Setelah mendapatkan restu dan beralih membahas permasalahan mengenai penglihatan Wei Yuan, Lan Wangji memaksa Wei Wu Xian untuk tinggal bersamanya karena Wei Yuan dan Xue Yang harus mengurus sesuatu yang membuat keduanya tidak akan berada di kediaman Wei untuk beberapa waktu. Hingga diputuskan bahwa Lan Wangji lah yang tinggal di kediaman Wei untuk sementara karena Wei Yuan tidak ingin repot meretas CCTV di kediaman Lan Wangji.
"Lan Zhan, kau bisa menggunakan kamar tamu ini" ucap Wei Wu Xian sambil membukakan salah salah satu pintu paling ujung.
Lan Wangji mendengus tidak suka "kamar ini terlalu jauh dengan kamarmu, Wei Ying".
Wei Wu Xian terkekeh "kamar disebelahku itu milik A Yuan dan seberangku itu milik A Yang, mereka juga tidak mengijinkanmu menggunakan kamar mereka"
'Adik-adikmu pasti sengaja' gerutu Lan Wangji dalam hati membuat Wei Wu Xian tertawa kecil. Ya! Wei Wu Xian mengakui bahwa kedua adik over protective nya pasti sengaja menjauhkannya dari Lan Wangji.
"Bersabarlah, lagipula ini hanya masalah kamar, Lan Zhan. Hanya kita gunakan saat tidur. Sisa waktunya kan juga kita bersama" bujuk Wei Wu Xian karena tidak tega dengan aura mendung Lan Wangji.
Lan Wangji yang memberengut membuat Wei Wu Xian gemas sendiri sampai akhirnya mencubit kedua pipi Lan Wangji "berapa usiamu ini sampai kau bertingkah seperti A Yuan?" ledek Wei Wu Xian.
Menyadari jarak yang tipis, tangan Lan Wangji langsung terulur melingkar di pinggang ramping Wei Wu Xian "aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama" elak Lan Wangji.
"Dan kita sedang melakukannya, Lan Zhan" balas Wei Wu Xian yang kini mendongak menatap Lan Wangji. Lan Wangji pun membalas tatapan manik merah darah tersebut. Lagi dan lagi, mata indah itu membuatnya terus tenggelam. Dengan perlahan Lan Wangji mendekatkan wajahnya, dengan lembut mempertemukan bibirnya pada bibir sang pujaan hatinya.
Wei Wu Xian dapat mendengar dan melihat pikiran Lan Wangji yang kini terisi oleh dirinya bahkan ketika semakin dalam ciuman mereka, Wei Wu Xian dapat melihat pikiran liar Lan Wangji yang membuat jantung Wei Wu Xian berdegup kencang dengan tubuh yang semakin panas.
Lan Wangji yang tidak ingin melewati batas karena takut lepas kendali, dengan berat hati melepaskan bibirnya. Dengan nafas berat menempelkan keningnya pada kening Wei Wu Xian "kau tahu seberapa besar aku menahan diri, Wei Ying?" geramnya sedikit kesal karena perasaan gelora yang membuncah.
Wei Wu Xian yang masih mengatur nafas dengan wajah memerah, hanya mengangguk kecil "sangat tahu" seketika pikiran liar Lan Wangji yang tadi sempat dilihatnya, membuat wajahnya semakin memerah. Dengan cepat dirinya melarikan diri menuju kamarnya dan menguncinya, meninggalkan Lan Wangji yang menatapnya dengan senyuman kecil.
"Bukan hanya diriku yang menahan diri ternyata" gumam Lan Wangji senang dalam hatinya. Lan Wangji pun langsung memasukki kamarnya dan memutuskan segera mandi air dingin bagaimanapun dirinya masih seorang alpha dewasa yang matang.
***
Saat Wei Wu Xian baru saja hendak membuka pintu kamar mandi, dirinya menangkap suara yang berarti suara itu berasal dari kamarnya. Wei Wu Xian meyakini bahwa Lan Wangji bukanlah alpha lancang yang berani memasukki kamarnya dan seingatnya pun, dirinya jelas sudah mengunci pintu.
Dengan keputusan cepat, Wei Wu Xian kembali menyalakan shower dan dengan perlahan mendudukkan diri di area bathup untuk memisahkan roh dan tubuhnya. Wei Wu Xian langsung keluar untuk melihat situasi.
Sesuai dugaannya bahwa di kamarnya bukanlah Lan Wangji. Orang itu menggunakan masker hitam dan hoodie yang membuat Wei Wu Xian semakin kesulitan mengidentifikasi. Namun dapat Wei Wu Xian lihat, sosok itu terlihat mencari sesuatu yang didengar Wei Wu Xian semacam dokumen perusahaan?
Wei Wu Xian langsung menyimpulkan bahwa orang itu diutus oleh pesaing perusahaan namun anehnya bagaimana dirinya bisa masuk? Keamanan di kediamannya itu dijaga ketat oleh Xue Yang, lalu bagaimana bisa tikus ini lolos bahkan memasukki kamarnya? Kamarnya terletak dilantai paling atas dan sosok itu masuk melalui jendela? Senekad itu memanjatkah?
Karena merasa tidak mendapatkan apapun, sosok itu mendesah frustasi dan dengan cepat menaburkan sesuatu ke minuman Wei Wu Xian juga menyemrpotkan cairan ke bagian bantal. Wei Wu Xian menggeleng meremehkan. Siapapun dia, dia hanya seorang amatir. Itulah yang ada dipikiran Wei Wu Xian.
Sosok itu pun langsung buru-buru keluar dengan kembali melalui jendela yang setelah diperhatikan oleh Wei Wu Xian, ternyata ada tali disana. Wei Wu Xian cukup mengagumi kegesitan dan kecepatan sosok itu, kemampuannya terlihat seperti assassin bayangan namun terlalu kurang professional.
"Mungkin sedang masa percobaan" kekeh Wei Wu Xian yang kini bersiap kembali ke tubuhnya yang berada di kamar mandi. Dengan roh nya begini, Wei Wu Xian tidak dapat mengidentifikiasi cairan apa yang disemprotkan karena aroma penciumannya terlalu netral.
Setelah memasuki tubuhnya sendiri, Wei Wu Xian langsung mendekati ranjangnya sendiri, menatap fokus pada bantalnya. Seketika mata merahnya semakin memerah, menandakan bahwa sosok gelap dirinya ingin berkomunikasi.
Ya, sosok pembunuh kejam yang terus tertidur dan hanya terbangun ketika sang inang terancam.
"Racun" desisnya dengan sorot mata dingin. Bukan lagi sosok Wei Wu Xian yang lugu, yang terlihat kini hanyalah sosok Wei Wu Xian yang menyeringai seperti iblis.
"Ck! Racun tidak bisa membunuhku! Manusia bodoh! Kau pikir tikus sepertimu bisa bersembunyi? Ck Ck Ck, teruslah berpikir seperti itu sebelum aku mengantarmu pada pintu kematianmu" kekeh Wei Wu Xian.
Tok Tok Tok
"Wei Ying?"
Wei Wu Xian melirik sinis pada pintunya "apa kita harus menyapa calon suami?" gumamnya dalam senyuman miring.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Eyes (WangXian FanFic)
FanfictionWei Wu Xian buta namun dirinya tidak sepenuhnya tidak dapat melihat. Walau buta, mata indahnya mampu membuat seorang tuan muda Lan kedua jatuh cinta padanya. *** Nama karakter meminjam tokoh dari "The Grandmaster Of Demonic Cultivation" Lan Wangji ...