Part 8

5.8K 907 30
                                    

Jarak dari taman kota menuju perusahaan Gusu Lan Group sangatlah dekat. Dan bahkan kini keduanya sudah hampir sampai di perusahaan tersebut sebelum suara seseorang memanggil.

"Tuan Lan Wangji" sapa seorang wanita.

Wei Wu Xian ingat betul suara itu, sekretaris yang ditemuinya di restaurant, yang memikirkan hal vulgar dengan tubuh Lan Wangji.

Lan Wangji membalik badan "Wei Ying tunggu sebentar" tanpa melepaskan gandengan tangannya "ya?" jawab Lan Wangji pada perempuan itu.

Wei Wu Xian seketika dibuat kesal karena lagi – lagi wanita itu memikirkan hal vulgar. Astaga, ini di pinggir jalan, kenapa otaknya bisa semesum itu. Dengan jengah, Wei Wu Xian melepaskan gandengan tangannya dan memanjangkan tongkatnya sendiri.

Lan Wangji reflek menahan tangan Wei Wu Xian "kemana?"

Wei Wu Xian melepas tangan Lan Wangji pelan dan tersenyum "aku tunggu di lobby saja, terlalu panas disini"

Lan Wangji, "aku akan mengantarmu dulu"

Wei Wu Xian menggeleng "tidak perlu, aku bisa bertanya pada orang. Kau segera selesaikan urusanmu dengan wanita ini lalu susul aku ke lobby dengan cepat"

Lan Wangji menatap wanita itu "bisa bicara di lobby perusahaan saja?"

Wanita itu tersenyum namun di pikirannya kesal pada Wei Wu Xian "maaf tapi saya juga buru-buru, mobil saya diparkir disana, saya hanya ingin memberikan proposal pada tuan selagi kebetulan tuan disini"

Wei Wu Xian sudah dapat mengetahui dengan jelas maksud dan rencana dipikiran wanita itu, berpura-pura proposalnya ketinggalan di mobil lalu mengulur waktu agar Lan Wangji berlama-lama dengannya dengan alasan kerjasama perusahaan.

Ini terlalu memuakkan bagi Wei Wu Xian, maka Wei Wu Xian pun langsung melangkahkan kaki meninggalkan keduanya dimana Lan Wangji terus menatap punggung Wei Wu Xian yang berjalan menjauh. Lan Wangji ingin mengabaikan wanita ini tapi wanita ini adalah sekretaris dari sahabat sang paman. Terakhir kali dirinya sudah menolak kerjasama hingga pamannya sedikit marah padanya karena menganggap proposal temannya bagus. Setidaknya Lan Wangji ingin menghargai persahabatan pamannya itu dengan menerima proposal ini.

"Tuan, proposalnya tertinggal dimobil saya" wanita itu berpura – pura terus mengobrak abrik tasnya "mungkin tuan dapat menemani saya mengambilnya di mobil"

Lan Wangji yang ingin cepat mengangguki.

***

Wei Wu Xian sampai di gedung tinggi yang diarahkan pengguna jalan bahwa ini adalah perusahaan Lan. Dengan hati-hati Wei Wu Xian mendekat ke palang pintu dan langsung di bukakan oleh security yang sebenarnya menatapnya aneh.

'Apa ini pengemis? Perlu ku usir atau tidak ya? Tapi kalau bukan pengemis nanti tersinggung. Tapi untuk apa tunawisma sendirian kesini?' security itu bingung dalam pikirannya namun tetap membukakan pintu karena bila tidak, Wei Wu Xian bisa tertabrak pintu kaca.

Wei Wu Xian yang mendengar itu hanya tersenyum kecil "pak, bisa tolong antarkan saya ke resepsionis?" pinta Wei Wu Xian pada security tersebut.

"Ah baik, mari" ucap sang security sopan. Wei Wu Xian tidak terlalu memusingkan pikiran security itu karena itu hal normal saja terlebih ini perusahaan besar dan wajar bila pertanyaan seperti dirinya pengemis atau bukan itu keluar dilontarkan. Setidaknya security ini tetap menjaga sopan santunnya.

Sesampainya di resepsionis, Wei Wu Xian langsung mengucapkan terimakasih pada security itu.

Kembali lagi, Wei Wu Xian dapat mendengar pikiran negatif dari resepsionis yang menganggap dirinya ingin meminta sumbangan dan sedang memikirkan cara bagaimana mengusirnya secara halus.

Pretty Eyes (WangXian FanFic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang