sudah bangun.
"Jadi, apa kali ini?" tanya Xue Yang tanpa basa-basi.
Wei Yuan menoleh menatap Xue Yang dengan tatapan yang sulit diartikan "dia kembali" ucapnya datar.
Xue Yang langsung membeku dan mengusap wajahnya kasar "shit shit shit kenapa?"
Wei Yuan mengendikkan bahu "aku hanya melihat akhir bukan melihat proses apalagi awalnya"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Eyes (WangXian FanFic)
FanfictionWei Wu Xian buta namun dirinya tidak sepenuhnya tidak dapat melihat. Walau buta, mata indahnya mampu membuat seorang tuan muda Lan kedua jatuh cinta padanya. *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji ...